Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tetap Fresh dan Anti Stress Saat Belajar Online di Rumah”. Webinar yang digelar pada Kamis (26/8/2021) di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Daniel J. Mandagie – Kaizen Room, Andika Renda P. – Kaizen Room, Abdul Rohman – Direktur Buku Langgar dan Erfan Ariyaputra, S.Psi. – Training & Development Expert.
Memudahkan hidup
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Daniel J. Mandagie membuka webinar dengan mengatakan, teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita.
Namun, tidak dapat dimungkiri, kemajuan teknologi menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital. Salah satunya ada perubahan yang begitu cepat. Ada beberapa tips belajar online yang efektif.
“Buat tempat nyaman untuk belajar versi kamu. Batasi penggunaan gadget dan televisi. Pastikan gadget seperti handphone dan tablet kamu dalam keadaan silent atau muted saat kamu mulai belajar. Buat jadwal belajar. Belajar sambil mendengarkan lagu kesukaan,” katanya.
Bagi sebagian orang, belajar sambil mendengarkan musik bisa menambah semangat serta konsentrasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan University Health News, saat mendengarkan musik, saraf-saraf di otak akan menjadi lebih aktif sehingga hal tersebut dapat meningkatkan suasana hati dan kemampuan kognitif otak, terutama daya ingat.
Selain itu, siapkan camilan dan air putih yang cukup. Tulis catatan agar bisa membantu untuk lebih fokus pada pembelajaran. Anda pun jadi sibuk untuk mendengarkan dan mencatat semua poin penting yang dijelaskan oleh guru. Terakhir, jangan lupa refreshing di sela-sela belajar.
Etika digital
Andika Renda mengatakan, etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet) dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahwa menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Demi meningkatkan kualitas kemanusiaan,” tuturnya.
Menurutnya, baik secara offline maupun online kita harus tetap mempertahankan etika selama proses belajar. Etika berkomunikasi dengan guru atau dosen yakni ucapkan salam, gunakanlah bahasa yang mudah dipahami dan sopan, tidak bertele-tele tapi langsung pada poin utama dan perhatikan waktu saat hendak menghubungi.
“Ingatlah bahwa jejak digital mungkin saja tidak akan bisa dihapus, selamanya. Mari sampaikan dengan bijak, sopan, dan santun serta mengikuti etika sekaligus peraturan yang berlaku,” tuturnya.
Abdul Rohman turut menjelaskan, mulailah belajar dari yang paling disukai. Manfaatkan teknologi untuk mencari reverensi dan motivasi. Menggali lagi budaya sendiri, mengilmui kembali, dan memasukkan budaya di ruang digital.
“Gunakan teknologi untuk media mengaktualisasikan diri. Jujur terhadap diri. Disiplin dan konsisten dengan jalan yang telah kita pilih, selalu belajar dan terbuka atas pengetahuan adalah kunci. Belajarlah dengan riang gembira, bukan justru menyulitkan,” paparnya.
Sebagai pembicara terakhir, Erfan Ariyaputra mengatakan, era digital merupakan era di mana informasi semakin mudah dan cepat diperoleh. Selanjutnya, disebarluaskan menggunakan teknologi digital.
“Dampak media digital yaitu mental dan fisik, dampak sosial, dampak finansial, dan dampak spritual. Mari mengatur screen time, bangun habit yang positif, kelola dengan tepat,” katanya.
Belajar lebih santai
Dalam sesi KOL, Tely Sarendra mengatakan, belajar di rumah itu more easy, more enjoy, more relax. Jadi kita bisa lebih santai, kita tidak terlalu tegang dalam kelas, tidak terlalu kaku tetapi poin edukasi yang kita terima tetap tersampaikan dengan baik.
“Buat aku hal positifnya kita bisa lebih santai menikmati pembelajaran bisa lebih enjoy, walaupun memang tetap ada hal kekurangannya, karena tidak ada tatap muka langsung jadi sentuhannya heart in heartnya kurang, kurang touching langsung antar guru antar pembelajar dengan murid paling itu minusnya,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Vimo menanyakan, bagaimana cara kita meningkatkan minat dan bakat untuk yang malas belajar saat sekolah daring?
“Jadi ini masalah klise, jadi perlu dipahami bahwa kebanyakan orang belajar itu bahkan ketika sekolah tatap muka juga kebanyak orang membosankan. Supaya semangat belajar daring adalah bahwa kita tahu informasi yang akan kita peroleh itu akan berguna nantinya,” jawab Daniel.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.