Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Sukses di Dunia Digital, Pelajari Tips and Trick-nya!” Webinar yang digelar pada Rabu (21/7/2021) di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dewi Rahmawati S.Kom (Product Manager at Localin), Dr. Rahmawati., SE.MM (Asesor Pendamping Kewirausahaan), Eva Ayu Rahayu (Konsultan SDM & Praktisi Keuangan), dan Septa Dinata A.S., M.Si (Peneliti Paradina Public Policy Institute). Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Inovasi

Dewi Rahmawati membuka webinar dengan mengatakan, di era digital yang sudah semakin cepat, hampir semua kegiatan manusia sudah menggunakan cara digital.

“Kita harus mempunyai inovasi atau menjadi lebih baik lagi dimasa era digital ini. Sebab, banyak kemajuan teknologi yang akhirnya berupa platform gratis yang bisa kita akses berupa mobile dengan kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Dewi menambahkan, ada beberapa kemajuan teknologi dari sisi karier ataupun profesionalitas, bagi seseorang yang ingin mendapatkan kesuksesannya. Ia bisa dengan mudah mengambil atau melihat pekerjaan-pekerjaan apa saja, yang sedang membuka lowongan yang dibutuhkan.

Kita juga bisa berkembang dengan platform yang sudah ada, yang bisa diakses oleh siapapun, antara lain menjadi youtuber, content creator, dan e-sports player. “Kesimpulannya, banyak tools yang sudah disediakan dari berbagai platform, yang penting kita harus memulai terlebih dahulu,” ujarnya.

Dr. Rahmawati menambahkan, seluruh aktivitas konsumen kini dilakukan secara digital, berbelanja, bekerja, belajar, berobat, menikmati liburan, bahkan beribadah. Ekonomi fiskal mandek akibat pandemi, maka ekonomi digital menggantikan, sehingga geliat perekonomian masih berjalan.

“Tidak heran apabila transformasi digital menjadi agenda terpenting bagi perusahaan untuk dapat survive di tengah pandemi. Ketika bermain media sosial tentu kita harus mempunyai etika. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti cara bertindak, adat, dan kebiasaan,” paparnya.

Sementara etika bisnis adalah pedoman dalam melakukan kegiatan berbisnis dan meliputi seluruh aspek, mulai dari individu, perusahaan dan masyarakat. Mempunyai prinsip ekonomi, kejujuran, niat baik dan tidak berniat jahat, adil, dan hormat pada diri sendiri.

Etika

Pentingnya etika dalam dunia bisnis adalah bisnis dapat survive dalam menghadapi segala bentuk persaingan dan tantangan, menciptakan kepuasan pelanggan, memiliki pelanggan yang loyal dan menjadi repeat buyer, dan memiliki citra yang baik dalam mempertahankan eksistensi bisnis dalam dunia digital.

Perkembangan komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya sehingga memiliki batasan etika yang berbeda. Setiap negara atau daerah memiliki etika sendiri, begitu pula setiap generasi memiliki etika sendiri.

“Etika bermedia sosial dengan selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi ke publik, gunakan selalu etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun, pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung unsur SARA, dan memanfaatkan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri,” pesannya.

Eva Ayu Rahayu turut menjelaskan, digitalisasi telah merevolusi sendi-sendi kehidupan manusia. Sebab, zaman sekarang semua sudah serba mudah, gampang, berkat perangkat elektronik dan digital.

Sayangnya, mayoritas masyarakat Indonesia dicap sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. “Karena adab berinteraksi masyarakat Indonesia di media sosial masih terbilang buruk, dan diperlukan literasi budaya,” tuturnya.

Menurutnya, peran literasi budaya dalam kehidupan masyarakat di dunia digital adalah budaya asal kata dari bahasa Sanskerta artinya buddayaah kata jamak buddi atau akal (pikiran) manusia.

“Literasi digital adalah kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari budaya itu sendiri,” jelasnya. Untuk menjadi netizen yang baik, Eva mengajak netizen untuk bijak. Dalam arti, gunakan internet untuk meningkatkan kualitas diri.

Adapun cara memaksimalkan penggunaan media sosial adalah dengan membuat konten yang bisa menjangkau semua orang, membahas topik dengan lengkap, menampilkan konten dengan konsep baru atau inovasi, memfokuskan pada pasar publik, dll.

“Dalam kompetensi literasi budaya, agar Anda memanfaatkan aplikasi media di masa pandemi dengan memiliki jiwa kreativitas tanpa batas. Kepedulian tinggi terhadap Negara dan keberanian membuat perubahan, dan semangat tinggi untuk bisa sukses di usia muda,” katanya.

Sebagai pembicara terakhir, Septa Dinata menjelaskan, karakteristik media digital ada 3. Pertama bersifat interaktif digitalisasi, yang memungkinkan manusia menerima dan berinteraksi dengan informasi layaknya seperti manusia.

“Kedua adalah communication media, yang memungkin kita berbicara secara publik, dan yang terakhir artificial intelligence,” katanya. Peluang yang ditawarkan oleh dunia digital yaitu ada mobile internet, cloud technology, internet of things, dan big data.

Meski begitu, dalam dunia digital juga rentan dengan aksi kejahatan seperti peretasan dan spamming. Selain meretas, kejahatan jenis ini juga dapat menyebarkan konten yang tidak beralasan dan dapat mengganggu orang- orang yang melihat konten ini.

“Lalu ada identity theft (pencurian identitas). Ini adalah yang paling umum terjadi di dunia siber. Alasan utama pencurian identitas terjadi adalah dengan pandangan menciptakan penipuan untuk keuntungan finansial. Untuk mencegahnya, berikan sertifikasi kemanan pada website e-commerce Anda,” pungkasnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama M Khaidir Irfan menanyakan, bagaimana caranya agar kita terus meningkatkan kesuksesan dalam era digital?

“WFH/pandemi ini ada plus dan minusnya. Di satu era akan menghasilkan pengusaha-pengusaha sukses ke depannya. Terkadang dari kita sendiri yang harus melihat bagaimana ke depannya. Pada intinya kita harus pintar mencari peluang apa yang saat ini orang butuhkan dan apa yang cocok untuk era ini,” jawab Dewi.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.