Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. 

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Pentingnya Literasi Digital untuk Internet yang Positif dan Sehat”. Webinar yang digelar pada Kamis, 11 November 2021 di Kabupaten Lebak, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. 

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Adhi Wibowo (Praktisi Pendidikan), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan, IAPA), Diana Balienda (Founder DND Culinery), dan Samuel Berrit Olam (Founder dan CEO PT Malline Teknologi Internasional).

Adhi Wibowo membuka webinar dengan mengatakan, dalam menggunakan media digital diperlukan literasi digital. “Literasi digital secara sederhana diartikan sebagai keterampilan dan kecakapan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai tipe format sumber-sumber informasi yang lebih luas, dan mampu ditampilkan melalui perangkat komputer.” 

Dengan memiliki kecakapan literasi digital, masyarakat dapat memproses berbagai informasi, memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. 

Selain itu juga diperlukan digital skill, yang merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital. Kecakapan ini dibutuhkan dalam rangka memudahkan proses pembelajaran. 

Eva Yayu Rahayu menambahkan, digitalisasi telah merevolusi sendi-sendi kehidupan manusia. Generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan dan berpikir agresif. Literasi digital merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. 

“Literasi media merupakan kemampuan mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya,” katanya.

Sementara literasi teknologi merupakan kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkaan teknologi. 

Pengguna internet perlu bijak dalam menggunakan fitur aplikasi internet untuk meningkatkan kualitas nilai dan budaya. Selektif pada pemilihan aplikasi, informasi dan dalil-dalil tentang budaya. Jadikan belajar budaya di internet untuk meningkatkan wawasan dan sebagai pelengkap cara efektif belajar bukan menjadikan fanatik pada budaya luar negeri.

Diana Balienda turut menjelaskan, teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan-kemajuan teknologi yang ada menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital. 

“Diperlukan etika digital yang merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Etika dalam komunikasi di ruang digital yakni menggunakan kata-kata yang layak dan sopan, waspada dalam menyebarkan informasi yang berkaitan dengan SARA.

Sebagai pembicara terakhir, Samuel Berrit mengatakan, data pribadi adalah setiap data tentang seseorang, baik yang teridentifikasi atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik atau non-elektronik.

“Data pribadi, yang juga dikenal sebagai informasi pribadi atau informasi pengenal pribadi, adalah informasi apa pun yang terkait dengan orang yang dapat diidentifikasi,” ungkapnya.

Maka, jangan asal klik link yang diterima, pastikan keamanan website yang diakses, gunakan browser versi terbaru, waspada ketika diminta data pribadi, cek akun online anda secara rutin, gunakan twofactor authentication dan lakukan pindai malware secara berkala, gunakan webcam seperlunya.

Dalam sesi KOL, Sheila Siregar mengatakan, semua informasi yang sangat bermanfaat untuk semakin membekali buat kita bisa hidup di era digital ini, dengan perkembangan teknologi kemudian ada derasnya arus informasi. 

“Begitu juga ada konsekuensi atau dampak dari perkembangan teknologi yang terjadi begitu cepat berubah setiap hari setiap detik setiap saat. Konsekuensi yang perlu kita lakukan adalah memperlengkapi diri kita dengan kita sudah belajar sama-sama,” pesannya.

Salah satu peserta bernama Nadia menanyakan, bagaimana kita bisa tetap berinternet secara sehat supaya memiliki digital skill namun terhindar dari bahaya buruk penggunaan internet?

“Dari pengaruh buruk internet, banyak cara yang bisa kita lakukan dengan kita mengikuti forum seperti ini kita bisa belajar dari pilar-pilar. Memilih dan memilah konten-konten yang baik dan bermanfaat dan mana konten yang tidak perlu kita ikuti tidak perlu kita baca kita harus sudah bisa menyaring konten,” jawab  Adhi. 

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]