Masyarakat Indonesia yang majemuk ini merupakan gambaran tersempurna tentang budaya yang beragam jadi. Inilah yang disebut sebagai multikulturalisme; Bhinneka Tunggal Ika itu artinya berbeda-beda tetap satu jua itu merupakan sebuah gagasan-gagasan sekaligus realita dasar masyarakat Indonesia di dalam berbangsa, sehingga sangat penting untuk mengenali aspek multikulturalisme dan kebhinekaan. Kita harus mampu menghormati perbedaan dan keragaman dalam segala hal yang kita lakukan, termasuk berinteraksi di ruang digital.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Internet untuk Kampanye Bangga Budaya Indonesia”. Webinar yang digelar pada Selasa, 23 November 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. (Dosen HI UNS & IAPA), Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman), Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., M.A.P. (Dosen MAP Universitas Ngurah Rai & IAPA), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), dan Ronald Silitonga (Musisi) selaku narasumber.
Budaya Indonesia
Dalam pemaparannya, Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., M.A.P. menyampaikan, “Terdapat lima kompetensi literasi digital terkait isu budaya; memahami budaya di ruang digital, produksi budaya di ruang digital, distribusi budaya di ruang digital, partisipasi budaya di ruang digital, dan kolaborasi budaya di ruang digital. Pada ruang digital, media sangat berperan, dan perlu dipahami bahwa kebebasan setiap individu untuk menyajikan budaya di ruang digital tidak terhindarkan. Maka dalam ruang digital, budaya mendapatkan apresiasi. Nilai Bhinneka Tunggal Ika dan multikulturalisme bangsa Indonesia harus selalu menjadi acuan utama. Ketika mendiskusikan beragam perbedaan budaya, sifat terbuka dan saling menerima adalah kunci utama agar budaya Indonesia tetap terjaga.”
Ronald Silitonga selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, kita harus menumbuhkan kembali rasa cinta kita terhadap Indonesia melalui apa yang produksi, seperti film dan musik dalam negeri. Jangan hanya fokus dengan karya orang luar negeri, tetapi karena kita juga memiliki PR untuk tidak mau kalah dengan mereka. Harus kita sadari bahwa arus informasi di era digital ini harusnya bisa memperalat kita dengan pengetahuan dan wawasan lebih; jangan sampai kita hanya bisa membanding-bandingkan tanpa menghasilkan karya yang bagus. Kita bisa lihat saja contohnya dari Tokopedia sebagai salah satu produk dalam negeri yang berhasil.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Lusiana Laras menyampaikan pertanyaan, “Dengan adanya internet kita lebih mudah untuk mengkampanyekan nilai-nilai budaya yang ada sejak lahir di negara kita, tetapi seiring berjalannya waktu pasti banyak kendala yang dialami. Hal apa yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya di ruang digital, selain dengan mempromosikan karya-karya budaya yang inovatif, dan bagaimana cara agar tetap konsisten mengkampanyekan budaya dengan kemampuan kita?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. “Ada tiga hal yang bisa dilakukan, yaitu menerapkan prinsip edukasi kemudian persuasi, dan habituasi. Edukasi adalah bagaimana kita kemudian memberikan pemahaman dan pengetahuan; menceritakan apa yang telah kita belajar. Misalnya mengenai budaya daerah kita sendiri, kita jelaskan, kemudian kita ajak orang untuk ikut nonton dan ketahui lebih dalam mengenainya.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.