Zaman sekarang, anak semakin dekat dengan media digital dan internet. Tidak sedikit orang tua yang merasakan manfaat dari hal itu, seperti dapat menambah wawasan sang anak dengan memanfaatkan informasi yang tersedia bebas di internet.

Namun, ada juga kekhawatiran, penggunaan media digital dan internet yang berlebihan dapat membawa dampak buruk. Tidak hanya itu, seringkali orang tua merasa, sang anak lebih cakap dalam bermedia digital, sehingga merasa tidak mampu membimbing dan mengawasi anak saat menggunakannya.

Internet sehat adalah pemahaman yang utuh untuk menerima, mengolah dan menggunakan dunia internet untuk tumbuh kembangnya nilai-nilai kemanusiaan, dan hal itu perlu ditanamkan bagi anak sejak dini, terlebih oleh orang tua yang memiliki peran utama dalam pendidikan anak usia dini.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Internet Sehat Anak Cerdas”. Webinar yang digelar pada Jumat (30/7/2021) pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir AAM Abdul Nasir (assistenprofesi.id), Erwan Widyarto (Mekar Pribadi, Penulis & Jurnalis), Irfan Afifi (Founder Langgar.co), Roza Nabila (Kaizen Room), dan Deasy Noviyanti (Instruktur Barre Workout) selaku narasumber.

Bijak bermedia sosial

Dalam pemaparannya, Irfan Afifi menyampaikan, “Sebagai keluarga yang hidup di zaman yang serba digital, kita harus menciptakan ekosistem yang bijak bermedia sosial sebagai contoh kepada anak. Teknologi digital menjadi realitas baru bagi masyarakat, sekaligus mencipta kebiasaan baru terutama di dalam keluarga, terutama anak. Maka setiap anggota keluarga harus memahami sisi positif dan negatif dari hadirnya teknolofi digital.”

Apa saja hal yang berubah di era digital bagi pendidikan anak, khususnya? Pergaulan mereka akan semakin terhubung dengan wilayah yang lebih luas, pola interaksi yang lebih impersonal lintas batas umur, budaya, strata sosial, wilayah, dan bahasa, dan pola komunikasi dan relasi akan sangat tergantung pada perangkat media digital.

“Tidak hanya anak, tetapi orang tua pun penting memiliki pendidikan tentang dunia digital agar dapat saling belajar. Kunci internet sehat bagi anak adalah keteladanan yang mulai dari diri sendiri,” ujar Irfan.

Deasy Noviyanti selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, sebagai orang tua, tentunya kita berperan besar dalam mengawasi anak dalam bermedia digital. Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah mengatur waktu screen time yang baik terhadap anak dalam menggunakan gadget.

“Kita harus mempercayai anak dan memberi mereka ruang atau waktu lebih dalam memanfaatkan internet, sambil juga memastikan terjalinnya komunikasi yang baik dengan anak dalam bermedia digital. Orang tua dapat menemukan aktivitas-aktivitas lain yang menarik dan nantinya bisa membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu luangnya dalam hal positif agar tidak hanya sibuk bermedia digital. Kita harus bisa menjadi bagian yang dapat mengedukasi hal-hal baik kepada orang atau lingkungan sekitar, terutama anak,” paparnya.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nazwa Yuliana menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara seorang anak untuk berinteraksi dengan orang tua mengenai digital safety, sedangkan orang tua saja tidak atau belum menguasai mengenai teknologi? Saya amati banyak anak yang memilih untuk diam terhadap digital safety dan lebih memilih menyelesaikannya sendiri padahal belum tentu cara yang mereka jalankan bisa menyelesaikan masalahnya. Jika hal itu didiskusikan dengan orang tua, kebanyakan orang tua malah bertanya balik bukan menjawab atau memberikan solusi.”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Roza Nabila, bahwa “Awal mulanya memang paling susah bagi kita sebagai kaum muda untuk dapat memberikan literasi digital kepada orang tua kita. Tetapi baiknya adalah kita sendiri dapat mempelajari dan memahami cara berliterasi digital dengan baik seperti kita memahami digital skill, budaya digital, digital safety dan lainnya. Semua orang secara individual harus menanamkan pemikiran tersebut.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.