Proses panjang Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) kian mendekati babak akhir. Ajang yang dimulai sejak 2 Oktober 2019 di Balikpapan, Kalimantan Timur, itu bertujuan menjaring ide atau gagasan desain langsung dari masyarakat, khususnya dari kalangan yang bergiat di ranah arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, serta disiplin ilmu lainnya.
Beberapa waktu setelah sayembara ini dibuka, terdapat 755 peserta terdaftar yang mayoritas berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Dari sejumlah perserta yang mendaftar terdapat sebanyak 292 tim yang memasukan karyanya. Dari angka ini, disaring 257 karya yang dinyatakan lulus evaluasi administrasi.
Pada 9–13 Desember 2019, karya yang berhasil lulus evaluasi administrasi menjalani tahap penjurian hingga dihasilkan 30 karya terbaik. Dari sini, dipilihlah 5 karya dengan nilai tertinggi sebagai finalis yang dilanjutkan presentasi di hadapan Presiden Republik Indonesia beserta beberapa Menteri di Istana Merdeka. Pemenang sayembara akan ditetapkan dan diumumkan pada tanggal 23 Desember, dan karyanya terbaik 1, 2, dan 3 akan menjadi konsep pembangunan IKN yang baru.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, lima desain hasil sayembara memang dipresentasikan kepada Presiden Jokowi, tetapi penentuan pemenangnya tetap berada di dewan juri. “Agar Presiden mengetahui terlebih dulu. Baru nanti penetapannya pada 23 Desember oleh juri dan panita pelaksana.”
Basuki menambahkan, dewan juri akan menentukan peringkat tiga besar yang hak paten desainnya akan dialihkan kepada pemerintah. Setelah itu, tiga desain terpilih bisa saja dikombinasikan pada tahap konstruksi IKN. “Nanti saya minta mereka kolaborasi, saya ajak ke lapangan untuk bisa dilihat, di-match-kan dengan kondisi lapangan.”
Proses penjurian sayembara ini sendiri melibatkan Ketua Satgas Pembangunan IKN Imam Santoso Ernawi dan Wakil Ketua Praktisi Urban Desain Andy Siswanto selaku ketua dewan juri dan sekretaris tim juri. Sementara anggotanya, antara lain Wiendu Nuryanti (arsitek, budayawan, dan ahli pariwisata), Rudy Soeprihadi Prawiradinata (Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas), Nyoman Nuarta (pemahat patung), Ridwan Kamil (arsitek dan ahli urban desain), Gunawan Tjahjono (arsitek), Daliana Suryawinata (arsitek dan ahli perancang kota/diaspora), Masjaya (Rektor Universitas Mulawarman), Bintang A Nugroho (arsitek lanskap), Danang Priatmodjo (ahli rancang kota/IARKI), Ika Putra (arsitek/IAI), dan Denny Zulkaidi (ahli perencanaan kota/IAP). Sedangkan ketua panitia sayembara Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga dan sekretariat panitia Direktur Bina Penataan Bangunan Diana Kusumastuti.
Proses seleksi dan penjurian dilaksanakan tanpa mengetahui identitas dan asal peserta. Juri melakukan penyeleksian tersebut secara digital dan hanya berdasarkan nomor urut peserta. Substansi karya peserta yang dinilai, antara lain harus mencerminkan identitas bangsa, menjawab masalah lingkungan, kajian smart city dan smart metropolitan, serta keterkaitan desain dengan langgam bangunan budaya lokal IKN yang baru.
Adapun 5 karya finalis juga berasal dari 5 tim terdiri atas, pertama, IKN-0317B, beranggotakan Zenin Adrian, Ng Yiek Seng, Michael Tan, Ingrid Anita Stacia D, Amalia Mara Munaf, dan Olivia Rivayani.
Kedua, IKN-0114J, beranggotakan Sofian Sibarani, Ardzuna Sinaga, Rahman Andra Wijaya, Vincentius Hermawan, Winarko Hadi Susilo, Tedy Murtedjo, Scott Christopher Dunn, Li XiaoQing, Poh Seng Tiok, dan Jason David Zlotkowski.
Ketiga, IKN-0831W, beranggotakan Antonius Ardiyanto, Martin Fiels Miller, Mo Zheng, Luke Theodorius Erick Dwi, Yasser Hafizs, Christopher Steven Beckett, Xuanzhuo Liu, Daniel Jansen Harianto, Aristarkus Edi Manubawa, dan Djoko Suwarno.
Keempat, IKN-0690X, beranggotakan Budi Faisal, Andry Widyowijatnoko, Tonny Judiantono, Aji Bimarsono, Al Fajri Rahmatullah, Asep Darmana, Gusti Yan Iwako, Mohammad Zaini Dahlan, Yanuarti Tri Mardyah, dan Rijaluddin.
Kelima, IKN-0574P, beranggotakan Ir Ardi Jahya IAI, Ir Jusuf Setiadi IAI, Ir Sri Darminingsih IALI, Niko Fahrisjah T BSc MSc IALI, Ir Basauli Umar Lubis IAI, Ir Handy Sudarta William Kurniawan BArch, Ir Wilson Theodorus, Ir Jatmika Adi S MSc PhD, dan Ir Janitra Satriani. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Desember 2019.