Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Keamanan Berinternet: Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Webinar yang digelar pada Selasa, 9 November 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Antonius Galih Prasetyo – Sosiologi & Penulis, Rusman Nurjaman – Peneliti & Penulis, Dr Rusdiyanta, SIP, SE, MSi – Dekan FISIP Universitas Budi Luhur dan Denisa N Salsabila – Kaizen Room.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Antonius Galih membuka webinar dengan mengatakan, keamanan online merujuk pada tindakan untuk tetap aman ketika online.
“Keamanan tercipta melalui individu yang mampu melindungi diri dan orang lain dari kerugian dan risiko online yang membahayakan informasi pribadi, memicu timbulnya komunikasi yang tidak baik aman, dan mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mental,” ujarnya.
Langkah preventif yaitu dengan batasi dan awasi penggunaan gawai pada anak, seleksi teman di medsos, atur setting medsos buat private, perbaharui kata sandi secara berkala, saring sebelum sharing.
Rusman Nurjaman mengatakan, tantangan bangsa di ruang digital yakni merebaknya disinformasi, kejahatan siber, plagiarisme, perundungan, pelecehan/kekerasan seksual, pelanggaran privasi, ujaran kebencian, pornografi.
“Memahami etika digital yaitu prinsip-prinsip etika yang mengatur perilaku seseorang dalam melakukan aktivitas dengan media digital, membantu kita dalam membuat pilihan-pilihan tindakan yang benar dan sadar,” katanya.
Menurutnya, etika digital penting karena dalam ruang digital kita akan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok dari latar belakang sosial dan kultural berbeda, sehingga sangat mungkin aktivitas tersebut akan memunculkan masalah etika.
Dr Rusdiyanta turut menjelaskan, budaya digital merupakan kebiasaan penggunaan teknologi dan internet, membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat digital.
“Budaya digital sejatinya merupakan hasil olah pikir, kreasi, dan karya manusia berbasis teknologi internet. Membangun budaya digital dengan participation, membuat masyarakat ikut serta memberikan kontribusi untuk tujuan bersama, kebaikan bersama, keamanan bersama,” jelasnya.
Sebagai pembicara terakhir, Denisa mengatakan, maraknya aktivitas digital yang dilakukan mengharuskan kita untuk peduli pentingnya memproteksi perangkat digital yang kita miliki.
“Digital safety (Keamanan Berdigital) adalah kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Lakukan hal-hal baik ini di ruang digital dengan hanya berbagi berita positif/baik, hormati orang lain, bahkan jika berbeda pendapat, verifikasi semua permintaan data pribadi, berhati-hati dengan link mencurigakan.
Dalam sesi KOL, Yoggi Sanjaya mengatakan, literasi digital secara umum, yakni kita menggunakan media digital dengan bijak. “Terkait dengan Internet sehat kita tentunya bisa meminimalisir konten-konten negatif, berita hoaks, dan juga jangan lupa berpikir kritis terhadap informasi yang didapatkan,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Alivia menanyakan, bagaimana mengedukasi anak kita agar mempunyai skill digital agar senantiasa aman berinternet sehingga tidak terpengaruh hal negatif?
“Proteksi itu memang penting terutama tentang memberikan pemahaman. Walau sering dikatakan bahwa anak-anak itu digital native, belum tentu yang digital native itu paham mengenai dari konsekuensi-konsekuensi dari penggunaan internet,” jawab Antonius.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.