Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng grup perhotelan Accor PT AAPC Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk mendukung program pemerintah dalam peningkatan daya saing dan penggunaan produk dalam negeri melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hal tersebut diimplementasikan dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama tentang “Kerja Sama Pemberdayaan UMKM di Sektor Perdagangan Melalui Pemanfaatan Fasilitas Perhotelan dan Jasa Akomodasi, serta Penyediaan Layanan Perbankan”.

Penandatanganan nota kesepakatan bersama dilakukan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Syailendra, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto, dan Presiden Direktur PT AAPC Indonesia Garth Simmons yang hadir secara diwakilkan. Penandatanganan disaksikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Novotel Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (15/10/2020).

“Permasalahan yang sering dijumpai UMKM adalah pada aspek kualitas produk, modal, desain kemasan, dan pasar. Untuk itu, pemerintah dengan dukungan pihak-pihak terkait berkomitmen membantu menyediakan dan memperluas pasar produk UMKM dengan memberikan kemudahan pembiayaan dan pemasaran bagi UMKM,” ujar Mendag Agus.

Sebagai tindak lanjut nota kesepakatan bersama, acara dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri (P3DN) Ditjen PDN Kemendag, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Accor untuk hotel-hotel di wilayah Jawa Tengah, dan dengan PT BNI (Persero) Tbk Wilayah Semarang. Selanjutnya dilaksanakan kontrak kerja sama antara UMKM dengan Novotel, dan pemberian pembiayaan kepada UMKM oleh PT BNI (Persero) Tbk Wilayah Semarang.

Kontribusi Accor

Mendag Agus menjelaskan, poin penting dalam nota kesepakatan dan perjanjian kerja sama tersebut yaitu mencakup koordinasi antara pihak-pihak terkait pertukaran data dan informasi, serta pembinaan terhadap UMKM; kontrak kerja sama pengadaan barang dan/atau jasa fasilitas perhotelan dan jasa akomodasi dengan pelaku UMKM yang memenuhi kriteria pihak-pihak terkait; serta fasilitas pembiayaan dan legalitas usaha kepada UMKM di sektor perdagangan yang bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membantu meningkatkan daya saing produk dan mentransformasi UMKM dalam hal pemasaran produk dan pembiayaan bagi usaha dengan mudah dan murah melalui KUR BNI,” imbuh Syailendra.

Sementara itu, Garth Simmons di tempat terpisah menyampaikan, grup perhotelan Accor yang telah lebih dari 25 tahun hadir di Indonesia berkomitmen memberikan kontribusi bagi kemajuan industri dan mendorong pergerakan ekonomi di Tanah Air, terutama di tengah situasi pandemi yang penuh tantangan ini.

“Dukungan kami berikan kepada pemerintah pusat dan daerah maupun pihak swasta. Kami senang berkolaborasi dengan Kemendag dalam mendukung UMKM dan dalam penyediaan akomodasi, khususnya di Jawa Tengah,” ujar Garth.

Demi menciptakan akomodasi dengan lingkungan yang aman dan higienis, seluruh jaringan Accor di dunia termasuk Indonesia menerapkan ALLSAFE, yakni label kebersihan dan pencegahan dari Accor yang didukung kepatuhan pada peraturan dan hukum setempat.

Ini menjadikan salah satu standar keselamatan yang terketat di dunia perhotelan untuk menjamin setiap hotel telah menjalani langkah-langkah keamanan tambahan sebagai komitmen melindungi para tamu, karyawan, dan mitra hotel. Grup Accor mengharapkan para tamu dapat kembali menginap ataupun mengadakan acara di hotel-hotel Accor dengan yakin dan tenang.

Apresiasi Gubernur

Atas dilaksanakannya penandatanganan nota kesepakatan bersama ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik dan mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak ini dalam mendorong UMKM.

“Dipertemukannya antara Accor sebagai pembeli jangka panjang dan pedagang, khususnya UMKM, adalah stimulus yang baik, apalagi didukung dengan hadirnya perbankan. Mudah-mudahan dengan penerapan protokol kesehatan yang baik pada masa pandemi ini, industri perhotelan bisa tetap berjalan sehingga UMKM dapat terus terbantu,” ujarnya.

Mendag Agus menambahkan, kerja sama ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengedepankan aspek-aspek “kolaborasi dan sinergi”, “kreativitas, inovasi, dan kecepatan”, serta “beradaptasi dengan cara baru” sebagai kunci yang mutlak diperlukan pada era digital dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

UMKM diharapkan mampu menjaga kontribusi 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB), menyerap 96 persen tenaga kerja dari total 133 juta angkatan kerja, serta memberikan sumbangsih 14 persen terhadap total ekspor. Menurut Mendag Agus, guna mencapai harapan tersebut, nilai konsumsi dalam negeri yang besar harus dimanfaatkan agar dapat berkontribusi membantu UMKM tetap bertahan, beradaptasi, dan bahkan berkembang dalam situasi kebiasaan baru.

“Pandemi Covid-19 dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar telah memperbesar peluang usaha secara daring. Diharapkan UMKM mampu menangkap peluang itu sehingga dapat memainkan perannya sebagai penopang perekonomian bangsa yang menggerakkan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat,” pungkas Mendag Agus. [*]