Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Belajar Digital yang Mudah, Murah, dan Aman”. Webinar yang digelar pada Senin (9/8/2021) di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Delly Maulana, MPA – Dosen Universitas Serang Raya, IAPA, Aidil Wicaksono – Kaizen Room, Erwan Widyarto – Mekar Pribadi dan Dr. Rita Gani, MSi – Mafindo, Fikom Unisba, Japelidi.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Delly Maulana membuka webinar dengan mengatakan, pengguna internet Indonesia awal 2021 mencapai >202 juta jiwa, meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa.

Media sosial

Biasanya, pengguna internet Indonesia menghabiskan waktu 8 jam 52 menit, dengan aktivitas yang paling digemari adalah media sosial, tidak heran jika jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 170 juta jiwa. Mereka menghabiskan waktu 3 jam 14 menit untuk berselancar di jejaring sosial.

“Pandemi Covid-19 juga memaksa, sekaligus peluang dan hambatan bagi semua stakeholders melalui kemajuan teknologi, termasuk masyarakat untuk melakukan beberapa aktivitas sehari-hari, seperti berkomunikasi, belajar secara daring, membeli barang, memesan tiket, hingga bertransaksi hanya dengan menggunakan gawai,” katanya.

Saat ini untuk mencari ilmu pengetahuan apapun hanya cukup perangkat teknologi dan jaringan internet, termasuk pembelajaran digital. Manurut Delly, ada beberapa cara menciptakan pembelajaran online yang efektif dan berkualitas. Di antaranya meningkatkan kecakapan dalam melakukan aktivitas digital kemampuan dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan hardware maupun software, serta operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

“Memahami secara dasar menggunakan perangkat keras digital. Memahami mengoperasionalkan software dan aplikasi lainnya. Memahami secara dasar tentang mesin pencari dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita yang benar,” katanya.

Aidil Wicaksono menambahkan, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Sementara etiket adalah etika yang berlaku dalam pergaulan dan pekerjaan sehari-hari.

“Netiket adalah sopan santun pergaulan di dunia digital. Sedangkan etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola netiket dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Komentar negatif

Hal yang tidak perlu dilakukan yakni berkomentar negatif, berdebat untuk hal yang tidak penting, mencampuri urusan orang lain bahkan memfitnah, menjelek-jelekkan orang lain, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian, tidak mengakui kesalahan dan anti minta maaf.

Personal branding adalah, bagaimana kita dikenal dengan kelebihan yang kita miliki hingga akhirnya mampu menciptakan peluang baru. Ingatlah, bahwa jejak digital mungkin saja tidak akan bisa dihapus, selamanya. Mari sampaikan dengan bijak, sopan, dan santun serta mengikuti etika sekaligus peraturan yang berlaku,” pesannya.

Erwan Widyarto turut menjelaskan, digital culture atau budaya digital adalah sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.

Ada pula yang mengartikan budaya digital sebagai kemampuan seseorang menerapkan nilai dan norma budaya Indonesia dalam dunia digital. Transformasi digital menyebabkan pergaulan makin terhubung dengan wilayah lebih luas. “Pola interaksi lebih interpersonal, lintas batas umur, budaya, strata sosial. Pola pergaulan yang impersonal dan lebih setara,” ujarnya.

Sebagai pembicara terakhir, Dr. Rita Gani memaparkan, pembelajaran jarak jauh atau belajar online, dinilai lebih praktis, inovatif, gratis, mudah tapi harus aman. Di sinilah perlunya keamanan digital.

“Keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman,” tutur Rita. Bentuk pengamanan perangkat digital, yakni pengamanan identitas waspada penipuan digital, memahami rekam jejak digital keamanan digital bagi anak.

Dalam sesi KOL, Qausar Harta Yudana mengatakan, dampak positif dunia digital adalah kita dapat informasi segala sesuatunya dengan gampang dengan mudah, tetapi dampak negatifnya itu karena banyak informasi yang masuk dan gampang ditemui, kadang kita agak bingung untuk memilih dan memilahnya.

“Mana yang negatif mana yang positif, kita agak susah di bagian itu. Kita harus saring lagi, kita cocokkan yang mana info yang credible yang patut kita percayai informasi tersebut,” ungkapnya.

Filter konten

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Rina Sundari menanyakan, bagaimana cara mengedukasi anak dibawah umur, agar dapat memfilter konten-konten yang kurang layak ditonton?

“Bagaimana ternyata kita yang dirumah mempunyai peran ganda, salah satu cara yang saya sarankan dengan menggunakan aplikasi Parent-Teen, ada beberapa aplikasi-aplikasi bisa mengizinkan kita untuk melihat akses-akses apa yang sedang dijalankan oleh anak-anak,” jawab Aidil.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.