Sebagai pengguna digital, kita mungkin sudah akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital. Tidak hanya generasi muda yang harus cakap digital, tapi seluruh generasi.
Kini dengan adanya kemajuan teknologi berupa transformasi digital ponsel, kita dapat melakukan seluruh hal yang kita inginkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan seperti ini akan menguntungkan banyak orang bila sudah mengetahui dan memahami literasi digital agar dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan baik dan benar.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Hidup Pintar di Tengah Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 29 Juli 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Oetari Noor Permadi (praktisi pendidikan dan budaya), Rhesa Radyan Pranastiko (Kaizen Room), Bondan Wicaksono (akademisi dan penggiat masyarakat digital), dan Meliza Gilbert (presenter TV) selaku narasumber.
Oetari Noor Permadi menjelaskan, dunia digital memiliki banyak peluang seperti mendekatkan yang jauh, memungkinkan yang tidak mungkin melalui fitur video call, belanja online, telemedicine, dan rapat daring, sebagai sumber belajar dari dalam dan luar negeri yang memiliki sumber kredibel, serta menjadi jendela ke dunia luas. Namun, muncul juga risiko seperti menjauhkan yang dekat karena terlalu fokus pada perangkat digital, merebaknya kejahatan online seperti penipuan dan pencurian data pribadi, pemahaman yang “sepotong”, dan juga menjadi teleskop ke dunia pribadi.
Oleh karena itu, lanjut Oetari, dalam penggunaan media digital dibutuhkan netiket. Kita harus “Li-H-Ai” atau lindungi data pribadi dari jerat hukum, hargai pengguna lain di internet dengan gunakan informasi yang benar dengan mencantumkan sumber, jauhi perbuatan ilegal, hargai privasi orang lain, hindari flaming, trolling ataupun junking. Lalu amankan diri dengan mengamankan gadget dengan antivirus atau personal firewall.
“Jadilah kita sebagai pengguna yang PINTAAR atau pahami tanggung jawab moral, inspirasi perbuatan baik, nyaman bagi orang lain, taat aturan dan tangkas pilah, alat mempermudah hidup sejahtera, atur waktu kegiatan bersama keluarga, dan re-check serta crosscheck informasi yang diterima dari internet,” katanya.
Meliza Gilbert juga menyampaikan bahwa ia pernah menjadi reporter dan kini menjadi content creator di platform Instagram dengan akun @behealthywithmelgib seputar lifestyle kesehatan. Dengan serba daring, komunikasi jarak jauh memungkinan dan membuatnya bisa mengikuti berbagai kursus untuk menjadi pelatih dan mendapatkan sertifikasi.
Ia bercerita, paparan pertamanya dengan teknologi komunikasi adalah dengan telepon umum yang masih menggunakan koin. Walau begitu, saat masih menjadi reporter, ia harus terlatih menggunakan feature phone yang hemat baterai untuk kegiatan live reporting di lapangan. Pelajaran yang ia ambil dari pengalamannya itu adalah bahwa kita harus terus belajar akan perkembangan teknologi yang selalu berubah.
Salah satu peserta bernama Satrio Wilman mengatakan, “Apakah dengan adanya alur perubahan wujud digital dengan waktu yang begitu pesat dapat memengaruhi karakter pengguna digital antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya?”
Rhesa Radyan Pranastiko menjawab, memang ketika digitalisasi muncul, gap atau kesenjangan teknologi dan literasi juga mengikuti proses tersebut. Perubahan itu pasti ada, tapi diharapkan tidak ikut mengubah nilai-nilai yang sudah tertanam sebelumnya, karena bisa muncul peluang-peluang baru di dunia digital yang bisa menghasilkan keuntungan bagi orang banyak. Dalam perubahan tersebut, diharapkan menjadi warga Indonesia yang berdigital dan menghargai satu sama lainnya dengan cara saling support dan tidak menjatuhkan satu sama lainnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]