Pada saat ini teknologi digital menjadi realitas baru bagi masyarakat, sekaligus mencipta kebiasaan dan kebudayaan baru bagi masyarakat. Hal yang berubah di era digital adalah seluruh pola komunikasi dan interaksi kita. Terkait itu, kita sebagai pengguna media digital sehari-hari perlu menerapkan etika perilaku bermedia digital, yang terdiri dari menggunakan media sosial dan email dengan pesan yang bermanfaat, menggunakan internet untuk berbagi informasi, edukasi, dan hiburan, serta menghindari membahas isu sensitif yang dapat mengancam keharmonisan antar sesama pengguna media digital.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Webinar yang digelar pada Jumat (16/7) diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir A Zulchaidir Ashari (Kaizen Room), Abdul Rohim (Direktur Buku Langgar), M Nur Arifin, SSos CEIA (Peneliti & Antropolog), Novi Kurnia, PhD (Dosen Fisipol UGM & Japelidi), dan Juliet Georgiana (Entertainer & Abnon Jakarta Utara 2016) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Abdul Rohim menyampaikan informasi penting bahwa “Pola penghidupan ekonomi, pekerjaan, aktivitas harian, bahkan pola konsumsi juga berubah dengan adanya era digital sekarang. Hal-hal itu dapat dibuktikan dengan hampir tidak ada lagi yang menyukai kerja-kerja formal yang cenderung bersifat kaku, statis, monoton, serta kita dapat melihat bahwa berbagai jenis usaha ekonomi semakin terintegrasi. Konsekuensi pada saat ini, hampir sebagian besar aktivitas riil masyarakat akan terserap di dunia digital, serta tercipta masyarakat baru digital dengan kebudayaan yang lebih cair dan reseptif pada perubahan dan tak menentu. Walau gitu, harus tetap menerapkan tingkah laku berkebudayaan yang baik ketika berselancar dan berinteraksi di internet. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung hal tersebut adalah memberi, menciptakan, dan menyajikan konten dan ruang-ruang produktif alternatif yang menstimulus konten budaya-budaya milik bangsa sendiri. Dari situ, konten-konten tersebut dapat menjadi sajian alternatif bagi arus kebudayaan dunia yang tak terbatas, lalu dapat menstimulus pemberdayaan ekonomi yang semakin melek dan terintegrasi secara digital.”

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Hanani menyampaikan bahwa “Mengenai digital skill, zaman sekarang banyak orang-orang membuat suatu komunitas untuk mengembangkan keahlian mereka atau mengajarkan ilmu yang sudah mereka punya ke orang yang ingin belajar dengan tujuan solidaritas sosial. Di sana mereka bisa belajar atau pun sharing bersama. Pertanyaan saya, bagaimana caranya untuk terus berinovasi dan berkreativitas dengan keahlian tersebut sehingga tidak tertinggal oleh zaman ataupun tren yang ada sekarang ini?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh A Zulchaidir Ashari, bahwa “Ada beberapa skill yang menjadi tolok ukur dan penting untuk kita terapkan di era digital. Skill pertama adalah mendukung konten yang bisa dimanfaatkan oleh para content creator untuk semakin mengisi ruang digital dengan hal-hal baik dan positif. Kedua, dan yang paling penting, adalah data analytics yang nantinya akan bisa bantu mengembangkan skill pertama dengan kemampuan membaca data.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.