Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Asik Jualan Online Pakai Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Jumat (30/7/2021) di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Indah Wenerda, S.Sn, M.A (Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Japelidi), Dr. Santo Dewatmoko, ST, MM, MA (Pelaku binis Akademisi, Investor, Pemerhati Kebijakan Publik), Misbachul Munir (Entrepreneur & Fasilitator UMKM Desa), dan Mathelda Christy Natalia T (Kaizen Room). Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Internet untuk bisnis

Indah Wenerda membuka webinar dengan mengatakan, internet menjadi gerbang untuk segala aktivitas.

Adanya kehadiran internet, aktivitas dilakukan lebih praktis, lebih aman dan nyaman, termasuk dalam hal berbisnis. Apalagi, memulai bisnis di internet tidak perlu modal besar, tidak perlu menyewa ruko secara fisik dan tidak perlu merekrut banyak tenaga kerja.

“Hal yang perlu disiapkan di antaranya barang atau layanan yang akan dijual. Pastikan produknya, berbeda dengan yang lain, Segmentasi pasar. Memilih platform jualan online yang akan digunakan. Membangun toko online lewat website, lewat marketplace, atau memanfaatkan media sosial,” tuturnya.

Ia menambahkan, sebagai toko online perlu memperhatikan beberapa hal, seperti pajang foto yang menarik, jangan menggunakan foto orang lain, gunakan foto asli barang dagangan yang dijual, keterangan pada foto juga diperlukan, keterangan pengiriman barang, dan jujur pada produk yang dijual.

Etika bisnis

Dr. Santo Dewatmoko menambahkan, bisnis atau niaga adalah kegiatan memperjualbelikan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba. Menurutnya, etika dalam berbisnis akan memberikan pelajaran bahwa bisnis yang “berhasil” tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja, melainkan bisnis yang bergerak secara etis membawa serta tanggung jawab dan memelihara hubungan antar manusia di dalamnya.

“Etika diperlukan dalam bisnis, selain untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri bahkan mungkin nasib manusia yang terlibat di dalamnya. Bisnis membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya,” tuturnya.

Ia menambahkan, bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya, sehingga etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut.

Contoh etika yang baik dalam berbisnis yakni selalu bersikap ramah kepada pembeli, membalas semua pertanyaan yang diajukan pembeli, jujur dalam menuliskan deskripsi barang, packing barang dengan rapi, dan selalu menyapa dengan panggilan yang sopan.

Misbachul Munir turut menjelaskan bahwa disrupsi budaya menghadirkan kesempatan akses informasi meluas, otoritas keilmuan meluas, sistem yang telah mapan dipertanyakan ulang, terdegradasinya nilai-nilai kearifan lokal berikut adat dan tradisnya, serta terjadinya percepatan difusi budaya dan mobilitas.

“Adapun penghalang kemampuan pelaku UMKM untuk bersaing di pasar digital maupun konvensional rendah, yakni karena keterbatasan keahlian dan kurangnya akses informasi yang baik terkait siklus produksi hingga distribusi pemasaran,” ujarnya.

Mengatasi hal tersebut, yang perlu dilakukan adalah buat strategi dan tindakan, kursus, pelatihan, fasilitasi bagi usia produktif dan kelompok rentan. “Lalu pendampingan secara intensif, terkait akses dan pemanfaatan media informasi digital. Wirausaha digital contohnya adalah blogger, youtuber, content creator,” ungkapnya.

Aman berbisnis

Sebagai pembicara terakhir, Mathelda Christy memaparkan, alasan penggunaan sosial media untuk bisnis yakni dapat membantu meningkatkan traffic, konsumen lebih tertarget, keunggulan kompetitif, biaya terkendali, lebih dekat dengan konsumen dan meningkatkan brand awareness.

Meski begitu, bertransaksi di dunia digital juga rentan dengan aksi kejahatan. Adapun ciri-ciri penipuan online yakni harga yang ditawarkan jauh lebih murah, baru dibuat, tolak bayar COD, toko tak mau di datangi, informasi produk sangat minim, kalau tertipu alasan barang tertahan di bea cukai.

“Cara aman dalam jual beli online yakni pastikan penjual atau online shop dapat dipercaya, baca dengan cermat penjelasan produk, pilih cara pembayaran yang paling aman, simpan bukti transaksi, selalu gunakan komputer atau smartphone sendiri,” pungkasnya.

Dalam sesi KOL, Decky Tri mengatakan, sisi positif jualan online yakni bisa mengacu digitalisasi karena cakupannya lebih luas di e-commerce. Para pelaku online yang belum go digital dan masih terpaku pada pasar offline dengan salah satunya harus mengikuti literasi digital ini.

“Untuk teman-teman yang ingin jualan online, masih banyak waktu dimasa pandemi untuk belajar hal baru, dengan menggunakan manfaatin sosial media di bidang digital,” tuturnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Keshia Ashaf menanyakan, apa tips dan trik agar yang baru ingin memiliki bisnis online, sukses dalam memasarkan dagangannya di media sosial?

“Pastinya jualan yang kita jual memang pasti sama, pastinya ini tantangan akan ada langkah sebelum ada kesamaan produk yang akan dijual juga sekaligus segmen siapa yang akan beli, kemudian perlu juga konsisten dengan apa yang kita jual dan penting istiqomah,” jawab Indah.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.