Banyak sekali peluang untuk mendapatkan pemasukan dengan menggunakan media digital. Terlebih di masa pandemi ini ketika kebiasaan beraktivitas dan belanja daring semakin meningkat.

Selain bisa mencari pekerjaan sampingan atau freelance, kita juga bisa menggunakan internet dan berbagai platformnya untuk membuka bisnis daring, menjadi dropshipper dan mendapatkan komisi, dan memanfaatkan pemasaran digital untuk melakukan kegiatan promosi. Agar dapat berhasil melakukan semua itu, tentunya kita butuh skill untuk dapat menguasai tools yang digunakan di ruang digital.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Sejahtera Lewat Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 29 Juli 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Erista Septianingsih (Kaizen Room), Misbachul Munir (enterpreneur dan fasilitator UMKM Desa), Denisa N Salsabila (Kaizen Room), Nanik Lestari MPA (Peneliti MAP Universitas Gadjah Mada dan IAPA), dan Andi Pratama (entrepreneur) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Misbachul Munir menyampaikan, perkembangan teknologi digital membawa beberapa tantangan transformasi digital bagi para penggunanya. Namun, kita harus dapat beradaptasi agar tetap bisa bertahan. Kita harus bisa melihat adanya peluang untuk memperluas jangkauan pasar terhadap jualan kita di ranah daring, dan memanfaatkan segala macam platform menjadi ruang etalase produk atau jasa yang kita tawarkan.

“Dengan memanfaatkan dunia digital, wahana pemasaran yang tersedia sangat efektif dan efisien. Hal yang penting adalah kita memiliki etos untuk memulai berusaha, dan dapat menciptakan produk yang kekinian, berkualitas, sesuai dengan selera masa kini, dan pastinya dibuat berdasarkan riset,” jelasnya.

Andi Pratama berpendapat, kemajuan teknologi dan digital bisa membantu mendapatkan pemasukan tambahan dan mendorong untuk berkreasi. Walau begitu, ada aspek negatif yang perlu kita sadari, seperti kita menjadi jarang bertemu secara langsung dengan orang lain dan bisa menyebabkan banyak terjadi miskomunikasi dan bisa muncul perbedaan pendapat. Sisi positifnya, bisa mengoptimalkan hal-hal yang bermanfaat seperti saat PPKM bisa belanja secara daring tanpa harus ke luar rumah.

Peserta bernama Gheu mengatakan, ia memiliki usaha offline yang pekerjanya mayoritas berusia 40 ke atas. Ia ingin membuka lapak daring tapi butuh karyawan yang memiliki digital skill yang baik, sedangkan pekerjanya tidak memiliki kriteria untuk itu.

“Sudah saya coba memberikan edukasi dagang online tapi masih sulit juga. Apakah saya perlu meregenerasi, sedangkan untuk menambah karyawan saya belum mampu karena usaha saya terdampak pandemi?” tanyanya.

Erista Septianingsih menjawab, ada beberapa kelas pra digital yang tujuannya memberi edukasi tentang dunia digital agar tidak gaptek. Umur memang bisa memengaruhi, dan sangat dipahami kalau meregenerasi apalagi di saat pandemi ini sulit untuk mencari pekerjaan lagi.

“Solusinya adalah bisa diikutkan kelas-kelas online dan diikutertakan dalam webinar seperti literasi digital ini. Bisa juga download video tutorial di Youtube dan mereka bisa belajar dari situ,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]