Tahukah kamu, sampah terbanyak di Indonesia bukanlah sampah plastik? Menurut data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN), sampah terbanyak yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah sisa makanan (27,5 persen). Sedangkan sampah plastik menempati urutan terbanyak kedua (15,5 persen).

Tahukah kamu, walaupun sampah sisa makanan dapat dikategorikan sebagai sampah organik yang bisa terurai secara alami, jumlah sampah sisa makanan di Indonesia menyebabkan timbulan sampah yang sangat banyak? Timbulan sampah di Indonesia mencapai sebesar 78.156 ton sampah per hari atau 28,5 juta ton per tahun. Dengan jumlah ini, Indonesia termasuk negara penghasil sampah makanan terbanyak di dunia setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Apa sih yang membuat timbulan sampah makanan di Indonesia menjadi cukup besar? Contoh yang sering terjadi di antaranya seperti perilaku membuang makanan apabila sudah berganti hari walaupun makanan masih dalam kondisi baik.

Perilaku membuang makanan ini tidak saja dilakukan di dalam rumah. Makanan yang tidak habis makan di rumah makan atau restoran cenderung dibiarkan saja atau masih tabu untuk dibawa pulang.

Limbah tekstil

Selain timbulan sampah makanan, tahukah kamu, limbah tekstil di Indonesia telah setara dengan 12 persen limbah makanan, dan jumlah ini lebih banyak dari sampah plastik? Dipicu dengan munculnya fast fashion di mana industri garmen menghasilkan pakaian dalam jumlah banyak secara cepat dan dengan harga relatif lebih murah, orang dengan mudah berganti pakaian dan membuang pakaian lama. Kurang lebih seperempat orang Indonesia membuang lebih dari 10 pakaian dalam setahun.

Nah, tahukah kamu, dengan sebanyak timbulan sampah tersebut, Indonesia baru dapat mengelola timbulan sampah sebanyak 52 persen? Kemanakah sisa sampah yang tidak terkelola? Tumpukan sampah yang semakin besar dari waktu ke waktu sebagaian berakhir masuk laut dan mencemari kehidupan laut, sebagian lagi berakhir di “TPA dadakan”.

Masyarakat memanfaatkan lahan-lahan kosong, yang bahkan berada di dekat permukiman sebagai tempat membuang sampah kolektif. Tentu saja hal ini mengganggu kehidupan warga di sekitar, seperti masalah kesehatan, kenyamanan, kebersihan, bau tidak sedap, dan masalah polusi lainnya.

Belajar Less Waste Lifestyle Di FEB Soegijapranata Catholic University
DOK. SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY

3R

Tahukah kamu, kita juga dapat menjadi agen untuk pengelola atau meminimalkan timbulan sampah yang sudah cukup banyak di Indonesia? Konsep reduce, reuse, recycle (3R) yang sudah cukup kita kenal apabila diterapkan sebagai perilaku sehari-hari akan menjadi gaya hidup yang meminimalkan limbah/sampah.

Dalam dunia ekonomi, istilah ini dikenal dengan ekonomi sirkular. Sesuai dengan intensi untuk mengurangi limbah, kegiatan ekonomi harus direncanakan sedemikian rupa sehingga sumber yang digunakan dan sampah yang dihasilkan menjadi seminimal mungkin.

Intensi pengurangan limbah tidak saja melibatkan pelaku industri melainkan juga pelibatan pada konsumen. Sebagai konsumen, kita dapat menggunakan sebanyak mungkin bagian bahan makanan yang akan diolah untuk dimasak sebagai upaya mengurangi buangan sampah sisa makan.

Misalnya, untuk mengurangi buangan sayuran yang akan dimasak, wortel tidak perlu dikupas, brokoli atau kembang kol tidak hanya diambil bunganya tetapi juga bonggolnya. Pakaian yang dinilai sudah out-of-date disimpan untuk dipakai kembali bila tren fashion kembali lagi.

Sedangkan untuk reuse, pakaian ini bisa diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Atau bisa juga diproses kembali menjadi barang lain, seperti tas atau quilt. Ini berarti upaya memanfaatkan kembali (recycle) dilakukan.

Upaya meminimalkan timbulan sampah dari segala yang kita konsumsi sebagai bagian dari perilaku sehari-hari dapat menjadi gaya hidup yang meminimalkan limbah (less waste lifestyle).

Upaya penanganan masalah lingkungan

Tahukah kamu Soegijapranata Catholic University (SCU) konsen pada upaya penanganan permasalahan lingkungan? Untuk menggalakkan upaya meminimalkan timbulan sampah pada tingkat makro, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) SCU menyelenggarakan mata kuliah Manajemen Lingkungan Hidup Untuk Bisnis.

Pada mata kuliah tersebut mahasiswa dibekali konsep ekonomi sirkular dalam perusahaan atau bisa disebut sebagai konsep green business atau green management. Tidak hanya dilakukan secara mikro oleh orang-perorangan, lulusan Program Studi Manajemen SCU diharapkan mampu menerapkan green management dan green business saat bekerja di dunia industri.

Tidak hanya Program Studi Manajemen, SCU juga memiliki Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) yang secara khusus bicara tentang kelanggengan lingkungan hidup. Pada Program Studi S1 Rekayasa dan Infrastruktur Lingkungan (RIL) menawarkan juga program beasiswa bagi siswa-siswi yang memiliki minat pada pembangunan kota berbasis lingkungan hidup.

Menarik bukan? Tunggu apa lagi? Rasakan pengalaman belajar yang menyenangkan di Soegijapranata Catholic Soegijapranata (SCU) Semarang. Jangan lewatkan kesempatan ini.

Info kuliah dapat diakses di www.unika.ac.id (Marketing Communication of Soegijapranata Catholic University)

Baca juga: