Menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mewujudkan bangsa yang terbebas dari pengaruh negatif bermedia sosial untuk mewujudkan generasi penerus yang baik?”, caranya cukup mudah; melakukan kegiatan literasi digital. Melalui literasi digital, kita dapat mengedukasi kepada orang-orang terdekat untuk selalu menggunakan media digital dengan baik agar tidak menimbulkan pengaruh negatif dalam bermedia sosial.
Misalnya, walau tidak bisa memaksa hak orang lain untuk menyukai dan menyetujui segala sesuatu yang sama dengan kita di ranah digital, kita dapat jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk tetap semangat membuat konten-konten yang lebih menarik dan positif dalam rangka mengurangi jumlah konten negatif yang beredar.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Etika Dunia Internet: Jarimu, Harimaumu”. Webinar yang digelar pada Selasa (10/8/2021) pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Samuel Berrit Olam (Founder & CEO PT Malline Teknologi Internasional), Kiai M. Jadul Maula (Penulis dan Budayawan), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Mia Angeline (Deputy Head of Communication Department Bina Nusantara University Jakarta), dan Ken Fahriza (Data Analyst & Model) selaku narasumber.
Kecakapan digital
Dalam pemaparannya, Kiai M. Jadul Maula menyampaikan, “Tanpa kecakapan yang benar dan bertanggung jawab, teknologi digital bisa menjadi faktor perusak bangsa dan karakter manusianya. Teknologi diciptakan untuk memudahkan, bukan untuk menyulitkan. Teknologi mempertemukan, bukan memisahkan. Teknologi untuk mendidik, bukan mencekik. Teknologi untuk kebenaran, bukan keonaran. Teknologi untuk kebaikan, bukan kerusuhan. Jaga kehormatanmu melalui jemarimu.”
Ken Fahriza selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, ia merupakan data analyst di sebuah perusahaan retail swasta dan juga merupakan seorang model di beberapa platform media sosial. Di masa pandemi ini ia sedang produktif sekali di rumah dan sedang aktif-aktifnya di media sosial. Menurutnya dampak positif internet banyak sekali karena penting untuk ilmu-ilmu dalam mempelajari data analysis. Walau begitu, adapun beberapa dampak negatif internet, maka dari itu kita sebagai pengguna media digital harus ikuti literasi digital untuk mencegah dampak-dampak negatif dalam bermedia sosial. Kita juga harus pandai dalam memilih berita dan informasi agar tidak menimbulkan hoaks.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Addin menanyakan, “Bagaimana cara agar jari dan pikiran kita selaras dalam bersosialisasi di media sosial supaya terhindar dari pelanggaran tentang UU ITE dan tidak bersinggungan juga dengan adab akan kearifan lokal kita?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Kiai M. Jadul Maula. “Para leluhur kita mengajari kita untuk setiap saat memulai sesuatu harus berawal dengan mensyukuri hidup. Kita juga harus bisa menjaga hukum dan keselarasan, serta semua harus diiringi dengan doa. Semua harus berawal dari kesadaran diri sendiri. Jangan emosional dalam menggunakan gadget dan bermedia sosial.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.