Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kasus kesehatan pada ibu hamil dan balita di Kabupaten Boyolali, utamanya stunting serta ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK), Pertamina menjalankan sejumlah kegiatan dalam program Yok Peka. Ini adalah singkatan dari Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga.
Kegiatan itu diwujudkan melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali dengan membentuk tim siaga yang terdiri atas bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan, program tersebut merupakan bagian dari program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Boyolali.
“Program ini dimulai pada tahun 2020 sebagai upaya tanggap Covid-19, di mana pada saat itu aktivitas posyandu sempat terhenti karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga ibu hamil dan balita tidak bisa melakukan pengecekan kesehatan di posyandu,” kata Brasto, Senin (5/9/2022) di Semarang.
Ia melanjutkan, Pertamina bersama kader posyandu mengembangkan sistem informasi berbasis aplikasi dan situs web bernama Si-Kembang (Sistem Informasi Tumbuh Kembang) untuk memonitor kesehatan dan perkembangan ibu hamil juga balita tanpa harus datang ke posyandu.
“Si-Kembang pertama kali diimplementasikan di Desa Teras, lalu kemudian direplikasi di dua desa lainnya, yaitu Desa Sampetan dan Desa Seboto, yang memang memiliki permasalahan kasus stunting dan ibu hamil KEK cukup tinggi di Boyolali,” terangnya.
Menurut Brasto, bentuk topografi relief dari Desa Sampetan dan Desa Seboto yang relatif bergelombang dan jauh dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) menyebabkan ibu hamil dan balita yang bermukim di lereng Gunung Merbabu tersebut, kesulitan menjangkau lokasi posyandu dan mengikuti kegiatan posyandu rutin.
“Akibatnya, berdampak pada kasus kesehatan ibu hamil dan balita di dua desa tersebut cukup tinggi,” ujarnya.
Untuk itu, Brasto menjelaskan, di samping penggunaan inovasi Si-Kembang, Pertamina juga ikut mengembangkan beberapa Pos Kesehatan (Poskes) RT untuk mendekatkan layanan kesehatan masyarakat di tingkat RT. “Tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, Poskes RT juga bisa dimanfaatkan untuk cek kesehatan lansia, remaja, dan masyarakat lainnya.”
Di setiap Poskes RT, Pertamina menyediakan alat-alat kesehatan, seperti tensi meter, GCU, timbangan bayi, doppler, pengukur panjang bayi, dan peralatan kesehatan lainnya. “Selain itu, juga tersedia mobil siaga yang ditempatkan di Kecamatan Gladangsari untuk digunakan dalam keadaan gawat darurat seperti ibu hamil yang hendak melahirkan, khususnya di Desa Sampetan dan Desa Seboto,” tambah Brasto.
Berkat program Yok Peka yang sudah dijalankan dalam kurun waktu dua tahun, dapat menekan kasus stunting dan ibu KEK di Desa Seboto dan Desa Sampetan. “Manfaat dari program ini telah diterima dari sekurangnya 839 balita, 80 ibu hamil, hingga 310 lansia yang menerima layanan kesehatan berbasis masyarakat,” terang Brasto.
Dia menambahkan, program Yok Peka tidak akan memberikan dampak manfaat yang signifikan jika dijalankan tanpa dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang menaruh perhatian yang sama terhadap isu tersebut.
“Program ini merupakan buah kerja sama dari berbagai pihak. Di antaranya, Pemerinta Kabupaten Boyolali khususnya Dinas Kesehatan Boyolali, pemerintah desa setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS), puskesmas setempat, dan beberapa pihak lainnya,” ucap Brasto.
Respons positif disampaikan Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat yang mengapresiasi Pertamina atas program dan upaya yang dijalankan untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya. “Hal ini tentunya dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan berperan dalam tercapainya tujuan penurunan AKI/AKB di Kabupaten Boyolali. Semoga kerja sama ini dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi di seluruh Kabupaten Boyolali.”
Komitmen ESG dan kontribusi pada SDGs
Brasto menjelaskan, program Yok Peka yang dijalankan bersama masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (environment, social, governance) yang tidak hanya dijalankan Pertamina tapi juga bersama masyarakat.
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Utamanya pada poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutupnya. [*]