“Saya tahu tahun depan Indonesia akan menyambut Pemilu Serentak. Saya juga tahu selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, saya juga akan memilih anggota legislatif. Kalau untuk urusan memilih Presiden dan wakilnya, saya sudah punya pilihan. Namun, untuk anggota legislatif, saya masih bingung. Hal ini yang kadang membuat saya ragu apakah nanti akan ikut memilih di Pemilu Serentak 2019 atau tidak.”
Hal tersebut disampaikan Nofan (24), seorang pegawai swasta di Jakarta. Nofan adalah satu dari sekian banyak generasi muda yang masih bimbang akan ikut memilih atau tidak pada pemilu mendatang.
Hal ini dirasakan juga oleh Ditha (26), seorang pengusaha kuliner di Depok. Pada Pemilu sebelumnya, Ditha mengaku tak ikut menyumbangkan suaranya. Selain disibukkan urusan bisnisnya, Ditha mengaku tak kenal dengan calon-calon pemimpin yang akan dipilihnya.
“Memilih pemimpin hanya melihat berdasarkan fotonya di surat suara itu saya rasa kurang etis ya. Saya ingin tahu lebih lanjut tentang program yang akan mereka tawarkan. Informasi seperti ini minim saya jumpai pada edisi pemilu yang lalu-lalu,” ujar Ditha.
Informasi lengkap
Pada Pemilu Serentak 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menyiapkan informasi yang lengkap. Berbagai informasi mulai dari daftar pasangan presiden dan calon presiden berikut visi misinya hingga daftar calon tetap anggota DPD RI Pemilu Tahun 2019 ada di situs infopemilu.kpu.go.id. Tentunya selain melihat di situs resmi KPU sebagai lembaga resmi penyelenggara Pemilu Serentak 2019, para pemilih milenials dapat juga melihat rekam jejak para kandidat melalui media sosial atau mencari tahu lewat situs mesin pencari yang populer. Kita bisa melihat apakah si kandidat atau calon pernah terlibat atau terindikasi terkena kasus atau masalah hukum di masa lalu.
Ivan (25 tahun), seorang karyawan swasta di Jakarta mengaku kini lebih tertarik ikut pemilu karena mudah mendapatkan informasi yang jelas. “Selain mendapatkan informasi dan rekam jejak para calon legislative melalui situs web KPU di www.infopemilu.kpu.go.id, saya juga bisa melihat rekam jejak para calon pemimpin dari situs web http://www.jariungu.com.”
Dari rekam jejak para kandidat atau calon tersebut, pemilih muda dapat melihat prestasi dan juga hal-hal yang pernah dikerjakan di masa lalu. Jangan ragu untuk memberikan suara untuk kandidat atau calon yang diyakini dapat memperjuangkan kebijakan atau peraturan yang lebih baik bagi orang muda/milenials atau bagi orang-orang yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Pilih dan berikan suara bagi para kandidat yang bersih rekam jejaknya. Isilah lembaga legislatif tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan orang-orang yang ‘bersih’ dari kasus hukum dan memiliki prestasi serta nilai-nilai kemanusiaan yang baik.
14 juta orang
Mudahnya informasi seputar Pemilu Serentak 2019 tentu membuat generasi muda terpacu ikut serta menyumbangkan suaranya di pemilihan nanti. Apalagi mengingat jumlah pemilih pemula dan muda pada Pemilu 2019 diprediksi akan mencapai kisaran 14 juta orang. Angka yang besar tersebut tentu akan berpengaruh terhadap hasil dari Pemilu Serentak 2019. Oleh sebab itu, para pemilih muda diharapkan #IkutPemilu2019.
Mengutip dari laman Kontan.id, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni mengatakan, pemilih muda memang lebih dari 50 persen. Jika dikategorisasi hingga usia 35 tahun, jumlahnya mencapai 79 juta. Namun, jika sampai 40 tahun, jumlahnya mencapai 100 juta.
Titi menjelaskan, kelompok milenial ini memiliki adaptasi politik yang agak berbeda dengan kelompok umur yang lebih tua. Mereka lebih dinamis dan cepat berubah persepsi politiknya, terutama sangat terpengaruh oleh lingkungan. Menurut Titi, jika para pemilih pemula dan milenial ini dikelola dengan baik, ini bisa menjadi penentu kemenangan.
Dalam Pemilu Serentak 2019, partai politik harus bekerja keras untuk meyakinkan kelompok pemilih tidak loyal (swing voters) yang jumlahnya ditaksir mencapai 40 persen dari total pemilih yang ada.
Swing voters
Nugroho (26 tahun), salah seorang pegawai swasta di Jakarta mengaku kerap menjadi swing voters. “Saya biasanya memilih pemimpin berdasarkan rekam jejaknya. Jika seorang pemimpin terbukti mencoreng rekam jejaknya, saya tak akan memilih dia lagi. Namun, saya pastikan saya akan ikut serta di setiap edisi pemilu,” ujar Nugroho.
Lain halnya dengan Dian (22 tahun), seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Depok. Tahun ini, Dian mengaku ingin berkontribusi memilih pemimpin. “Anak muda seperti saya sekarang begitu mudah mendapatkan informasi. Bisa dari koran, TV, situs web, atau media sosial. Melalui chanel-chanel tersebut, saya sudah memiliki keyakinan akan memilih pemimpin yang mana,” ujar Dian.
Selain memiliki angka pemilih yang cukup besar, pemilih muda juga bisa ikut terlibat dalam sejarah demokrasi pemilu di Indonesia. Melalui pilihan mereka, nasib dan masa depan Indonesia akan ditentukan pada 5 tahun mendatang. Satu suara dari mereka tentu sangat berharga dan dapat menentukan pilihan Indonesia ke depan.
Demokrasi
Selain itu, keterlibatan pemilih muda dalam proses Pemilu Serentak mendatang juga akan menjadi sebuah pembelajaran proses demokrasi. Apalagi para pemilih muda akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia di masa depan. Mereka yang akan menjadi calon-calon pemimpin nasional baik di lembaga legislatif maupuan eksekutif. Melalui Pemilu Serentak 2019 ini, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam menentukan arah masa depan negara ini.
KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu Serentak 2019, terus mendorong pemilih muda untuk memberikan suara pada pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Karena semakin tinggi tingkat partisipasi warga negara Indonesia yang memberikan suaranya pada tanggal 17 April mendatang, maka semakin berdaulatlah warga negara Indonesia dalam menentukan nasibnya sendiri pada 5 tahun ke depan. Jangan biarkan orang lain yang memilih untuk anda, para pemilih muda. Para pemilih muda yang harus mengendalikan arah masa depan negara, dan inilah saatnya untuk ikut mengambil kendali.
Dengan ikut serta di Pemilu Serentak 2019, para kaum muda akan menjadi role model bagi generasi berikutnya dalam proses demokrasi politik. Oleh sebab itu, yuk #IkutPemilu2019 agar #PemilihBerdaulatNegaraKuat. [INO]