Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran terus melakukan terobosan-terobosan sebagai upaya pemulihan ekonomi Kalimantan Tengah di tengah pandemi Covid-19. Salah satu terobosan yang dilakukan percepatan pembangunan kawasan tambak udang vaname (shrimp estate) Kalimantan Tengah dengan lokasi tahap pertama di Desa Sei Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara.
Gagasan cerdas Gubernur Kalimantan Tengah dalam pembangunan Kawasan tambak udang vaname (shrimp estate) sangat tepat. Didukung potensi kelautan dan perikanan Kalimantan tengah yang memiliki panjang garis pantai lebih kurang 703,91 kilometer dan potensi laut mencapai 94.500 kilometer persegi berada di 7 kabupaten pesisir yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa.
“Potensi kelautan kita sangat besar, khususnya perikanan, ini harus dikembangkan dengan maksimal untuk menggerakkan perekonomian, terlebih saat pandemi Covid-19 semua sektor hampir terdampak, kita harus mampu bangkit dengan inovasi-inovasi yang dapat membangun perekonomian rakyat,” tegas Sugianto.
Pemilihan Sukamara sebagai lokasi shrimp estate tahap I sangatlah logis mengingat Sukamara memiliki garis pantai lebih kurang 77,48 kilometer, dengan eksisting tambak sebesar 832 hektar dan dengan potensi rencana pengembangan shrimp estate mencapai 1.999 hektar. Hal ini tentu akan mendukung pelaksanaan pembangunan shrimp estate di Kabupaten Sukamara.
Sebagai langkah percepatan pembangunan Kawasan tambak udang vaname/shrimp estate, pada 1 September 2021 lalu, Gubernur Kalimantan Tengah memimpin langsung rapat dengan melibatkan perangkat daerah terkait, PT Bank Kalteng dan Tim PT CP Prima. Dalam arahannya, Gubernur meminta pembangunan shrimp estate dapat menjadi model nasional yang memberikan dampak tumbuhnya pelaku usaha tambak udang vaname di Kalimantan tengah sehingga dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah khususnya peningkatan pendapatan para pelaku usaha perikanan dan masyarakat pesisir. Tidak kalah pentingnya adalah penyerapan tenaga kerja dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
Program shrimp estate seluas 40 hektar yang ingin dikembangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat terintegrasi dengan wisata dan industri perikanan dengan kelengkapan fasilitas yang akan dibangun seperti lima kluster tambak, irigasi tambak, ipal, lap kesling dan lap nutrisi pakan, hatchery, cold storage, dan pabrik pakan.
“Program shrimp estate seluas 40 hektar ini nanti dikembangkan menjadi satu kawasan yang terintegrasi dengan wisata dan industri mulai dari hulu sampai ke hilirnya, agar sektor lainnya tumbuh dan berkembang secara beriringan, dan hal tersebut akan memiliki nilai tambah yang signifikan,” imbuh H Sugianto Sabran.
Optimistis
Gubernur telah memerintahkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan dan perangkat daerah terkait serta Bank Kalteng juga PT CP Prima untuk segera menuntaskan dokumen Survey Investigation Design (SID) dan Detail Engineering Design (DED) Shrimp Estate Kalimantan Tengah. Pengelolaan shrimp estate ini nantinya akan melibatkan perusda, UPTD, Perikanan Budidaya air payau dan laut Kumai, Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Pandaran, Kelompok Pembudidaya Ikan dan PKK.
Gubernur H Sugianto Sabran menargetkan pada tahun 2022 saat panen produksi perdana shrimp estate akan mengundang Presiden Joko Widodo dalam peresmian sekaligus panen perdana. Gubernur berharap program shrimp estate Kalimantan Tengah akan didukung maksimal oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan serta kementerian terkait.
“Saya optimistis tahun 2022 shrimp estate Kalimantan Tengah sudah panen perdana dan berharap pada saatnya panen perdana dapat dilakukan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo,” tutup Sugianto Sabran.
Standar keberhasilan pembangunan shrimp estate ini bagi Gubernur Sugianto tidak hanya agar masyarakat lokal dapat bersaing di industri perikanan nasional, tetapi juga dapat berkontribusi dan bersaing untuk merebut pasar internasional terutama pasar China, Jepang, dan Amerika Serikat. [*]