[pukka_dropcap style=”” txt_color=”” bg_color=”” size=””]P[/pukka_dropcap]endidikan vokasi menjadi salah satu kunci untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Oleh karena itu, beragam pembenahan pun diperlukan agar ekosistem pendidikan vokasi semakin relevan dengan dunia kerja.

Demi mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11 “Kampus Merdeka Vokasi”, pada Selasa (25/5/2021) secara virtual di Jakarta. Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, Kampus Merdeka Vokasi merupakan skema transformasi pendidikan tinggi vokasi. Lewat program ini, diproyeksikan pendidikan tinggi vokasi akan semakin terintegrasi dengan dunia kerja.

“Visi untuk vokasi adalah memastikan bahwa integrasi antara pendidikan vokasi dan dunia kerja semakin erat serta lulusan semakin kompeten, produktif, dan kompetitif,” ujar Nadiem.

Visi tersebut ditempuh lewat dua fokus utama Kampus Merdeka Vokasi, yaitu dana kompetitif (competitive fund) kampus vokasi senilai Rp 90 miliar dan dana padanan (matching fund) kampus vokasi yang dianggarkan sebesar Rp 180 miliar. Dana kompetitif kampus vokasi digunakan untuk dua program, yaitu program SMK–D-2 jalur cepat dan peningkatan program studi (prodi) D-3 menjadi sarjana terapan/D-4.

Sementara itu, dana padanan kampus vokasi dialokasikan untuk pengembangan pusat unggulan teknologi, hilirisasi produk riset terapan, dan dukungan untuk perusahaan rintisan (startup) yang dibangun bersama dunia kerja.

Peluncuran Merdeka Belajar Episode 11
Peluncuran Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi, Selasa (25/5/2021)

Dana kompetitif

Program-program yang akan dilaksanakan dalam dua fokus utama Kampus Merdeka Vokasi disusun untuk menjawab tantangan nyata pendidikan vokasi di Indonesia. Pada fokus dana kompetitif, yang diusung adalah program SMK–D-2 jalur cepat dan peningkatan program studi D-3 menjadi sarjana terapan/D-4.

Dalam program SMK–D-2 jalur cepat, pelajar SMK bisa langsung melanjutkan pendidikannya ke prodi D-2 yang bekerja sama dengan SMK tersebut. Sejak awal, materi pembelajaran di SMK juga disusun bersama-sama dengan kampus dan dunia kerja. Ini membuat rancangan pembelajaran SMK akan semakin kompatibel dengan pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja.

Nilai tambah lainnya, waktu penyelesaian studi program SMK–D-2 jalur cepat menjadi lebih singkat karena diterapkannya rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Dengan begitu, jika waktu studi SMK ke D2 biasanya memerlukan 5 tahun, pelajar SMK–D-2 jalur cepat dapat menyelesaikannya dalam 4,5 tahun.

Program yang kedua adalah peningkatan prodi D-3 menjadi sarjana terapan (D-4). Inisiatif ini diangkat melihat relatif terbatasnya pilihan prodi sarjana terapan, masih banyaknya lulusan D-3 yang harus dilatih ulang oleh perusahaan, dan banyaknya lulusan D-3 yang justru melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 demi pencapaian karier yang lebih baik.

Kemdikbudristek memberi kesempatan kepada prodi D-3 untuk meningkatkan jenjangnya menjadi D-4. Selain diharapkan meningkatkan jumlah peminat, hal ini akan mendorong pula peningkatan kualifikasi dan kompetensi lulusan. Dengan begitu, lulusan lebih siap kerja dan kesempatan karier bagi lulusan akan lebih baik.

Dana padanan

Fokus lain dalam Kampus Merdeka Vokasi adalah dana padanan. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, menjelaskan, tujuan dana padanan adalah untuk mendukung hilirisasi atau komersialisasi hasil riset-riset terapan. Ini diupayakan bersama antara kampus-kampus vokasi dengan dunia kerja.

Untuk dana padanan ini, ada tiga opsi peruntukan yang bisa dipilih oleh kampus dan dunia kerja. Pertama, pengembangan pusat unggulan teknologi (PUT). PUT merupakan perwujudan pusat penelitian dan pengembangan serta kurikulum pendidikan yang selaras dengan dunia kerja.

Kedua, hilirisasi produk riset terapan. Ketiga, inisiasi perusahaan rintisan kampus vokasi yang dibangun bersama dunia kerja.

“Untuk teman-teman di industri, marilah dukung program ini karena ini adalah kesempatan besar untuk pengembangan inovasi menuju komersialisasi,” imbuh Nadiem.

Kampus Merdeka Vokasi

Sambut antusias

Program yang mengintegrasikan kebutuhan dan saling menguntungkan antara industri, dunia pendidikan, dan lulusan ini disambut antusias oleh berbagai pihak. Terkait program SMK–D-2 jalur cepat misalnya, Wakil Direktur Politeknik Negeri Bali I Wayan Arya berkomentar, “Program ini bisa mengintegrasikan pendidikan vokasi di tingkat menengah dan pendidikan tinggi, jadi ada jalur yang pasti dari tingkat SMK.”

Ketua Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (PTVI) M Sigit Darmawan mengungkapkan, program peningkatan D3 menjadi D4 juga sangat diminati. “Perubahan prodi menjadi sarjana terapan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kampus vokasi, tidak saja menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga meningkatkan kinerjanya di bidang riset terapan,” ujar Sigit yang juga merupakan Dekan Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Dunia kerja pun menyambut baik inisiatif Kampus Merdeka Vokasi ini. Employee Value Proposition (EVP) Talent Development PT PLN Persero Daru Tri Tjahjono bercerita, sejak beberapa tahun belakangan, PLN telah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan politeknik.

Bagi PLN, memberikan pembekalan yang relevan dengan kebutuhan kerja yang nyata sangat menguntungkan. Ketika merekrut seseorang yang sudah dibekali menjadi karyawan, perusahaan dapat mengefisiensikan waktu untuk pelatihan karena orang yang direkrut memang sudah benar-benar siap bekerja.

Untuk prosedur pengajuan dana kompetitif, kampus vokasi dapat mencari mitra SMK dan dunia kerja, lantas mengusulkan pendirian program SMK–D-2 jalur cepat atau peningkatan D-3 menjadi D-4 melalui ppptv-ptn.kemdikbud.go.id. Sementara itu, gagasan riset terapan bisa diajukan lewat kedaireka.id/diksi. Pada laman ini, kampus vokasi dapat mencari informasi tentang mitra dan program.

Kampus Merdeka Vokasi memang diharapkan bisa benar-benar memerdekakan semua pihak untuk belajar dan berkarya, baik pelajar atau mahasiswanya, perguruan tinggi, maupun dunia kerja. Ekosistem pendidikan dan dunia kerja yang baik pun akan mempercepat kemajuan Indonesia. [NOV]

 

Baca juga:

SMK Pusat Keunggulan, Solusi Komprehensif Selaraskan SMK dengan Dunia Kerja

Wujudkan Merdeka Belajar demi Suksesi Pendidikan

Transformasi Pemanfaatan Dana Pemerintah untuk Bangun SDM Unggul