Saat ini menjadi cakap dan cerdas adalah sebuah keharusan dan bukan lagi pilihan. Perjalanan dunia digital dibarengi dengan inovasi, yang kemudian diterapkan pada kehidupan kita baik individu ataupun kehidupan bernegara. Ada banyak pekerjaan yang memanfaatkan internet, menjadi selebriti Instagram, membangun toko online menulis konten digital, menekuni bisnis afiliasi, bisnis dropship dan lain-lain.
Untuk menjadi cerdas, kita harus melihat konten yang positif, ide apa yang ada di sana. Kalau belum bisa menjadi content creator yang positif, sebaiknya kita menjadi content follower yang positif, mengingat bahwa jenis konten dapat memengaruhi perubahan perilaku ke masyarakat.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si. (Dosen Fisipol UGM & IAPA), Ridwan Muzir (Peneliti & Pengasuh tarbiyahislamiyah.id), Dr. Arfian, M.Si. (Dosen & Konsultan SDM), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Shafa Lubis (Finalis Abang None Jakarta Selatan & Anggota @intothelightid) selaku narasumber.
Cakap digital
Dalam pemaparannya, Ridwan Muzir menyampaikan, “Menjadi cakap digital adalah sebuah keharusan sekarang ini; jika kita tidak bisa beradaptasi dengan era digitalisasi saat ini, kita akan hanya jadi penonton. Dunia telah berubah karena adanya teknologi digital. Pengertian dari UNESCO tentang kecakapan digital adalah kemampuan memanfaatkan perangkat digital, aplikasi komunikasi dan internet untuk mendapatkan dan mengelola informasi. Keterampilan digital memungkinkan orang membuat dan membagikan konten, berkomunikasi dan bekerja sama, serta memecahkan masalah dengan cara yang lebih efektif demi kemaslahatan hidup manusia.”
“Teknologi digital adalah alat. Tujuannya membantu manusia, setiap alat memiliki aturan dan cara pakai masing-masing. Jika dipakai dengan cara dan aturan yang keliru, teknologi dapat mencelakai kita. Dengan adanya teknologi digital, dunia pendidikan pun mengalami digitalisasi. Kecenderungan cara belajar anak-anak sekarang pun berubah menjadi lebih mandiri inisiatif, kreatif dan eksploratif. Kecenderungan arah belajar di era digital adalah sekarang guru hanya memberi arahan bukan instruksi, lalu lebih banyak menggunakan bentuk presentasi bukan lagi praktik, dan lebih ke mengajak dialog bukan lagi monolog.”
Shafa Lubis selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, sekarang ini waktunya untuk semua generasi mempelajari literasi digital, karena apapun bisa kita cari di internet. Semua orang bisa mengakses internet, tetapi tidak semua orang cakap. Belajar tentang literasi digital ini tidak ada hentinya. Semua hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif; internet ini memiliki sisi positif dan negatif pun, tetapi internet ini tergantung pada siapa yang menggunakannya. Jadi sebaiknya kita gunakan secara baik dan sesuai dengan apa yang ingin kita lihat dan secara bermanfaat. Follow sesuatu yang baik, cari informasi yang bermanfaat maka yang akan disuguhkan oleh internet pun informasi yang baik juga.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Bias Samudra Maulia menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana membangun karakteristik tiap individu dalam bermedia sosial agar bisa tetap berekspresi tetapi tetap di dalam lingkaran bermedia sosial secara positif dan bukan sekedar hanya ingin eksis atau bersenang-senang saja?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si. “Tentukan minatnya terlebih dahulu; penentuan minat ini memang butuh waktu. Namun, nanti juga ada observasi untuk minat kita ini; banyak ahli yang butuh sampai bertahun-tahun untuk menemukan minatnya. Setelah itu, baru kita kembangkan. Pahami bahwa melalui era digital ini banyak kursus-kursus gratis yang bisa diikuti, baik untuk menemukan dan mengembangkan minat.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.