Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Belajar Asik Selama Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin, 30 Agustus 2021 di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Alviko Ibnu Nugroho SE MM (financologist, motivator keuangan, dan kejiwaan keluarga), Khuriyatul Husna MPA (Universitas Lancang Kuning), Erwan Widyarto (Mekar Pribadi, penulis, dan jurnalis), dan Yuli Setiyowati (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Alviko Ibnu membuka webinar dengan mengatakan, masalah utama sekolah online yakni paradigma berpikir, peran orang tua, guru dan anak.

“Tips pertama guru dan orang tua harus selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi. Lalu gunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat. Memahami konsep e-learning dan lakukan aktivitas yang menyenangkan seperti olahraga, seni dan budaya, belajar, pekerjaan rumah, merawat dan memelihara tanaman,” tuturnya.

Adapun beberapa cara belajar yang asik yang bisa diterapkan, yakni menandai bagian penting, buatlah catatan, pemetaan pikiran, flashcard, studi kasus, kuis, brainstorming, mengatur waktu belajar, dan menggambar.

“Kesimpulannya, kualitas belajar di era digital membutuhkan kemampuan orangtua dan guru dalam bekerja sama dengan anak untuk bisa memanfaatkan dunia digital demi masa depannya sukses anak sukses orang tua,” paparnya.

Khuriyatul Husna menambahkan, segala aktivitas digital yang terjadi di ruang digital dan menggunakan media digital maka memerlukan etika digital. Sebab, kita semua manusia bahkan sekalipun saat berada di dunia digital, jadi ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata.

“Selain itu, pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat. Bermacam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis atau tidak etis,” katanya.

Netiket komunikasi dan berinteraksi yang baik contohnya mengakses hal-hal yang baik dan bersifat tidak dilarang, menghormati keberadaan dan privasi orang lain, serta memberi saran atau komentar yang baik.

Erwan Widyarto turut menjelaskan, budaya digital merupakan suatu keniscayaan, maka cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi sebagai manusia pun sekarang berkembang. Beradaptasi menyesuaikan teknologi dan situasi. “Contohnya adalah silaturahmi virtual, konser streaming, pelatihan webinar, belanja online, ngaji online, pemilu e-voting, sekolah e-learning, dan belajar daring,” katanya.

Menurutnya, tips asik belajar online yakni atur waktu, siapkan ruang khusus, catatlah yang penting-penting, internet stabil, konsumsi makanan sehat dan tidur cukup, buat rencana belajar.

Sebagai pembicara terakhir, Yuli Setiyowati mengatakan, keamanan digital merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

“Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan oleh anak, padahal di sana terdapat berbagai ancaman seperti spam , scam, phising, sosial engineering, hacking/cracking,” ungkapnya.

Agar terhindar dari hal tersebut, selalu kunci keamanan digital dengan pelihara rekam jejak digital agar tetap positif, ikuti akun media sosial yang bertema cyber hygiene, setting akun media sosial dengan privasi tinggi, update software, dan pasang antivirus.

Dalam sesi KOL, Shafa Lubis mengatakan, kita harus tahu bagaimana metode belajar yang asik. “Tips belajar tidak jenuh, yakni gunakan beberapa platform aplikasi belajar sambil main game kaya tebak-tebakan agar kompetitif secara online belajar. Belajar jika tidak mengerti bisa belajar lewat video dengan animasi yang mudah untuk menjelaskan pelajaran tersebut.”

Salah satu peserta bernama Iqbal M mengatakan, anaknya mengalami perubahan karakter yang tadinya terbuka menjadi tertutup selama mengikuti belajar online. “Sikap apa yang harus dilakukan sebagai orangtua?”

“Mereka memang terpaku pada gadgetnya karena komunikasi lewat online sehingga saat berbaur dengan keluarga lebih diam. Karena itu perlu kerja sama khususnya pada orangtua pada hal ini harus mengajak anak berkomunikasi proses belajarnya seperti apa, sehingga orangtua mengatur waktu untuk penggunaan gadget dan menyeimbangkan kehidupan nyatanya daripada gadget,” jawab Husna.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]