Berbagai kemungkinan dapat terjadi pada 5 tahun ke depan (2021-2026) pascapandemi Covid-19. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melalui peran foresightnya akan memfasilitasi masyarakat dan pengambil keputusan untuk memilih alternatif kebijakan masa depan. Kemungkinan pilihan terbagi dalam 4 skenario.

Terdapat 5 tema dalam skenario yang menurut pendapat BPK perlu diantisipasi pemerintah yaitu reformasi kesehatan, reformasi pajak dan kesinambungan fiskal, visi dan kepemimpinan pemerintah, transformasi digital dan tata kelola data, serta kualitas sumber daya manusia.

“Tema-tema tersebut perlu mendapat perhatian pemerintah karena akan turut menentukan keberhasilan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 maupun kemungkinan terjadinya pandemi, bencana, dan krisis global di kemudian hari,” jelas Ketua BPK Agung Firman Sampurna dalam peluncuran Buku Pendapat Strategic Foresight pertama yang berjudul Membangun Kembali Indonesia dari Covid-19: Skenario, Peluang, dan Tantangan Pemerintah yang Tangguh, dan Website Strategic Foresight BPK pada  Kamis (21/10/2021).

Buku ini telah disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo pada 15 Oktober 2021 di Istana Negara.

Dalam tugas melakukan pemeriksaannya, BPK memiliki 3 peran yaitu oversight, insight, dan foresight. Peran oversight dan insight diwujudkan dalam tugas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, serta pemberian pendapat kepada pemerintah.

Peran foresight dilakukan untuk membantu masyarakat dan pengambil keputusan dalam memilih alternatif kebijakan masa depan. Penyusunan Foresight ini membuat BPK menjadi Supreme Audit Institution ke-2 di Asia setelah Korea Selatan dan yang pertama di Asia Tenggara, yang memiliki kemampuan foresight.

Empat skenario

skenario pascapandemiForesight BPK disusun menggunakan metode scenario planning dan data yang bersumber dari hasil pemeriksaan BPK, tren dalam negeri, regional, dan global.

Empat skenario yang disampaikan BPK dalam buku Foresight tersebut, pertama, skenario Berlayar Menaklukkan Samudera, di mana respons pemerintah terhadap krisis menjadi lebih efektif dan tingkat keparahan pandemi mereda.

Kedua, skenario Mengarung di Tengah Badai, di mana respons pemerintah terhadap krisis menjadi lebih efektif di tengah pandemi yang makin memburuk.

Ketiga, skenario Tercerai-berai Terhempas Lautan, merupakan skenario terburuk yang menggambarkan masa depan yang penuh risiko dan bahaya. Respons pemerintah terhadap krisis kurang efektif dan tingkat keparahan pandemi makin memburuk.

Keempat, skenario Kandas Telantar Surutnya Pantai, ditandai dengan meredanya pandemi namun respons pemerintah terhadap krisis kurang efektif.

Dari setiap skenario terdapat implikasi atas 4 sektor utama yaitu sektor kesehatan, perekonomian, keuangan, dan sosial, serta sektor pendukung seperti politik, pendidikan, lingkungan hidup dan teknologi.

“Skenario yang disajikan dalam Foresight BPK bukanlah prediksi tentang masa depan, tetapi sarana untuk melihat kembali berbagai asumsi tentang masa depan, agar kita tidak terlena dengan harapan-harapan dan agar kita mampu melihat lebih jernih kesiapan menghadapi masa depan,” pungkas Ketua BPK.

BPK berharap dapat menginspirasi pemerintah pusat dan daerah untuk memulai menerapkan strategic foresight untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa mendatang. [*]