Pemanfaatan internet sudah seharusnya disebarkan hingga ke pelosok negeri, tidak melulu di kota besar. Internet telah menjadi media untuk menyebarkan banyak semangat dan inisiatif positif.

Skate itu bebas, dia itu enggak melihat dari ras atau apapun itu, yang penting dia itu tuh satu, skateboarder,” ujar pemain skateboard Indonesia yang berprestasi Gregorius Aldwin. Melalui skateboard, dia ingin mematahkan anggapan bahwa olahraga ini bisa dibanggakan dan bukan sekadar mengisi waktu luang. Aldwin pun membuktikan dengan tidak hanya berprestasi di dalam negeri, tetapi juga di level internasional.

Pria yang menjadi bagian dari tim nasional Asian Games 2018 cabang skateboard ini menyebut, internet menjadi salah satu bagian dari kesuksesannya. Melalui internet, Aldwin mencari referensi trik  skateboard yang dilakukan pemain kelas dunia dan kompetisi luar negeri. “Kalau internet gak ada, mati kutu,” kelakarnya.

Itulah cuplikan dari kampanye digital #PakeBiznet yang mengangkat berbagai kisah inspiratif bagaimana internet berperan penting untuk mengubah kehidupan seseorang. Ada cerita inspiratif dari seorang pemilik warung kopi di Kediri hingga cerita tentang tim RRQ Mobile Legend Indonesia. Sejauh ini sudah 28 video diluncurkan  dan diunggah di akun Instagram @BiznetHome dan kanal Youtube Biznet.

President Director Biznet Adi Kusma mengatakan, kampanye ini membuktikan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya internet untuk kehidupan. Meningkatnya kebutuhan internet membuat Biznet semakin termotivasi untuk terus mengembangkan teknologi dan layanan internet terbaik untuk masyarakat.

“Campaign #PakeBiznet merupakan inisiatif dan upaya kami untuk menginspirasi masyarakat untuk terus mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan yang ada, agar dapat bersaing sehat demi kemajuan bersama,” ujarnya.

Kampanye internet positif ini tidak berhenti di situ. Biznet menyambangi sekolah-sekolah untuk memberikan sambungan internet gratis. Saat ini jumlah sekolah yang sudah mendapatkan bantuan ini sudah mencapai 500 sekolah. Hal ini dikatakan oleh Brand Manager Biznet Gitanissa Laprina saat acara Buka Puasa Bersama dan Media Briefing Biznet di Jakarta, Kamis (24/5).

Gitanissa Laprina, Brand Manager Biznet saat menjelaskan mengenai Jaringan Biznet Fiber.

“Sudah sekitar 1 juta siswa yang sudah dilayani oleh program ini dengan 2.000 access point.  Jenjang pendidikan yang kami pilih mencakup SMP, SMA, dan SMK yang tersebar di Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Pulau Batam,” ujar Gita.

Sejalan dengan komitmen memperluas manfaat penggunaan internet di Indonesia, Biznet juga terus membangun infrastruktur jaringannya. Memasuki pertengahan 2018, Biznet telah rampung menyelesaikan pembangunan jaringan Biznet fiber Semarang- Surabaya di sepanjang kota Semarang – Kudus – Purwodadi – Bojonegoro – Lamongan – Gresik – Surabaya dan Biznet Fiber Purwokerto – Yogyakarta di sepanjang kota Purwokerto – Kebumen – Purworejo – Yogyakarta. Semuanya bertotal 600 kilometer. Biznet menargetkan jaringan fiber optik ini bisa mencapai Banda Aceh pada 2019.

“Kini sudah 23.000 kilometer jalur fiber optik yang dimiliki Biznet. Semuanya kabel kami sendiri. Selain itu, kami sudah menyentuh angka 450.000 home pass dengan 2.600 karyawan. Jaringan kabel kami pun sudah ada yang langsung ke Singapura, bahkan kecepatan fiber optik kami untuk Jakarta-Singapura merupakan yang tercepat, yaitu 11 milidetik,” ungkap Gita.

Langkah nyata

Bergerak pada bidang teknologi tidak membuat Biznet melupakan tanggung jawab sosialnya. Sebagai bagian dari masyarakat, Biznet akan meluncurkan program Biznet Bali Beach Cleaning untuk membantu permasalahan sampah di banyak pantai di Pulau Bali. Hal ini dikatakan oleh Corporate Communication Manager Biznet Renya Nuringtyas juga dalam acara tersebut.

Renya Nuringtyas – Corporate Communication Manager saat Menjelaskan mengenai Campaign #PakeBiznet.

Bali dipilih karena pulau ini sudah terkenal di mata dunia dan menjadi permata wisata Indonesia. Renya mengatakan, program ini juga tidak diberikan batas waktu melihat kegiatan ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

“Setelah Bali, bukan tidak mungkin program serupa akan dikembang di provinsi lain yang memang memiliki permasalahan sampah yang sudah mengkhawatirkan juga. Melalui program ini, kami juga ingin membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan pantai Bali dan menjaga kelestarian Pulau Bali agar tetap menjadi tujuan wisata terbaik di dunia,” ujar Renya. [VTO]