Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, mKementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Belajar Asik Selama Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin, 30 Agustus 2021 di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Samuel Berrit Olam (Founder dan CEO PT Malline Teknologi Internasional), Fajar Darmanto (Mekar Pribadi), Ibnu Novel Hafidz (creative entrepreneur), dan Rhesa Radyan P (Kaizen Room).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Samuel Berrit Olam membuka webinar dengan mengatakan, pandemi telah mendorong banyak hal baru seperti kegiatan sekolah yang kini berubah menjadi online.
“Agar nyaman belajar dari rumah, siapkan ruang khusus untuk belajar online, agar kita tidak terlalu cepat bosan atau gampang stres. Buat jadwal online yang konsisten. Membuat jadwal yang konsisten juga membuat kita menjadi terstruktur tiap harinya. Pastikan internet kalian stabil selama belajar online. Setelah selesai belajar online, buat ringkasan evaluasi belajar,” pesannya.
Fajar Darmanto menambahkan, pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
“Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik,” tuturnya. Namun, selama pandemi ini, proses pembelajaran mengalami beberapa perubahan, mulai kebiasaan, perilaku, sosial, dan sistem pendidikan.
Ibnu Novel Hafidz turut menjelaskan, dampak positif teknologi di bidang pendidikan yakni membuat anak semakin kreatif, pengembangan karakter anak, orangtua mengenal lebih dalam kemampuan belajar anak.
Ada beberapa tips belajar daring tetap efektif, antara lain perlu kerja sama berbagai pihak. “Contohnya, memperhatikan tingkat stres dan kesehatan anak, tidak usah terlalu menekankan pada penuntasan kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Jadi masing-masing daerah berbeda,” tuturnya.
Sebagai pembicara terakhir, Rhesa Radyan menjelaskan bahwa karakteristik dari digital society adalah cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat atau tidak suka diatur-atur, dikarenakan tersedia beberapa opsi, senang mengekspresikan diri, khususnya melalui platform media sosial.
“Mereka juga terbiasa untuk belajar bukan dari instruksi melainkan dengan mencari, masyarakat digital lebih senang untuk mencari sendiri konten/informasi yang diinginkan,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan semakin marak aktivitas digital yang dilakukan, mengharuskan kita untuk peduli pentingnya memproteksi perangkat digital dan data pribadi kita. Apalagi, selain membantu memudahkan pekerjaan di dunia kerja, belajar, mencari hiburan, transaksi secara daring mulai menjadi kebiasaan baru.
Dalam sesi KOL, Kurniawan DY mengatakan, anak-anak kita membutuhkan ilmu yang didapatkan di sekolah. “Karena itu harus didapatkan, tinggal kita sebagai orangtua mengajari kejujuran. Lalu, olahraga yang bisa dilakukan di rumah bukan lagi sebagai hobi tapi kebutuhan hidup karena juga merupakan asupan imun untuk kita.”
Salah satu peserta bernama Zulfani Metilda mengatakan, banyak orangtua yang merencanakan target belajar yang sangat tinggi dan mungkin tidak bisa dicapai oleh anak. Ini dapat menyebabkan anak cepat merasa capek atau merasa tertekan dan stres. Juga akan membuat anak malas untuk sekolah atau belajar. “Bagaimana cara mengatasi masalah ini?”
“Bahwa kondisi dialami seluruh anak-anak di dunia. Justru ini menjadi tantangan bagaimana dan siapa yang bisa beradaptasi. Misalnya nilainya turun mungkin bisa didampingi dengan softkill. Terus beradaptasi dan terus kita ikuti,” jawab Ibnu.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]