Kita harus memahami bahwa pendidikan adalah sebuah proses dan teknologi hanyalah sarana pendukung. Era digital memungkinkan kegiatan belajar menjadi makin mandiri dan murah. Kecenderungan cara belajar di era digital adalah bersifat lebih mandiri, inisiatif, eksploratif, dan kreatif.

Kecenderungan cara mengajar di era digital adalah menginspirasi (memberi clues, memancing ide, memberi arahan), serta membimbing (menjadi teman diskusi dan mengawal proses). Hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan teknologi digital bagi pendidikan adalah tidak menganggap teknologi digital sebagai kunci keberhasilan pendidikan. Jangan sampai terlambat menyesuaikan nilai etis dan etos di dunia nyata dengan teknologi digital. Hindari menjadikan teknologi digital sebagai sumber pengetahuan utama, dan jangan sampai menyampingkan alam nyata dan pengalaman hidup.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Media Digital Sebagai Wahana Aktualisasi Pelajar”. Webinar yang digelar pada Kamis, 23 September 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Luqman Hakim (content writer), Hj Umi Kulsum Umayah SPd MPd (Kepala MTsN 1 Kota Serang), Ridwan Muzir (Peneliti dan Pengasuh Tarbiyahislamiyah.id), Xenia Angelica Wijayanto SH MSi (Head of Centre for Publication LSPR Institute dan Japelidi), dan Ayu Rachmah (automotive enthusiast dan influencer) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Luqman Hakim menyampaikan, mengapa sekolah daring terasa lebih berat dan membosankan? Ruang digital adalah dunia baru yang membutuhkan adaptasi, dan multitasking membuat konsentrasi menurun, serta kebiasaan menunda mengerjakan tugas membuatnya menumpuk.

Perlu diingat bahwa ruang digital hanyalah medium yang juga perlu dievaluasi sesuai kebutuhan pembuatnya, yaitu manusia. Ruang digital memungkinkan untuk kita pakai sebagai taman bermain dan belajar sesuai kebutuhan kita. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Kita dituntut untuk selalu siap dengan perubahan. Oleh karenanya, adaptif terhadap perubahan adalah skill yang wajib dimiliki. Ikuti arus zaman, tapi dengan penuh kesadaran dan jangan sampai hanyut terbawa arus.

“Media adalah pesan itu sendiri. Selain pesan yang disampaikan, media yang digunakan juga sangat penting dan berpengaruh pada sebuah pesan. Maka, kenali, pahami, dan kuasai dulu media tersebut, supaya pesan kita tersampaikan dengan tepat. Carilah ilmu dari ayunan sampai liang lahat,” jelasnya.

Ayu Rachmah selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa perkembangan ruang digital yang semakin pesat sangat bermanfaat untuk kita semua, terutama generasi milenial karena kita jadi bisa berkolaborasi dalam banyak hal untuk membuat konten-konten. Dia sendiri memanfaatkannya dengan mencari informasi yang positif.

Dampak negatifnya, banyak orang yang tidak menyadari dengan adanya kejahatan digital, misalnya hacking atau mencuri data pribadi kita, cyberbullying, provokasi antarbudaya, dan juga tersebarnya berita hoaks yang menyebabkan perpecahan kepada kita semua.

Salah satu peserta bernama Eka menyampaikan, “Apakah penggunaan media digital sebagai wahana belajar ini sudah efektif? Mengingat banyak keluhan baik dari pelajar itu sendiri maupun orangtua bahwa sistem daring banyak yang menjadi kendala. Mulai dari tidak meratanya akses internet di setiap daerah, keterbatasan kepemilikan gadget, serta tingkat pemahaman yang tidak sebaik pembelajaran secara luring?”

Luqman Hakim menjawab, sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.

Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring. Dengan demikian, guru dituntut mampu merancang pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

“Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]