Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.Â
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah”. Webinar yang digelar pada Selasa (12/10/2021) di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.Â
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Krisna Murti S.Ikom, MA – Tenaga Pengajar FISIP Universitas Sriwijaya, Pradhikna Yunik Nurhayati, SIP, MPA – IAPA, Eva Yayu Rahayu – Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan, dan Dr. Ayuning Budiati, SIP, MPPM – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Jaringan internet stabil
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Krisna Murti membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa kelebihan pembelajaran daring.
“Yakni mudah mengetahui info dan mengakses materi atau bahan ajar yang diberikan. Pengumpulan penugasan yang simpel dan tenggat waktu yang sudah tertera. Bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Mudah dalam menyampaikan pertanyaan, pendapat dan lainnya selama pembelajaran,” katanya.
Sementara kekurangannya, membutuhkan jaringan internet yang stabil, kesulitan jaringan memengaruhi konsentrasi peserta didik, ketidaktergantungan tempat dan waktu, kekurangan dalam masing masing aplikasi belajar.
Agar belajar di masa pandemi tetap berkualitas, bisa dilakukan dengan tetapkan jam belajar, kenali gaya belajar, jaga jarak mata dengan perangkat belajar, lakukan diskusi dengan teman, beri jeda dalam belajar dan ulangi kegiatan belajar pada waktu senggang.
Pradhikna Yunik menambahkan, kelebihan pembelajaran berbasis digital yakni fleksibel, belajar dari mana saja, kapan saja, di mana saja, siapa saja. Mandiri, individu, maupun kelompok. Pembaharuan informasi dan pengetahuan yang cepat, akses ke berbagai sumber yang melimpah dan akses serta mutu pendidikan yang meningkat.Â
“Agar semangat belajar online, komunikasi adalah kunci, tempat yang aman dan nyaman, proses pembelajaran yang interaktif, pengemasan materi secara menarik, penggunaan fitur yang beragam dan beri jeda untuk istirahat,” tuturnya.
Tips belajar online
Eva Yayu Rahayu menjelaskan, salah satu contoh perubahan budaya akibat teknologi adalah online learning. Banyak sekolah menerapkan aturan belajar di rumah akibat pandemi. Hal ini dinilai efektif meminimalisasi potensi penyebaran virus Covid-19.Â
“Namun, guru harus bekerja ekstra proaktif dan kreatif agar kelas online sama efektifnya dengan tatap muka. Orang tua juga harus memantau anak belajar di rumah,” jelasnya.
Adapun tips belajar online yakni cari tempat nyaman. Cari sudut rumah atau kos yang nyaman buat belajar, pakai meja belajar portable, dan gelar tikar. Dekor area meja belajarmu sekreatif mungkin untuk menambah semangat belajar.
Lalu siapkan perangkat. Sebab, internet lambat pasti menyebalkan, untuk itu pastikan perangkat yang digunakan telah siap, baik itu paket data internet, baterai smartphone dan laptop.Â
“Tak lupa untuk manajemen waktu. Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan focus tugas yang dibebankan guru atau dosen. Kerjakan sesuai dengan deadline, dan tetap jaga kebersihan. Carilah teman belajar secara online, untuk mendiskusikan materi yang dipelajari,” jelasnya.
Sebagai pembicara terakhir, Dr. Ayuning Budiati mengatakan, tren penggunaan platform sistem belajar online oleh guru di tengah pandemi Covid-19 paling banyak menggunakan media pembelajaran melalui aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp.Â
“Untuk menjaga kualitas keamanan belajar online, selalu gunakan password yang kuat, gunakan platform yang sudah memiliki reputasi, misal Gmail yang memiliki filter phishing dan penipuan online sebesar 99 persen. Aktifkan SafeSearch di Google, hati-hati mengklik link atau mendownload, jangan asal share,” ungkapnya.
Dalam sesi KOL, Riska Yuvista menjelaskan, salah satu contoh kecil positif internet adalah adanya banyak aplikasi seperti misalnya Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya kita bisa bertemu kembali dengan teman lama dan kembali terkoneksi.Â
“Secara daring kita tetap bisa terhubung satu sama lain bahkan kita bisa sharing banyak hal walaupun tidak bisa bertemu. Meski begitu, sisi negatifnya pasti ada namun tergantung kita memanfaatkannya bagaimana kita menggunakan internet sesuai dengan porsinya,” jelasnya.
Budaya digital
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Rafli Wihendra menanyakan, bagaimana cara bijak berbudaya digital menggunakan media dalam keluarga ataupun lingkungan agar kehidupan nyata dan maya seimbang?Â
“Kalau saya tetapkan spot, tempat dan waktu tanpa gadget. Dan, saya selalu silent HP di jam tertentu, karena kita juga mempunyai hak untuk mengurangi membuka gadget atau bisa juga puasa gadget terutama di weekend,” jawab Krisna.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.