Kawasan pesisir dikenal sebagai wilayah yang memiliki potensi dan peluang bagi peningkatan ekonomi produktif. Dengan panjang pantai mencapai 104.000 kilometer dan memiliki kedaulatan atas wilayah perairan seluas 3,2 juta kilometer persegi, Indonesia dikaruniai potensi ekonomi maritim yang sangat besar. Berkaca dari kondisi tersebut, tidak mengherankan apabila Presiden RI Joko Widodo bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Guna mendorong denyut nadi perekonomian di wilayah pesisir tentu dibutuhkan akses keuangan yang terintegrasi bagi masyarakat sekitar pantai, utamanya kepada para nelayan. Cara yang efektif untuk menghadirkan akses keuangan tersebut yakni melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Program ini terbukti berdampak positif terhadap perekonomian di daerah pesisir pantai.
Salah satu contoh keberhasilan agen Laku Pandai mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat pesisir, yakni Hamsinah. Hamsinah yang tinggal di pesisir pantai kampung nelayan Kelurahan Mandala, Kota Jayapura, Provinsi Papua, merupakan agen BRILink yang terdaftar sejak November 2014. Sebelumnya, ia hanya ibu rumah tangga yang membantu suaminya mengelola toko kelontong. Setelah mengetahui kesulitan yang dialami nelayan di sekitar tempat tinggalnya ketika harus melakukan transaksi keuangan di luar jam operasional kantor perbankan, Hasminah memutuskan untuk menerima tawaran Bank BRI setempat untuk menjadi agen BRILink.
Dengan bekal pelatihan dari Bank BRI, Hamsinah mulai menjalankan perannya sebagai agen BRILink. Dia melakukan sosialisasi kepada para nelayan di kampungnya terkait layanan yang diberikan agen laku pandai. Layanan tersebut seperti setor tunai, tarik tunai, dan pembukaan rekening serta layanan mini ATM, seperti bayar listrik, bayar telepon, bayar cicilan, beli pulsa, transfer dan tarik/setor tunai. “Para nelayan di sekitar tempat tinggal saya kini sudah mulai memahami pentingnya menabung uang daripada digunakan untuk keperluan konsumtif,” ujar Hamsinah. Atas prestasinya tersebut, pada 2016 Hamsinah pernah mendapatkan penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Tidak hanya menerima simpanan dan jasa perbankan lain, Hamsinah juga menjadi referral untuk pinjaman BRI. Agen BRILink efektif dalam referral kredit karena mereka umumnya dipercaya masyarakat setempat. Selain itu, agen BRILink mendorong inklusi keuangan melalui produk asuransi mikro. Melalui Asuransi Mikro Kecelakaan Kesehatan Meninggal Dunia (AM-KKM), BRI melengkapi kebutuhan nasabahnya dan menjadikan Bank BRI sebagai one stop financial solution bagi nasabah mikronya.
Hingga akhir September 2017, tercatat BRI memiliki agen BRILink sebanyak 138.312 agen yang telah melayani sejumlah 132,5 juta transaksi. Pertumbuhan jumlah transaksi ini turut diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi yang mencapai Rp 203,5 triliun sepanjang periode Januari hingga September 2017.
“Jumlah agen BRILink milik BRI telah mencover seluruh desa dan kelurahan yang berjumlah 83.184 diseluruh Indonesia,” imbuh Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso. “Ini selaras dengan strategi perseroan yang fokus untuk lebih memilih menambah dan mengembangkan jaringan nonkonvensional ketimbang jaringan konvensional seperti kantor cabang. Selain lebih efisien, dengan memanfaatkan branchless banking, Bank BRI bisa semakin mudah menjangkau daerah daerah yang belum mendapatkan akses keuangan,” imbuhnya.
Optimisme ini sejalan dengan langkah yang diambil BRI dimana saat ini jaringan BRIsat telah tersambung dengan jaringan satelit BRIsat. “Melalui satelit, kami akan dimudahkan karena jangkauannya lebih luas. Ini tentu saja memberikan manfaat yang optimal bagi terwujudnya financial inclusion,” pungkas Hari Siaga. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 Desember 2017