Apa yang dimaksud penipuan daring? Ia merupakan penggunaan layanan internet atau software dengan akses internet untuk menipu atau mengambil keuntungan dari korban. Hal ini bisa memicu pencurian identitas, bahkan sampai dengan manipulasi psikologis dan manipulasi opini publik. Kerugia n paling besar akibat penipuan daring adalah secara finansial, namun itu kerugian secara moraljuga tidak bisa kita abaikan, karena banyak sekali korban yang merasa depresi akibat dari tertipu secara daring tersebut. Adapun salah satu cara untuk mencegah penipuan online adalah dengan memahami dan menerapkan netiket; dengan kita memahami netiket kita tahu bagaimana harus bersikap dan waspada di dunia digital.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 19 Oktober 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Samuel Berrit Olam (Founder & CEO PT Malline Teknologi Internasional), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan & IAPA), Dr Kismartini, MSi (Dosen FISIP Universitas Diponegoro), Daru Wibowo (Marketing Consultant), dan Sherrin Tharia (Musisi) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Dr Kismartini, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Dalam undang-undang dinyatakan bahwa penggunaan informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi harus atas persetujuan orang yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. Hal ini diatur dalam pasal 26 ayat 1 UU 19/2016. Setiap orang yang dilanggar haknya tersebut dapat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum. Untuk itu ada baiknya kita mengembangkan netiket dengan menjadi netizen yang ramah baik di dunia nyata maupun dunia maya, beradaptasi dengan warga digital, beradaptasi dengan teknologi, serta beradaptasi dengan aturan umum yang ada. Gunakan internet dengan cerdas, positif, kreatif dan produktif. Sebelum share sesuatu, pastikan kalau konten tersebut benar dan bermanfaat untuk orang lain. Ciptakan jati diri yang positif; dengan adanya jati diri yang positif akan bisa membangun citra positif dan bisa melawan hoaks dan penipuan.”
Sherrin Tharia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa banyak sekali informasi yang kita jalani di dunia online ini. Berkegiatan di dunia maya ini bukan semata hanya bersenang-senang, tetapi kita juga harus bertanggung jawab, khususnya terhadap hal-hal yang bisa saja berakibat fatal di kehidupan kita, mau dari segi keamanan ataupun keuangan kita. Ruang digital itu random, tidak hanya positif tetapi banyak juga dampak negatifnya. Ia juga menyampaikan bahwa walau kita ingin batasi anak dalam penggunaan media digital, di sisi lain kalau mereka pergi mau tidak mau harus berikan atau pinjamkan handphone; tidak bisa kita pungkiri anak ini sudah lebih pintar dari kita. Sekarang belajar dan membaca itu pun dilakukan secara online, jadi kita harus berdamai dengan keadaan, tapi sebisa mungkin petik yang baiknya saja.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Kayla menyampaikan pertanyaan “Baru-baru ini teman-teman saya di kampus banyak yang akun media sosialnya di-hack dan dipakai oleh penipu untuk digunakan dalam menipu seperti meminjam uang kepada kontak. Bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan perkara ini, padahal si hacker ini tidak memiliki nomor HP tersebut? Mengapa juga tetap bisa di-hack?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Samuel Berrit Olam, bahwa “Namanya hack bisa ditimbulkan dan diagnosis dari berbagai cara hacker melakukannya. Kalau melihat kejadian yang marak terjadi ini, sebenarnya ada celah dari beberapa layanan yang dipakai korban. Misalnya Instagram untuk mengaksesnya dibutuhkan email, dan di dalam Instagram terdapat nomor info. Terkadang kita juga diminta upload contact teman-teman kita di Instagram. Ketika diminta upload contact biasanya saya secara pribadi tidak izinkan. Biasanya peretasan dilakukan melalui mail. Jangan sampai itu terjadi dan hindari kalau tidak perlu untuk upload kontak; jangan disambungkan. Email itu penting sekali karena dihubungkan ke beberapa layanan, jadi aktifkan two factor authentication.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.