Titik awal berjalannya suatu kegiatan pertambangan bertumpu pada kegiatan eksplorasi, kegiatan untuk mencari dan mendapatkan keberadaan bahan tambang di alam menjadi kunci apakah suatu tambang ini akan lanjut dioperasikan atau tidak yang tentunya dengan penilaian kelayakan dari faktor teknis, ekonomi, hukum, lingkungan, sosial budaya, dan politik. Eksplorasi tidaklah sekadar mencari, tetapi juga menjadi pembuktian ada atau tidaknya bahan tambang yang akan dieksploitasi.
Untuk menjadikan sumber daya alam berupa batu bara dan mineral efektif dimanfaatkan tentu kegiatan eksplorasi harus dilakukan dengan baik sehingga kesejahteraan dan kemakmuran dapat tercapai. Tujuan eksplorasi adalah menciptakan kesejahteraan rakyat sesuai dengan amanat dalam UUD Pasal 33 Ayat 3 bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Kegiatan tersebut tentunya harusnya didukung dengan suatu pemahaman keilmuan yang spesifik khususnya Ilmu Geologi dan Ilmu Pertambangan, yang saat ini perkembangan keilmuan tersebut didukung dengan perkembangan teknologi terlebih di Industri, perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan pertambangan sangat pesat sekali.
Pertanyaan muncul, bagaimana dengan eksplorasi pada masa pandemi seperti ini? Notabene kegiatan eksplorasi itu haruslah terjun dan turun ke lapangan dengan melihat situasi dan kondisi lapangan secara nyata untuk mendapatkan data-data yang akurat agar memudahkan validasi dan verifikasi data yang kemudian akan diambil suatu kesimpulan dari kegiatan eksplorasi tersebut melalui interpretasi dan analisis data lapangan.
Untuk saat ini, perkembangan teknologi terus berkembang pesat salah satunya yaitu teknologi pengindraan jauh (remote sensing). Perkembangan pengindraan jauh sudah meningkat dengan ditandai perkembangan berbagai teknologi pengindraan jauh menggunakan lima jenis data utama, yaitu data optik, Synthetic Aperture Radar (SAR), microwave, LIDAR, dan sonar. Aplikasi pengindraan jauh di Indonesia untuk geologi dan pertambangan telah memiliki regulasi bahwa survei dan pemetaan geologi dilakukan dengan teknologi pengindraan jauh dengan standar dan toleransi tertentu.
Pemanfaatan data pengindraan jauh untuk identifikasi sumber daya energi dan mineral telah dilakukan di berbagai negara, terutama di Rusia, Amerika Serikat, China, dan Kanada. Identifikasi sumber daya energi dan mineral dilakukan dengan mengekstraksi berbagai parameter geologi.
Perkembangan teknologi ini akan sangat membantu situasi dan kondisi paDA saat pandemi seperti ini, melalui teknologi ini kegiatan eksplorasi masih dapat dilakukan minimal untuk tahapan awal sekitar 20–30 persen dari kegiatan eksplorasi seharusnya. Proses ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan kegiatan lapangan karena dilakukan melalui validasi, verifikasi, interpretasi dan analisis dari peta citra satelit atau dengan peta citra lansat. Perkembangan teknologi ini bisa menjadi salah satu kompetensi bagi para lulusan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Prodi Teknik Pertambangan FT Unisba) saat pandemi seperti saat ini.
Situasi dan kondisi yang mengharuskan semua orang lebih banyak berdiam di rumah, maka proses pekerjaan dengan pengindraan jauh (remote sensing) menjadi salah satu pilihan, dengan catatan didukung dan ditunjang dengan peralatan dan kemampuan yang matang sehingga mempermudah kegiatan pekerjaan pengindraan jauh. Saat ini, di Laboratorium Eksplorasi Prodi Teknik Pertambangan FT Unisba, para mahasiswa sudah banyak diberikan pemahaman dan pengetahuan untuk pengindraan jauh. Bahkan, beberapa mahasiswa melakukan penelitian tugas akhir dengan mengambil tema pengindraan jauh (remote sensing), hal ini sebagai modal dasar para mahasiswa dan lulusan meningkatkan kompetensi memasuki dunia pekerjaan.
Pembekalan keilmuan pengindraan jauh dapat dilakukan paling lama 1 semester atau bisa lebih cepat mungkin dalam jangka waktu 3 bulan bagi para mahasiswa dan lulusan, tentunya ini sebagai pengetahuan dan pemahaman dasar. Namun, sudah bisa digunakan sebagai bekal untuk melakukan proses analisis data dengan metode pengindraan jauh (remote sensing). (Dudi Nasrudin Usman, Teknik Pertambangan FT Unisba).
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Mohon Maaf Lahir & Batin”. Website :Â https://www.unisba.ac.id