Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) meluncurkan buku berjudul Pencegahan Stunting: Pentingnya Peran 1000 Hari Pertama Kehidupan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy hadir dalam peluncuran buku tersebut dan menyampaikan pidato kunci.
Peluncuran dan bedah buku dilakukan secara daring pada Senin (27/7/2020). Turut hadir dr Agustin Kusumayati MSc PhD (Sekretaris Universitas); Dr Bambang Widianto MA (Staf Khusus Wapres dan Sekretaris Eksekutif Ad-Interim TNP2K); Prof Dr Fasli Jalal PhD SpGK (Rektor Universitas YASRI); Dr dr Sabarinah Prasetyo MSc (Pj Dekan FKM UI); Prof dr Purnawan Junadi MPH PhD (Tim Ahli Evaluasi TP2AK Sekretariat Wakil Presiden); serta tim penulis buku.
Buku ini akan dijadikan sebagai textbook/buku wajib bagi mahasiswa ilmu kesehatan, khususnya FKM UI. Selain itu, buku ini dapat menjadi pegangan bagi pemangku kepentingan, seperti pembuat kebijakan/program, penggiat kesehatan masyarakat, hingga masyarakat umum.
Dalam pidato kuncinya, Menteri Muhadjir Effendy mengapresiasi buku karya para ahli kesehatan ini. “Dalam siklus pembangunan manusia dan kebudayaan, terdapat salah satu komponen yaitu pranatal dan ASI (1.000 hari pertama kehidupan/HPK). Sebanyak 54 persen angkatan kerja kita adalah mantan-mantan stunting. Hal tersebut menjadi tantangan di tengah pembangunan manusia dan kebudayaan. Ditambah lagi kehadiran pandemi Covid-19 juga turut menjadi tantangan berat untuk pembangunan manusia. Proyek prioritas strategis RPJMN 2020-2024 salah satunya adalah Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting, dengan target menurunnya prevalensi stunting hingga 14 persen.”
Selanjutnya, Dr Bambang Widianto menyebutkan bahwa buku ini lengkap, komprehensif, dan up-to-date karena turut memuat informasi berkenaan penanganan ibu hamil pada masa pandemi Covid-19.
“Buku ini sangat penting karena rinci menguraikan terkait perumusan kebijakan/program penanganan stunting yang berbasis scientific dan berbasis evidence. Buku ini mampu menuntun kita untuk dapat mengidentifikasi intervensi melalui program stunting yang cost-effective dan memiliki daya ungkit yang tinggi,” ujar Bambang.
Penulis buku pencegahan stunting terdiri atas pakar yang ahli dalam bidangnya, dari FKM UI, Fakultas Kedokteran (FKUI), Human Nutrition Research Centre Indonesia Medical Research Institute (HNRC IMERI) UI, Lembaga Eijkman, FK Universitas YARSI, dan FKM Universitas Hasanuddin.
Sebanyak 16 belas penulis buku yaitu Prof dr Endang L Achadi MPH DrPH; Prof dr Anhari Achadi SKM ScD; Dr dr Tiara Aninditha SpS(K); Prof Dr dr Abdul Razak Thaha MSc SpGK; Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP FACG; Dr Ir Asih Setiarini MSc; Dr Ir Diah M Utari Mkes; dr Dicky L Tahapary SpPD PhD; Prof dr Fasli Jalal PhD SpGK; Prof Dr dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K); Prof Dr dr Kusharisupeni MSc; Latifah Farsia SGz; dr Rina Agustina MSc PhD; Prof Dr dr Rini Sekartini SpAK; Drh Safarina G Malik MS PhD; dan Wahyu Kurnia Yusrin Putra SKM MKM.
Keseluruhan buku terdiri atas lima bab, yakni pada bab pertama membahas tentang stunting dan sedikit ulasan tentang status gizi lainnya, meliputi pengertian, faktor penyebab langsung, tidak langsung dan faktor yang mendasari, baik di dalam kandungan maupun setelah lahir, serta aspek lainnya terkait stunting seperti catch up growth dan tren sekuler pertumbuhan tinggi badan. Bab 2 membahas 1.000 HPK secara rinci, bagaimana mekanismenya dan mengapa periode tersebut sangat penting. Bab 3 membahas tentang dampak dari masalah pertumbuhan dan perkembangan pada 1.000 HPK, yaitu terhadap kemampuan kognitif atau kecerdasan. Bab 4 membahas tentang dampak dari masalah pertumbuhan dan perkembangan pada 1.000 HPK terhadap berbagai penyakit kronis. Bab 5 menyampaikan rekomendasi tentang program dan kebijakan pencegahan stunting.
Prof dr Endang L Achadi, MPH, DrPH, penulis buku pencegahan stunting ini menguraikan, “Stunting, terutama pada 1.000 HPK, tidak hanya merupakan indikator rendahnya panjang/tinggi badan seorang anak, tetapi juga lebih sebagai penanda (marker) dari masalah yang jauh lebih besar, yaitu kualitas sumber daya manusia suatu negara. Kualitas sumber daya manusia saat ini belum menggembirakan akibat rendahnya kecerdasan dan besarnya risiko terjadinya penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan stroke, sebagai akibat stunting pada usia dini. Dampak tersebut tidak hanya lintas generasi, tetapi memengaruhi tiga generasi, yaitu ke anak dan cucunya kelak.”
Mewakili Rektor UI, dalam sambutannya, dr Agustin menuturkan, “Di tengah situasi memprihatinkan saat ini, kita tidak boleh lengah dengan terhadap berbagai masalah kesehatan lainnya. Pandemi Covid-19 ini memengaruhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Yang tadinya mungkin rajin mencari program pemerintah untuk menjaga kesehatan, sekarang menjadi tidak berani datang ke pelayanan kesehatan atau kegiatan edukasi kesehatan. Ibu-ibu atau keluarga juga tidak berani ke puskesmas/posyandu untuk memantau pertumbuhan anak dan mendapatkan imunisasi. Akses pemanfaatan kesehatan menjadi menurun sebagai akibat kekhawatiran.”
Dia menambahkan, “Sebelum Covid-19 pun, masalah stunting sudah menjadi primadona masalah di Indonesia–masalah yang besar. Stunting tidak hanya akibat kekurangan gizi, tetapi juga berkaitan dengan variabel lain. Kami sangat mengapresiasi penulis buku. Kehadiran buku ini diharapkan dapat salah satu referensi utama bagi mahasiswa untuk memahami stunting dan 1.000 hari pertama sangat penting.”