SEMARANG, Kamis (9/2/2023) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan berbagai upaya agar masyarakat semakin sadar dan aktif ambil bagian dalam persiapan menyambut pemilu 2024.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri pada dialog Aspirasi Jateng bertajuk “Optimalisasi Peran Masyarakat di Bidang Politik” di Solo, Jawa Tengah, Selasa (6/2).
Quatly mengungkapkan, pihaknya secara konsisten melakukan dialog-dialog kepada berbagai lapisan agar masyarakat dapat semakin sadar terhadap pentingnya pemilu bagi negara ini. “Jangan sampai masyarakat merasa pesimistis yang diakibatkan pada banyak faktor, entah dari calon anggota dewannya, calon kepada daerahnya, ataupun yang menjanjikan banyak hal, tetapi setelah menjabat lupa akan janji-janjinya.”
Oleh sebab itu, Quatly berharap, siapa pun yang mencalonkan diri, baik sebagai anggota DPRD maupun kepala daerah, agar jangan terlalu banyak mengumbar janji, tetapi lebih menekankan pada program yang hendak dijalankan. Ia juga mengajak semua pihak untuk menghindari terjadinya politik uang yang dapat mencoreng demokrasi di Indonesia.
“Mari, kita bawa masyarakat ke satu alam kecerdasan, bagaimana mereka memilih orang-orang yang mereka anggap tepat, kredibel, serta bisa memperjuangkan hajat hidup masyarakat,” ujar Qualty.
Pada dialog tersebut, Qualty mengakui keterlibatan masyarakat terhadap kontestasi politik masih belum maksimal meskipun angka partisipasi pemilih mengalami kenaikan pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Untuk itu, Qualty mengajak semua pihak agar terus giat melakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi pemilih. Ini karena hak politik tersebut sudah menjadi bagian bangsa dan negara yang tertuang dalam UUD 1945.
Kenaikan partisipasi
Sementara itu, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng M Taufiqqurahman mengamini, angka partisipasi pemilih mengalami kenaikan. “Dari pemilu 2014 ke pemilu 2019, angka partisipasi masyarakat mengalami kenaikan, kira-kira di angka 78 persen. Itu sudah melampaui target, yang pada 2014 targetnya 75 persen; dan pemilu 2019 sebesar 77,5 persen. Itu sudah melampaui target yang telah ditetapkan oleh KPU.”
Pencapaian tersebut menjadi salah satu cerminan kegairahan politik masyarakat. Ini bukan hanya hasil kerja KPU sendiri. Semua elemen bekerja untuk hal itu, mulai dari peserta pemilu, penyelenggara pemilu, hingga masyarakat sendiri.
Taufiqqurahman berharap, pencapaian tersebut harus terus dijaga, bahkan ditingkatkan. Hal ini juga membuktikan bahwa masyarakat semakin sadar akan hak berpolitik yang menjadi bagian dalam membangun bangsa dan negara ini.
“Karena salah satu elemen di dalam membangun bangsa dan negara adalah berpolitik. Dan, di dalam UUD 1945, hak politik itu dijaga,” tegasnya.
Strategi khusus
Akademisi Politeknik Indonusa Surakarta Markus Utomo Sukendar yang juga hadir sebagai narasumber menjelaskan mengenai pemilih pemula. Menurut Markus, KPU masih perlu strategi khusus agar pemilih tersebut ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Hal itu mengingat pemilih pemula memiliki suara potensial sekaligus untuk menghindari angka golput di kalangan muda.
“Masih dibutuhkan strategi khusus untuk mendekati pemilih pemula agar mereka bisa berpartisipasi dalam pemilu. Saya berharap, pelaksanaan pemilu 2024 bisa berjalan lancar dan partisipasi pemilih dapat meningkat,” ujar Markus. [BYU/ANF]
Baca juga: Dialog Bersama DPRD Jateng: Digitalisasi Perbankan Sangat Diperlukan