Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Pilih Mana: Nabung atau Belanja Online?”. Webinar yang digelar pada Selasa, 16 November 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dewi Rahmawati (Product Manager at Localin), Afian (Dosen Konsutan SDM), Uji Baskoro (Direktur PT INTRANS), dan AA Subandoyo (Klipaa.com).
Dewi Rahmawati membuka webinar dengan mengatakan, dalam menggunakan media digital, diperlukan kecakapan atau skill. “Digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital,” tuturnya. Di dunia digital, juga dikenal dengan istilah belanja online.
Sayangnya, banyak masyarakat yang terlalu konsumtif sehingga dapat merugikan diri sendiri. “Literasi keuangan digital yaitu tahu produk digital, bijak memanfaatkan pahami risiko dan kontrol,” ungkapnya.
Menurutnya, financial intelligence adalah kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan keuangan dasar untuk memiliki kehidupan finansial yang sehat. Maka, tingkatkan literasi keuangan digital dan pengelolaan kredit.
Afian turut menjelaskan, menabung merupakan kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan untuk disimpan sebagai kebutuhan di masa depan atau sebagai alat berjaga-jaga jika ada keperluan yang mendadak.
Manfaat menabung, antara lain belajar hidup hemat, memiliki cadangan keuangan dalam keadaan mendesak, mencegah berhutang, investasi jangka panjang, serta melatih hidup sederhana.
Sementara belanja online, merupakan aktivitas perdagangan yang menggunakan perangkat elektronik. Manfaat belanja online di antaranya lebih hemat waktu dan uang, pilihan produk lebih beragam, mendapatkan harga termurah, dan lebih mudah dalam pembayaran.
“Tips sukses menabung dan belanja online yakni langsung nabung setelah menerima penghasilan agar kegiatan menabung menjadi prioritas. Pisahkan rekening belanja dengan rekening tabungan. Tentukan besaran uang yang akan ditabung dan tentukan pula pengeluaran belanja,” jelasnya.
Selain itu, pergunakan aplikasi online sebaik mungkin sesuai standar prioritas kebutuhan saja. Jangan biarkan pengeluaran tidak terkendali dan utang menumpuk dikarenakan sering transaksi nontunai untuk keperluan konsumtif.
Uji Baskoro menambahkan, pahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan sifatnya tidak harus beli, tidak terlalu penting, butuh pertimbangan dan bisa digantikan. Sementara kebutuhan, harus dibeli, tidak tergantikan, tanpa pertimbangan, penting, dan darurat.
Tips belanja online hemat, aman, dan nyaman saat new normal yakni usahakan tidak belanja saat bosan, cek review produk dan seller, pilih situs e-commerce terbaik dan belanja saat promo. Lalu cara menabung paling ampuh yakni buat dulu rancangan tabungan, gunakan sistem debit otomatis, batasi penggunaan kartu kredit.
Sebagai pembicara terakhir, AA Subandoyo mengatakan, ada panduan keamanan belanja online versi media online. Diantaranya, pastikan online shop dapat dipercaya. Baca dengan cermat kebijakan yang diberlakukan oleh situs tempat belanja.
“Waspada pada barang sangat murah. Baca deskripsi produk yang akan dibeli. Pilih cara pembayaran yang paling aman. Simpan bukti transaksi. Selalu gunakan komputer milik sendiri,” pesannya.
Dalam sesi KOL, Billy Wardana menjelaskan, pilihan belanja online atau langsung ke pasar semua tergantung kebutuhan. “Self reward, ini kata yang biasa keluar, jadi jangan mubazir dengan self reward yang sedikit-sedikit beli. Selama teman-teman masih sendiri dan belum ada tanggungan, alangkah baiknya ketika kita bisa menyenangkan orang-orang sekitar kita,” katanya.
Salah satu peserta bernama Firda Anggraeni menanyakan, bagaimana menyeimbangkan perilaku produktif bagi digital marketing yang memasarkan product dan perilaku konsumtif masyarakat yang tergiur melihat iklan?
“Ini bisa dari sudut pandang kalau dari penjual ini berhasil menjual produknya, sehingga orang-orang tergiur kalau dari sisi konsumen terkecoh dan sesuai bagus atau dibutuhkan ya gak masalah tapi kalau hanya barang keinginan balik lagi ke kitanya,” jawab Uji.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]