Harga terus merangkak naik, uang muka pun kian tinggi. Peningkatan penghasilan per tahun pun tidak sebanding dengan kenaikan harga properti. Itu sebabnya, memiliki rumah kerap terasa jauh panggang dari api bagi generasi muda yang tengah merintis hidup mandiri.
Ya, harga rumah yang semakin tak terjangkau itulah yang menjadi penyebab generasi milenial dewasa ini tidak menjadikan memiliki properti sebagai tujuan utama dalam hidup. Bukan karena tidak mau, melainkan belum mampu. Pendapat ini pun menangkal berbagai asumsi yang sebelumnya berkembang, bahwa kaum milenial dewasa ini tidak lagi menempatkan properti sebagai kebutuhan primer.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada 2017 diproyeksikan mencapai 261,89 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 32,6 persen atau 85 juta di antaranya adalah generasi milenial. Bukanlah mengherankan jika berbagai industri kini beramai-ramai membidik generasi milenial, termasuk industri properti.
Tidak melulu menyodorkan hunian vertikal, industri properti pun kian inovatif dalam menghadirkan konsep hunian ideal. Dengan desain rumah tapak yang selaras gaya hidup aktif, mendukung mobilitas, dan memberi kenyamanan ekstra. Dari segi pembiayaan juga muncul beragam pola yang memberi kemudahan dan keringanan bagi pasangan muda dan keluarga baru. Para pengembang menjawabnya melalui serangkaian inovasi.
Inovasi pola pembiayaan
Skema pembiayaan yang kian variatif, baik dari pihak perbankan maupun pengembang, menjadi salah satu kunci untuk mendorong pasar properti. Sinar Mas Land bahkan menyediakan beberapa skema sekaligus, yang bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan calon pembeli. Skema pembelian ini bisa disimak lewat program Easy Deal, yang berlangsung selama April–Juli 2018.
Lewat program ini, pembeli dapat membayar uang muka sebesar 5 persen, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia terutama untuk fasilitas pembiayaan KPR/KPA. Pembayaran uang muka ini pun dapat dicicil hingga lima kali. Menariknya lagi, pembeli juga mendapatkan subsidi uang muka dari Sinar Mas Land untuk pembayaran kepada pihak perbankan.
Besaran subsidi berbeda-beda, sesuai dengan waktu transaksi dilakukan. Jika melakukan transaksi pada April, pembeli dapat memperoleh subsidi uang muka hingga 10 persen. Jika melakukan transaksi pada Mei dan Juni, pembeli bisa memperoleh subsidi hingga 8 persen. Sementara jika melakukannya pada Juli, pembeli akan mendapatkan subsidi hingga 5 persen.
Tersedia pula alternatif pembayaran lain dengan potongan harga (direct discount) dan dapat dicicil 12 kali. Besaran diskon setiap bulannya juga berbeda. Pada bulan April, pembeli bisa memperoleh direct discount hingga 20 persen. Sementara pada Mei dan Juni bisa memperoleh hingga 15 persen. Dan, pada Juli, direct discount yang diberikan mencapai 10 persen.
Semua proyek unggulan Sinar Mas Land yang mengikuti program Easy Deal, yaitu BSD City, Kota Wisata, Legenda Wisata, Banjar Wijaya, Casa de Parco, Nava Park, Grand Wisata, Taman Permata Buana, Aerium, The Elements, Akasa, Southgate, The Zora, Deltamas, Klaska Residence, Wisata Bukit Mas Surabaya, Grand City Balikpapan, Nuvasa Bay Batam, dan masih banyak lagi. Hal ini memudahkan calon pembeli untuk memilah unit yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Calon pembeli juga dimudahkan untuk memilih pihak perbankan. Program Easy Deal ini juga didukung oleh 12 bank terkemuka di Indonesia yaitu, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Central Asia, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, Bank Maybank Indonesia Tbk,
PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Panin Tbk, dan PT Bank Commonwealth.
Program Easy Deal ini pun bisa diikuti baik pembelian properti melalui agen, saat di pameran Sinar Mas Land Expo Easy Deal atau langsung menuju marketing gallery seluruh proyek Sinar Mas Land. Diharapkan, program yang berlangsung selama 4 bulan ini dapat mendongkrak penjualan hingga Rp 2,5 triliun untuk seluruh proyek secara nasional. [ADT]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 16 April 2018