Membicarakan makanan khas yang dimiliki Indonesia memang tidak ada habisnya, begitu juga di wilayah Jawa. Jika kebetulan berencana atau sedang mengunjungi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, cobalah cicipi legondo, makanan khas yang dibuat dari bahan dasar ketan dan pisang.

Legondo berasal dari kata lego ning kondo. Lego berarti  lega, kondo bermakna pembicaraan. Bila ditelisik lebih dalam, lego ning kondo berarti pembicaraan yang membuat hati lega. Jadi, legondo dibuat untuk menjamu saudara dan tamu yang datang untuk menjalian silaturahmi. Makanan ini menjadi teman yang lezat sembari berbincang, bercerita, dan kangen-kangenan sehingga membuat hati menjadi lega.

Pada hari-hari biasa, sangat sulit menemukan kue dengan cita rasa legit dan manis tersebut. Padahal, penggemarnya banyak. Namun, seiring berjalannya waktu, saat ini kue legondo dapat dinikmati kapan saja meski tak ada perayaan apa pun.

Legondo adalah makanan tradisional terbuat dari adonan ketan yang diberi santan kelapa dan gula, kemudian diisi dengan pisang pilihan yang masak di pohon. Setelah itu, dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tiga ikatan bambu, lalu dikukus.

Rasanya sangat unik, perpaduan antara manis dan gurih. Rasa manis yang tipis berpadu dengan rasa gurih inilah yang membuat legondo memiliki citarasa yang khas. Bayangkan, ada tekstur pulen dan legit ketan bercampur dengan gurihnya santan kelapa ditambah rasa pisang kepok manis dan sedikit rasa asam.

Hingga kini, legondo tak tersedia di kota-kota metropolitan. Karenanya, Anda wajib mencarinya saat singgah di Magelang. Salah satu penjual kue legondo yang autentik adalah Legondo Bu Suad.

Pemilik Legondo Bu Suad, Ernalia Masly, mendapatkan resep ini dari ibunya, Bu Suad Albaroroh. Ernalia mengatakan, ia menjual kue ini untuk memperkenalkan legondo dengan resep keluarga yang autentik kepada masyarakat luas.

Ciri-ciri Legondo Bu Suad dapat dilihat dari tiga ikatan tali bambu. Tiga tali ini memiliki filosofi bahwa dalam hidup ini setiap manusia punya tiga ikatan. “Yang pertama ikatan dengan Sang Pencipta Allah SWT. Yang kedua ikatan dengan Nabi atau Rasulullah. Yang ketiga dengan sesama manusia. Jadi, ada habluminallah dan habluminanaas,” jelasnya.

Ernalia menambahkan, “Awalnya (kami berjualan) untuk mengenalkan makanan khas keluarga asli Borobudur. Saya ingin, menjaga dan meneruskan resep Ibu Suad yang telah melestarikan makanan legondo ini sejak 1970.”

Oleh Ernalia, legendo ini hanya dibanderol dengan kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Harga ini cukup terjangkau untuk menjadikan legondo sebagai oleh-oleh ketika melancong ke Borobudur, Magelang.

Sebagai informasi, Legondo Bu Suad beralamat di Kapling Jayan, RT 03/02, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Jika penasaran untuk mencicipi langsung di tempatnya, langsung saja datang ke sana. Namun, apabila tidak memiliki waktu untuk datang langsung, Anda dapat memesannya melalui nomor telepon dan Whatsapp  https://wa.me/6285877461512 atau hubungi media sosial Legondo Bu Suad di sini.

Sebagai informasi, Legondo Bu Suad turut memeriahkan gelaran Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng yang diselenggarakan pada Minggu (19/11/2023). Jika kebetulan mengikuti agenda ini, jangan lupa mencicipinya ya. [Nur Melati Syamdani]

Artikel ini merupakan bagian dari Program kerja sama antara Bank Jateng dan Harian Kompas untuk Pawone Borobudur Marathon 2023.