Pelecehan seksual didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum untuk mengganggu seseorang berdasarkan jenis kelaminnya atau berhubungan dengan kegiatan seksual. Pelecehan seksual online disebut kekerasan berbasis gender online (KBGO). Motivasi pelaku pun beragam. Balas dendam, cemburu, kemarahan, hasrat seksual, butuh uang, dan lain sebagainya. Tujuannya apa? Bisa untuk menyakiti psikologis, menyakiti fisik, instrumental, atau penegakan norma. Tindakan yang dilakukan juga bermacam-macam, seperti stalking, fitnah, bullying, eksploitasi, dan ujaran kebencian.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Stop di Kamu! Lawan Pelecehan Seksual di Media Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 27 Juli 2021 pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut, hadir Ismita Saputri (Kaizen Room), Oetari Noor Permadi (praktisi pendidikan dan Kebudayaan), Dra Labibah Zain, MLIS (Presiden Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam/APPTIS), Gilang Jiwana Adikara SIKom MA (dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Japelidi), dan Gina Sinaga (public speaker & Founder @wellness_worthy) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Dra Labibah Zain MLIS menyampaikan informasi penting bahwa setiap 2 jam, 3 perempuan di Indonesia mengalami pelecehan seksual. Pelecehan seksual dapat berupa ucapan, isyarat, atau pendekatan seks yang tidak diinginkan oleh salah satu pihak. Pelecehan seksual bisa menimpa jenis kelamin apa pun. Pelecehan seksual online dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berbagai gambar porno tanpa persetujuan, eksploitasi dan ancaman, penindasan seksual, dan komentar berbau seksual. Pelaku kekerasan seksual paling banyak dilakukan oleh teman, tetangga, bahkan orang tidak dikenal. Ketika mendapatkan pelecehan seksual, hal yang dapat kita lakukan adalah tegas mengatakan bahwa perilakunya membuat kita tidak nyaman, peringatkan, tetapi tidak perlu diladeni, screenshot bentuk pelecehan seksual tersebut, lalu laporkan. Pencegahannya apa? Salah satunya ikut literasi digital seperti ini.”

Gina Sinaga selaku public speaker dan Founder @wellness_worthy serta narasumber key opinion leader juga menyampaikan bahwa angka pelecehan seksual tinggi sekali, terutama yang dilakukan ke figur publik. Hal yang bisa dilakukan oleh korban delete komentarnya agar tidak mengundang orang lain untuk berkomentar yang sama. Langsung report dan blok juga akun pelakunya. Kalau terus dikejar-kejar oleh komentar-komentar negatif, yang kita lakukan baiknya posting sesuatu yang netral-netral saja. Perhatikan caption juga, karena banyak caption yang dapat mengundang komentar-komentar negatif. Penting untuk bisa membatasi dari diri sendiri. Penting juga untuk melakukan speak up; apa pun hasilnya nanti, setidaknya kita sudah berani. Semakin kita sering speak up, orang lain juga tidak akan takut untuk speak up dan jadi tahu juga kalau hal tersebut tidak baik.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Susilo menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara melawan pelecehan seksual pada konten kalau pembuat konten dengan sukarela menjadi bahan untuk dikomentari, seperti mengunggah video atau foto memamerkan sensualitasnya?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ismita Putri, “Kita tidak bisa memaksa orang untuk berpakaian sopan, tetapi kita bisa mengontrol diri kita. Jadi, jangan salahkan orang tersebut karena pikiran kita yang harus dikontrol. Namun, jika itu konten orang lain yang terus disebarkan, dijelekkan, dan dilecehkan itu, silakan dilaporkan. Masalahnya ini di pikiran kita. Tidak perlu menghakimi mental seseorang, apalagi jika konten tersebut memang di-upload oleh orang yang berkaitan secara sadar.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Selain itu, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan, Anda bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.