Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. 

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Membangun Karakter dan Kecerdasan Anak di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 11 November 2021 di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. 

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Mathori Brilyan (Art Enthusiasm, Actor), Mario Antonius Birowo (Staf Pengajar Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Leviane JH Lotulung (Dosen Fisipol Universitas Sam Ratulangi, Japelidi), dan Misbachul Munir (Entrepreneur dan Fasilitator UMKM Desa).

Mathori Brilyan membuka webinar dengan mengatakan, internet menjadi media penghubung, bagi apa saja. “Hampir seluruh kegiatan kita saat ini, menggunakan internet sebagai penghubung untuk mempertemukan manusia dengan segala kebutuhannya. Menjalin komunikasi, mencari informasi, memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, hingga saling menyajikan eksistensi diri.”

Menurutnya, dunia digital berhubungan erat dengan pertumbuhan karakter dan budi pekerti pada anak. Menghadapi berbagai tantangan di era digital, mesti kita hadapi secara serentak dari berbagai pihak. 

Menjadi penting adanya kerja sama antara orangtua, guru, sekolah, serta masyarakat untuk saling peduli terhadap generasi anak kita. Ada 5 pokok kunci internet sebagai media penghubung bagi pertumbuhan karakter dan kecerdasan anak di era digital.

Pertama, hubungan orang tua dengan anak, hubungan anak (murid) dengan guru (guru wajib kuasai fitur aplikasi berbasis edukasi), hubungan anak dengan lingkungannya, hubungan anak dengan masa bermainnya dan hubungan anak dengan masa depannya.

Mario Antonius mengatakan, rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif. Konten negatif merupakan konten yang berpotensi mengurangi kualitas hidup pengguna media digital. 

“Cara kita menggunakan teknologi bisa mempengaruhi nasib kita atau nasib orang lain. Namun jika kita pengguna yang bijak, maka teknologi bisa membantu kesejahteraan manusia,” ujarnya.

Misbachul Munir turut menjelaskan, keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital dapat dilakukan secara aman dan nyaman. Kunci aman dan nyaman berada di ruang internet yakni mengerti platform, mengerti penggunaanya, mengerti sisi hukum, menggunakan akal sehat.

“Mitigasi keamanan dengan mengutamakan nilai moral dan aturan dalam berinteraksi. Saling menghormati membentuk lingkungan yang mendukung agar setiap orang merasa percaya diri dan dihargai. Aman, nyaman, dan saling melindungi. Adapun interaksi yang ada adalah interaksi mengedepankan nilai moral, kemanusiaan yang positif dan bermakna,” paparnya.

Dalam sesi KOL, Gina Sinaga mengatakan, kalau parenting itu nomor satu pengaruh paling besar yang diterima anak-anak karena apa-apa observing karena apa yang orang tua lakukan anak pasti ngikutin.

“Maka pentingnya literasi digital sangat penting untuk tumbuh kembang anak-anak. Support sistem mulai dari keluarga dan juga teman jadi harus bener- bener nyaman karena kita tidak bisa mengharapkan satu orang untuk melengkapi semua,” pesannya.

Salah satu peserta bernama Johan menanyakan, bagaimana cara kita menyikapi teknologi digital yang semakin membentuk dan mempengaruhi pola interaksi yang semula personal menjadi impersonal?

“Kaitannya dengan hal-hal yang negatif kepada anak-anak kita remaja, kita jadi mungkin kita harus proporsional. Bagaimana bisa memberikan motivasi yang baik seperti beri anjuran yang baru yang berkaitan dengan teknologi. Lalu untuk perilaku ya tahapannya kita mengupgrade sikap kemanusian kita tampakan, cinta kasi, baik itu dirumah,” jawab Misbachul. 

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]