Pada zaman yang serba digital ini, menjadi sangat mudah untuk menggunakan media hingga kecanduan. Kecanduan internet ditandai dengan keasikan yang berlebihan atau kurang terkontrolnya perilaku saat menggunakan komputer dan mengakses internet.
Mengapa hal ini perlu diperhatikan? Tentu saja karena terdapat beberapa dampak buruk dari kecanduan atau adiksi internet; perubahan mood atau emosi termasuk iritabilitas, kemarahan, dan kebosanan, gangguan pola tidur dan kualitas tidur yang buruk, bahkan sampai kehilangan teman di dunia nyata.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Jumat (30/7/2021) pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Madha Soentoro (Etnomusikolog & Pemerhati Industri Musik Digital), Maureen Hitipeuw (Kaizen Room), Haswan Boris Muda Harahap, S.I.P., M.Si. (Dosen Vokasi Institut STIAMI Jakarta), Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), dan Ones (Seniman) selaku narasumber.
Positif dan produktif
Dalam pemaparannya, Maureen Hitipeuw menyampaikan, “Menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama demi meningkatkan kualitas kemanusiaan. Walau kita tidak mungkin bisa menghentikan penggunaan media digital sepenuhnya, kita harus selalu lakukan hal-hal baik di ruang digital. Berbagilah hanya berita yang bersifat positif, hormati orang lain, verifikasi semua permintaan data pribadi, dan berhati-hati dengan link mencurigakan. Waspada terhadap informasi palsu dan belum tentu kebenarannya, karena berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.”
Ones selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, di masa pandemi ini, ia berusaha untuk tetap produktif dengan berjualan ikan cupang. Baginya, hal tersebut sangat membantu untuk meningkatkan dan mengembangkan skill yang juga dapat menjadi peluang pekerjaan yang baru. Kata kuncinya adalah kolaborasi, yang dengan sendirinya adalah kunci peluang pekerjaan. Menurutnya, literasi digital sangat penting dan sangat berhubungan dalam upaya kita menambah wawasan digital pada zaman sekarang yang serba digital.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Amen menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana caranya kita mengarahkan ‘kecanduan’ internet dalam hal yang baik untuk anak kita? Semisalnya, mengarahkannya untuk belajar hal lain dari YouTube dan bukan hanya menggunakannya untuk hiburan saja, karena jika semua anak ingin menjadi gamers atau Youtuber, saya khawatir ke depannya tidak ada yang ingin menjadi petani, misalnya, yang memanfaatkan teknologi agar negara ini bisa lebih baik.”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Rizki Ayu Febriana. “Para orang tua harus bisa mengarahkan dan melakukan pendekatan kepada anak untuk menanyakan tentang masa depannya. Kita bisa melihat keahlian anak dari sejak kecil, dan para orang tua juga harus menanyakan apa yang disukai anak, tetapi jangan terlalu memaksakan cita-cita anak.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.