Dompet digital adalah sebuah gawai elektronik atau online servis yang membantu seseorang untuk melaksanakan transaksi elektronik. Ia memberi kemudahan kepada penggunanya untuk menyimpan berbagai metode pembayaran secara digital.

Kini semakin maraknya tren dompet digital di Indonesia; siapa yang tidak punya uang dalam smartphone atau dalam dompet digital? Layanan pembayaran digital semakin populer seiring dengan meningkatnya pemakaian smartphone di Indonesia.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kenal dan Pakai Aplikasi Dompet Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 18 November 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Alviko Ibnugroho, S.E., M.M. (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga & IAPA), Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman), Reza Sukma Nugraha, M.Hum. (Pengajar Universitas Sebelas Maret), Khuriyatul Husna, M.P.A. (Universitas Lancang Kuning & IAPA), dan Gina Sinaga (Public Speaker & Founder @wellness_worthy) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Khuriyatul Husna, M.P.A. menyampaikan, “Dompet digital memiliki potensi informasi yang dapat memanipulasi penggunanya berinteraksi dan bertransaksi secara aman. Oleh karena itu perlu terapkan langkah-langkah keamanan digital, yaitu proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman dan nyaman. Beberapa tips dalam menjaga keamanan dompet digital antara lain adalah pastikan memasang aplikasi yang sumbernya dari pihak yang tepercaya seperti Google Playstore bagi pengguna Android, dan juga AppStore bagi pengguna iOS.”

“Selain itu, jangan memasang aplikasi sembarangan; misalnya, selalu pastikan bahwa sudah terdaftar di OJK terkait dengan investasi. Kemudian ketika melakukan interaksi atau transaksi, jangan pernah memberikan kode verifikasi SMS yang masuk ke HP terhadap orang yang sengaja memintanya. Terakhir adalah jangan mengisi saldo terlalu banyak pada dompet digital yang digunakan untuk terhindari dari overspending yang semakin mungkin terjadi karena kemudahan penggunaan yang ditawarkan oleh fitur dompet digital.”

Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, ia menggunakan dompet digital karena kepraktisannya, dan sebisa mungkin tidak menjadi ketergantungan terhadapnya. Ia merasa bahwa kalau tidak ada dompet digital akan sulit dalam hal seperti menyiapkan uang kembalian, jadi ia merasa kehadirannya menyederhanakan cara kerja sehari-harinya.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Bagus Alfatih menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara agar menahan diri untuk tidak membeli suatu produk dari e-commerce dengan menggunakan pembayaran fitur paylater, karena banyak sekali anak muda yang tergiur untuk menggunakan paylater hingga membengkak budget pengeluarannya?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Alviko Ibnugroho, S.E., M.M. “Pertama sadari diri bahwa kalau kita memang belum cukup uangnya, kenapa harus memaksakan? Kumpulkan dan tabung uangnya dulu, dan bila sudah terkumpul sesuai dengan jumlah uang yang diinginkan kita beli barangnya. Kalau ternyata barangnya sudah tidak ada, ya sudah tunggu saja karena namanya barang produk itu pasti dari tahun ke tahun itu selalu update dan keluar lagi yang paling baru. Hal yang terpenting adalah bukan apa yang kita pakai tapi apa yang melekat pada diri kita.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.