Saat ini kita sedang merasakan terjadinya inovasi di bidang pendidikan dan pembelajaran. Hal ini tidak hanya berdampak pada peserta didik, tetapi juga pihak pengajar.

Kini seorang pengajar atau pendidik harus melek teknologi terlebih dulu agar tidak tertinggal jauh dari arus revolusi digital yang sedang terjadi, dan agar tidak tertinggal dari peserta didiknya pula. Selain kecakapan dalam mengoperasikan berbagai gawai dan aplikasi digital, salah satu hal yang penting ditanamkan dalam pembelajaran masa kini tetapi seringkali dipandang sebelah mata adalah penanaman karakter yang baik.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 12 Agustus 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Pradna Paramita (Founder Bombat Media), Athif Thitah Amithuhu (Media Sastra Online Ceritasantri.id), Aqiq Muttaqin SPdGr (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Guru PPKn SMP Labschool Cibubur), Dr Lina Miftahul Jannah MSi (Dosen Universitas Indonesia dan Pengurus DPP IAPA), dan Fadhil Achyari (2nd Runner Up The New L-Men of The Year 2020) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Athif Thitah Amithuhu menyampaikan, terkait etika digital ada yang disebut sebagai netiket yang artinya tata krama di ruang digital atau menggunakan internet. Baik pengajar maupun peserta didik harus memahaminya agar dapat menjalankan proses belajar-mengajar dengan lancar.

“Ada 4 prinsip beretika digital yang harus diimplementasikan, yaitu kesadaran (memiliki tujuan dan sadar menggunakan sosial media atau sadar mencari informasi di internet), integritas (kejujuran, hati-hati, dan selalu mewaspadai tindak pelanggaran seperti memanipulasi data, berita, dan sebagainya), kebajikan (hal-hal yang berkaitan dengan kebermanfaatan seperti memberikan informasi yang berguna, pun dengan menerima informasi tersebut), dan tanggung jawab (berkaitan dengan dampak dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan internet itu sendiri),” jelasnya.

Fadhil Achyari selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ia berusaha untuk meng-influence teman-teman melalui media sosial dengan berbagi topik mengenai cara hidup sehat dan lebih produktif dengan hal-hal yang bisa dilakukan setiap hari. Menurutnya, dampak positif teknologi informasi yang ada, apalagi jika berbicara soal digitalisasi, pastinya sangat berkaitan dengan mudahnya akses informasi yang beredar.

Selain itu, kata Fadhil, untuk dunia pendidikan baik bagi para pengajar maupun peserta didik, bisa sangat terbantu dengan adanya teknologi digital. Ia membayangkan bila pandemi ini terjadi pada 2010 ke bawah, masyarakat pasti akan sangat susah untuk bisa berkembang seperti sekarang, melihat pemanfaatan teknologi tidak semasif sekarang, begitupun dengan internet.

Salah satu peserta bernama Diajeng Putri Prasetyo berpendapat, di masa pandemi ini literasi digital memudahkan para siswa ataupun mahasiswa mengakses e-book hingga e-journal. Dari kebiasaan yang serba-instan inilah terkadang siswa ataupun mahasiswa memiliki ketergantungan terhadap perangkat elektronik hingga berdampak pada kemalasan dalam membaca jurnal ataupun buku yang berupa kertas.

“Pertanyaan saya, bagaimana cara menanggulangi dampak dari kecenderungan terhadap perangkat elektronik tersebut?” tanyanya.

Pradna Paramita menjawab, saat ini teknologi informasi adalah sebuah alat. Jadi, ketika alat itu bisa membantu kita termasuk mencari dan membaca jurnal-jurnal ilmiah itu tidak apa-apa. Perlu diingat bahwa anak-anak zaman sekarang sudah adaptif, sehingga ketika tidak menemukan apa yang dicari tentunya mereka akan mencari ke tempat lain.

“Jadi sebetulnya hal tersebut tidak masalah, atau bisa juga terapkan by system untuk anak didik membaca jurnal tersebut secara teks,” imbuhnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]