Selama 2014–2018, PLN berhasil memberikan kontribusi fiskal kepada negara sebesar Rp 307,4 triliun, yang terdiri dari peningkatan pajak dan dividen sebesar Rp 122,4 triliun dan penghematan subsidi sebesar Rp 183,9 triliun.

Mengutip salah satu media daring, dikabarkan pemerintah berencana memangkas pembayaran kompensasi listrik ke PLN. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara, pemangkasan kompensasi listrik itu diperlukan untuk mengurangi beban keuangan negara. Hal itu, kata Suahasil, karena adanya peningkatan nilai subsidi dari tahun ke tahun, bukan peningkatan nilai kompensasi.

Menurut pengamat ekonomi energi dan pertambangan Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi, kendati antara kompensasi dan subsidi serupa, sesungguhnya berbeda. Persamaannya, kompensasi dan subsidi merupakan “cash transfer” dari Pemerintah kepada PLN lantaran adanya selisih biaya pokok penyediaan (BPP) listrik yang lebih tinggi dibanding tarif listrik ditetapkan. Bedanya, pemberian kompensasi diberlakukan untuk tarif semua golongan pelanggan listrik, sedangkan subsidi diberlakukan hanya untuk pelanggan listrik kategori rakyat miskin pada semua pelanggan 450 VA dan sebagian pelanggan 900 VA, yang dikategorikan rentan miskin.

Pada 2018, pemerintah mengucurkan total kompensasi dan subsidi kepada PLN sebesar Rp 23,17 triliun, untuk kompensasi sebesar Rp 7,45 triliun dan subsidi sebesar Rp 15,72 triliun. Sebagai pendapatan lainnya, kompensasi sebesar itu bukan menaikkan secara langsung laba bersih yang mencapai Rp 11,6 triliun, melainkan menaikkan pendapatan yang mencapai Rp 263,5 triliun, itu pun hanya sebesar 0,02 persen dari total pendapatan PLN pada 2018.

Peningkatan pendapatan diperoleh dari kenaikan penjualan setrum karena kenaikan pelanggan yang didukung oleh penambahan pembangkit dan transmisi selama 4 tahun terakhir. Peningkatan jumlah pelanggan itu menaikkan konsumsi listrik per kapita. Peningkatan penjualan listrik didukung keberhasilan PLN menambah kapasitas pembangkit, gardu induk, dan jaringan transmisi.

Selama periode 2014–2018, penambahan pembangkit sebesar 10.121,3 MW, penambahan gardu induk sebesar 57.913 MVA, dan jaringan transmisi sepanjang 14.833 kms. [*]