Saat ini dibutuhkan pemahaman sejak dini khususnya mengenai cara menghindari dan melaporkan konten negatif. Kita sebagai pengguna media digital yang baik harus bisa membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif yang menghibur. Tidak semua konten edukatif selalu dibuat formal ataupun membosankan. Para influencer dan content creator harus menggali potensi dan kreativitas lebih untuk mengolah gagasan tersebut menjadi lebih menarik.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Paham Batasan di Dunia Tanpa Batas: Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 25 Agustus 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Novi Widyaningrum SIP MA (Peneliti Center for Population and Policy Studies UGM dan IAPA), Nurly Meilinda SIKom MIKom (Universitas Sriwijaya dan IAPA), Denik Iswardani Witarti PhD (Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur), Maureen Hitipeuw (Kaizen Room), dan Kevin Benedict (Putra Dirgantara Indonesia 2017) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Novi Widyaningrum menyampaikan bahwa internet merupakan fasilitas yang membuat kita bisa menggali lebih banyak informasi serta berinteraksi dengan yang lain. Komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya. Walau begitu, setiap batas geografis dan budaya juga memiliki batasan etika yang berbeda. Batasan ruang tersebut berbeda-beda pada tiap negara, daerah, dan bahkan generasi. Hal ini juga termasuk dalam bagaimana kita berekspresi diri.

“Sehingga, pengguna internet merupakan masyarakat yang multikultur, multiras, multikepercayaan. Dalam menggunakannya, kita sebagai pengguna media digital juga memiliki tanggung jawab digital, yaitu harus membuat orang lain di ruang digital menjadi nyaman. Hal tersebut meliputi, melindungi privasi dan data pribadi, menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, dan menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik,” jelasnya.

Kevin Benedict selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, literasi digital penting dalam berkreasi karena sebagai masyarakat digital kita harus lebih bijak dalam penggunaannya. Dengan adanya medsos, kita bebas untuk berkarya yang menunjukkan prestasi, bukan sensasi. Selain itu, hasil karya kita juga sebaiknya berguna sebagai personal branding dengan menunjukkan portofolio atas konten-konten atau aktivitas yang telah dilakukan.

“Sebagai seorang content creator di TikTok dan Instagram, kemajuan TIK tentunya membawa dampak positif. Lalu, ciptakan konten yang positif, dan jangan lupa selalu memilah-milih serta kritis dalam menyaring informasi dari hoaks dengan cek sumber informasi yang sudah terverifikasi, sehingga dapat berinternet secara bijak,” terangnya.

Salah satu peserta bernama Rio Li Budianto bertanya, “Adakah tips yang dapat diberikan untuk mengatasi penggunaan gadget berlebihan di masa pandemi yang mengharuskan kita tetap di rumah  dan mengalami kejenuhan sehingga melampiaskan kejenuhan di gadget?”

Novi Widyaningrum menjawab, dalam kondisi pandemi ini memang mudah menyerukan “jangan ketagihan gadget”, sementara saat ini ada keterbatasan dalam beraktivitas. Dalam menggunakan perangkat digital, pastikan anak-anak mengakses dan install aplikasi dan permainan yang cocok untuk usianya, sehingga tidak dapat menerima informasi yang mengandung hal-hal negatif dan sekaligus belajar dalam kecakapan perangkat.

“Batasi penggunaan waktu dalam perangkat, misal untuk mengalihkan perhatian atau menghibur mereka, ikutlah berinteraksi lebih intens dan bermain bersama mereka,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]