Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Literasi Digital: Bangun Masyarakat Digital Berbudaya Indonesia”. Webinar yang digelar pada Senin, 13 September 2021 di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Yusuf Mars (Pemred PadasukaTV, Dir Eksekutif ITF), Teguh Setiawan (wartawan senior), Wulan Furie MIKom (praktisi dan Dosen Manajemen Komunikasi Institut STIAMI), dan Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini).

Yusuf Mars membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa masalah pada sosial media. “Yakni sikap intoleran yang mulai marak, cikal-bakal pemahaman radikal, dan memicu konflik,” tuturnya. Salah satu tantangan masyarakat pada masa saat ini adalah dengan kemampuannya untuk mencerna informasi, yang masuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya.

Teguh Setiawan menambahkan, sebuah survei mengatakan bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Hoaks dan penipuan naik 13 poin ke angka 47 persen, ujaran kebencian naik 5 poin menjadi 27 persen.

“Di sinilah perlunya etika digital. Bisa dilakukan dengan empat hal, yakni perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan, berhati-hatilah, ketahui aturannya dan waspada,” ujarnya.

Wulan Furie turut menjelaskan, manusia ada di balik budaya digital. Dunia digital sangat sulit untuk dipisahkan dari kehidupan manusia. Transformasi digital adalah pintu masuk terjadinya perubahan.

“Mari menekankan mengenai pentingnya pendidikan karakter, karena turut memberikan andil yang kuat dalam penanaman nilai-nilai kebangsaan pada masyarakat digital Indonesia. Pada intinya bagaimana masyarakat secara bersama-sama berpartisipasi merubah/memanfaatkan budaya lama menjadi budaya baru yang lebih efisien,” katanya.

Sebagai pembicara terakhir, Mikhail Gorbachev Dom menjelaskan, dalam menggunakan media digital diperlukan keamanan digital. “Adapun cara menjaga privasi di dunia maya yakni tidak semua hal harus di umbar di media sosial, selfie yang tidak berlebihan, hindari mem-posting keterangan pribadi, jadi netizen yang baik,” jelasnya.

Data yang harus dilindungi yakni data sensitif, meliputi ras/etnis, opini politik, agama, keanggotaan serikat kerja, data genetik, data biometrik, riwayat kesehatan. Lalu data pribadi umum, yang meliputi nama dan nama keluarga, alamat rumah, email, nomor KTP.

Dalam sesi KOL, Cinthia Karani menjelaskan, sosial media bisa memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan, bisa komunikasi ke seluruh dunia mengenalkan budaya kita. “Namun dampak negatifnya, ya, cyberbullying, kalau untuk berbudaya sesuai tema, ya, banyak hoaks yang menyebabkan perpecahan.”

Salah satu peserta bernama Nadhil menanyakan, langkah apa yang harus dilakukan untuk terus mempertahankan keamanan digital dari sudut karakter masyarakat indonesia ?

“Kita itu orang yang toleran, soal keamanan digital kita harus bisa menjaga bareng-bareng. Cuma memang masyarakat yang toleran terbiasa men-share nomor rumah karena kita masyarakat yang terbuka. Nah, kita harus curiga itu mungkin masyarakat kita ramah dan terbiasa ramah. Di dunia digital kita tidak bisa seperti itu jadi kita harus curigaan dan harus ada penyesuaian,” jawab Mikhail.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]