Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Literasi Digital untuk Perintis Bisnis Online di Era Pandemik”. Webinar yang digelar pada Selasa, 7 Juli 2021 di Kabupaten Tangerang, itu diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Denisa N Salsabila (Kaizen Room), Misbachul Munir (enterpreneur dan Fasilitator UMKM Mikro), Antonius Andy Permana (Founder-CEO of Haho.co.id), dan Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Denisa N Salsabila membuka webinar dengan mengatakan bahwa Indonesia terdiri atas 16.771 pulau, 34 provinsi, 1.340 suku bangsa, 6 agama, dan 716 bahasa.

Untuk itu, dalam menggunakan media digital, kita dituntut untuk menggunakan etika layaknya kehidupan nyata. Etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet) dalam kehidupan sehari-hari.

“Bahwa menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Demi meningkatkan kualitas kemanusiaan,” jelas Denisa. Ia menambahkan, ruang lingkup etika meliputi kesadaran, integritas, kebajikan, dan tanggung jawab.

Etika dalam aktivitas jual beli di ruang digital, yakni selalu bersikap ramah kepada pembeli, membalas semua pertanyaan yang diajukan pembeli, dan selalu menyapa dengan panggilan yang sopan. “Tak kalah penting, yakni tidak menyalahgunakan data pembeli, jujur dalam mendeskripsikan barang dan packing barang dengan rapi,” kata Denisa.

Sementara Misbachul Munir berpesan, agar masyarakat dapat mengambil peluang di dunia digital. “Saat ini telah terjadi pergeseran budaya, perilaku masyarakat, produsen, konsumen, dan pasar. Untuk itu, temukan, kenali, potensi dan talenta diri.”

Ia menambahkan, semua orang bisa mendapat keuntungan asal dapat mengasah dan meningkatkan kapasitas diri. “Kompetensi di ruang digital menjadi pribadi yang mandiri dan produktif. Membangkitkan jiwa wirausaha dan kemandirian. Motivasi diri untuk selalu berusaha tumbuh dan berkembang,” jelas Misbachul.

Untuk berniaga di digital platform, sebaiknya tentukan aplikasi layanan kemitraan yang sesuai. Lalu jadilah penjual yang jujur, adil, dan berintegritas, serta membangun komunitas dan relasi. “Cara ini efektif meningkatkan kapasitas dan akses informasi terbaru,” kata Misbachul.

Antonius Andy Permana mengatakan, digital safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Tips aman menggunakan media digital untuk berbisnis bisa dilakukan dengan cara email bisnis dipisahkan/berbeda dengan email pribadi. Nomor telepon bisnis berbeda dengan nomor pribadi. Selalu ikuti edukasi untuk penjual dari marketplace-nya.

“Jangan lupa untuk tidak share password dan OTP. Jangan mau tergiur transaksi di luar marketplace. Langsung laporkan pembeli yang berusaha melakukan penipuan. Modus penipuan yang kerap terjadi yakni phising, scamming, dan social engineering,” ungkap Antonius.

Sebagai pembicara terakhir, Rizki Ayu Febriana menerangkan, di era pandemi terjadi kebiasaan berbelanja online yang meningkat hingga 81 persen. Dari survei yang dilakukan, paling sedikit mereka belanja satu kali dalam seminggu.

Lainnya, sebanyak 55 persen mengaku lebih sering berbelanja online dan memungkinkan akan semakin sering ke depannya. Sementara 73 persen mengaku kegiatan memasak di rumah meningkat selama PSBB. Adapun 59 persen, berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online, bahkan di Jakarta mencapai hingga 76 persen yang berbelanja melalui e-commerce.

“Kita mungkin sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital,” kata Rizki.

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Digital skills adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital.

“Ketahui mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone. Cara memulai bisnis bagi pemula, yakni luruskan niat. Putuskan apa yang kamu jual. Buat website jualan online. Promosikan lapak jualan online. Cari mentor dan lingkungan yang positif. Mari bersama memperluas literasi digital,” seru Rizki.

Salah satu peserta bernama Iva menjelaskan bahwa dirinya adalah pemula dalam bisnis online. “Lalu, bagaimana kiat menambahkan follower aktif ke dalam akun bisnis, baik Instagram maupun e-commerce?” tanyanya.

“Dengan membuat konten yang kreatif, konten yang inovatif dan interaktif. Dengan juga digital marketing supaya tahu bagaimana mendapatkan value dari banyaknya follower,” jawab Antonius.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]