Demikian pula halnya dengan SD Stella Maris BSD. Perubahan yang terjadi begitu cepat harus direspons juga dengan cepat oleh sekolah. Bersyukur sekolah dengan sigap mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya. Bagaimanapun menjaga kualitas layanan pendidikan tetap menjadi prioritas utama.

Berbagai program, baik yang bersifat akademis maupun non-akademis, banyak dilakukan pada masa pandemi Covid-19, tentu saja berbasis online/virtual. Ini membuat penguasaan teknologi adalah sebuah keniscayaan bagi penyedia layanan pendidikan (sekolah). Berkat kerja keras, kolaborasi, dan peran serta berbagai pihak, khususnya pendidik (guru), peserta didik (siswa), dan orangtua siswa, implementasi setiap program bisa berhasil dengan baik serta menuai respons positif.

Salah satu program tersebut adalah Entrepreneur Day 2021. Kegiatan tersebut digelar SD Stella Maris BSD pada 8–15 Februari 2021. Hal tersebut sejalan dengan spirit yang terkandung dalam tagline sekolah, yaitu “School of Future Entrepreneurs”.

Esensi dari program ini adalah mengajak semua peserta didik untuk mengeksplorasi knowledge (pengetahuan) yang sudah diperoleh dan kemudian menghasilkan sesuatu (produk nyata) sebagai bentuk pengembangan pengetahuan. Tema yang diangkat dalam Entrepreneur Day 2021 adalah “New Normal for Creation”.

Lantas, seperti apa wujud konkret dari program ini? Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui peserta didik.

Pertama, siswa diminta menyampaikan skema pengetahuan yang mereka miliki tentang sampah. Bisa berasal dari penjelasan guru, dari yang mereka baca, atau dari hasil observasi di lingkungan mereka masing-masing.

Kedua, dari skema pengetahuan tersebut, siswa diberikan challenge. Challenge tersebut berupa yang akan mereka lakukan setelah mengetahui bahwa ternyata sampah bisa merusak lingkungan. Salah satu prinsip sistem pendidikan di Sekolah Stella Maris BSD adalah mengetahui saja belumlah cukup, lebih penting lagi yang bisa dilakukan dari pengetahuan tersebut.

Ketiga, para siswa mendapatkan pengarahan melalui workshop secara virtual untuk melakukan sesuatu sebagai bagian dari usaha mereka memecahkan masalah lingkungan terkait dengan sampah. Selanjutnya, mereka didorong untuk menciptakan sesuatu yang berguna dari sampah yang mereka temukan.

Produk daur ulang

Dari berbagai dokumentasi yang dikumpulkan sekolah, proses yang mereka lakukan dalam membuat sebuah produk berbahan sampah (produk daur ulang) ternyata sangat luar biasa hasilnya. Produk yang dihasilkan sangat beragam sesuai kreativitas masing-masing. Ada yang berupa kursi duduk terbuat dari botol minuman bekas, TV manual dari kardus, tempat pensil dari botol bekas, alat penghitung matematika dari kardus bekas, dan masih banyak lagi.

Yang terekam dari dokumentasi tersebut juga menunjukkan tingginya antusiasme para siswa. Pendidikan karakter yang selama ini menjadi komitmen SD Stella Maris BSD pun terlihat saat para siswa membuat sebuah produk daur ulang. Kemandirian, kegigihan, berpikir kreatif, berpikir kritis, dan inovatif tampak dengan jelas. Atau dengan kata lain menjadi lifelong learner dan problem solver.

Di samping itu, semangat berkolaborasi juga ingin ditanamkan dengan cara para siswa harus bisa bekerja sama dengan orangtua masing-masing dalam menghasilkan sebuah produk.

Setiap kegiatan yang telah dirancang dan kemudian dijalankan oleh Sekolah Stella Maris BSD, pada dasarnya ingin memberikan pesan bahwa sebuah prestasi atau pencapaian bisa diraih karena melewati sebuah proses, bukan dengan cara cepat atau instan. Keterampilan dan kompetensi tidak bisa diraih dalam sekejap. Ada prosesnya serta melewati berbagai tantangan.

Kita kembali diingatkan dengan sebuah analogi tentang pohon taoge dan pohon beringin. Taoge proses tumbuhnya cepat, tetapi tidak kukuh. Berbeda dengan beringin yang mempunyai akar menancap kuat terlebih dulu agar bisa tumbuh dengan kukuh.

Sekolah Stella Maris BSD bisa berdiri dengan kukuh sampai pada usia menjelang 26 tahun karena terus berproses, memperbaiki diri terus-menerus, dan melalui banyak tantangan yang tujuan akhirnya ingin menghasilkan generasi yang cerdas, adaptif, serta inovatif di tengah bermacam situasi.