Beragam kertas dan dokumen terlihat menumpuk di kantornya. Tumpukan itu adalah bahan penelitian yang telah dikumpulkan timnya untuk menulis buku tersebut.
“Xi Jinping adalah orang yang dengan sepenuh hati mengabdikan diri untuk reformasi dan keterbukaan,” sebut Wang, Presiden Akademi Ilmu Sosial Guangdong.
Hasrat untuk reformasi
Ketika Tiongkok memulai reformasi dan keterbukaan pada 1978 silam, Xi sedang belajar teknik kimia di Universitas Tsinghua. Ayahnya, Xi Zhongxun, adalah pemimpin partai untuk Provinsi Guangdong saat itu.
Ayah Xi memiliki hasrat tinggi untuk reformasi. Dia meminta izin Deng untuk “mengambil langkah pertama” guna membentuk zona ekonomi khusus yang akan membentuk landasan baru bagi reformasi. Keberanian sang ayah dan rasa tanggung jawab memikul tugas telah meninggalkan kesan yang mendalam pada putranya.
Pada awal 1980-an, ketika ayahanda Xi dipromosikan ke Beijing, Xi Jinping pun dikirim untuk mengabdi di daerah Zhengding, Provinsi Hebei. Ia memulai eksperimen reformasinya di sana, dimulai dengan uji coba kontrak lahan pedesaan, menjadi yang pertama kalinya dilakukan di Hebei, mengadospi hal serupa yang telah teruji sebelumnya di provinsi-provinsi bagian selatan.
Reputasi Xi sebagai seorang reformis diperkuat saat ia meniti karier politiknya. Di Ningde, Xiamen, dan Fuzhou, Provinsi Fujian, Provinsi Zhejiang, dan Kota Shanghai, ia memulai strategi reformasi inovatif untuk mengatasi berbagai macam tantangan.
“Dalam arti sebenarnya, Xi berasal dari keluarga reformis. Lebih penting lagi, Xi sangat berkomitmen untuk reformasi,” kata Robert Kuhn, seorang pakar terkemuka AS di Tiongkok yang juga ketua Yayasan Kuhn.
“Reformasi Xi berakar dari pengalamannya,” kata Shi Zhihong, mantan Wakil Direktur Kantor Penelitian Kebijakan Komite Sentral CPC. “Dia tahu bahwa cara lama yang kaku tak punya masa depan, dan reformasi adalah suatu keharusan.”
Modernisasi Kelima
Pada 15 November 2012, Xi menyapa media massa setelah terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC. Ia berbicara tentang perlunya mematuhi reformasi dan keterbukaan untuk terus membebaskan kekuatan produktif sosial, menyelesaikan kesulitan orang dalam hidup dan bekerja, serta tetap berkomitmen pada jalan kemakmuran bersama.
Xi datang ke Guangdong dalam kunjungan inspeksi domestik pertamanya setelah menduduki posisi teratas partai. Bukanlah kebetulan bahwa pada tahun 1992 Deng mengunjungi Guangdong yang saat ini lebih dikenal dengan “kunjungan selatan”. Pernyataan Deng ketika kunjungan itu berperan dalam memajukan reformasi dan keterbukaan.
Dalam kunjungannya pada tahun 2012, Xi memberi penghormatan kepada patung perunggu Deng. “Reformasi dan keterbukaan adalah langkah ‘lakukan-atau-bubar’ yang akan menentukan nasib Tiongkok. Tak boleh ada jeda alih-alih mundur,” kata Xi.
Reformasi Xi telah meletakkan dasar yang kuat untuk menyegarkan bangsa Tiongkok. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa negara dengan lebih dari 1 miliar warga berbaris ke arah modernisasi secara keseluruhan.
Xi yakin bahwa reformasi sesuai dengan kebutuhan Tiongkok akan perubahan, dan Tiongkok tak akan melakukan reformasi hanya untuk menyenangkan pihak lain. “Hanya pemakainya yang tahu persis apakah sepatu yang dipakai pas atau tidak,” katanya.
Tujuan akhir dari reformasi mendalam adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan sistem sosialisme berkarakteristik Tiongkok serta modernisasi sistem dan kapasitas Tiongkok dalam mengelola pemerintahan. Tujuan akhir ini digambarkan oleh para pengamat sebagai “Modernisasi Kelima” Tiongkok.
Direktur East Asian Institute di National University of Singapore Zheng Yongnian mengatakan, Xi telah menjawab berbagai pertanyaan mengenai apa yang harus diubah, bagaimana cara untuk berubah dalam masa awal reformasi, serta siapa yang akan melakukannya.
Memimpin dengan contoh
Xi mengetuai kelompok utama yang bertugas untuk memperdalam reformasi secara keseluruhan. Saat kelompok ini menjadi komite, beliau tetap mengetuainya. Xi memeriksa dokumen setiap versi aliran besar reformasi, menambahkan pandangan pribadinya serta memberikan dorongan untuk mencapai kemajuan besar.
Xi memimpin reformasi di berbagai bidang untuk menciptakan beberapa terobosan: mempersempit kesenjangan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan, memulai kebijakan dua anak serta mendorong keberhasilannya, mencegah pemborosan pengeluaran pemerintah, serta meredam berkembangnya berbagai kepentingan pribadi.
Reformasi yang terus bergerak maju akan mendasari berbagai bidang yang lebih luas.
Di bidang ekonomi, ia membuat haluan normal-baru, memulai reformasi struktural dari sisi penawaran dan menarik garis yang jelas antara pemerintah dan pasar. Di bidang sains, ia menetapkan tujuan untuk mengubah Tiongkok menjadi salah satu pusat sains dan referensi inovasi dunia.
Ia memimpin gerakan antikorupsi dengan menciptakan sebuah gelombang pamungkas yang berbuah kemenangan besar atas upaya tersebut. Ia meluncurkan program reformasi besar untuk menata ulang organ-organ partai dan lembaga negara, termasuk pembentukan Komisi Pengawas Nasional dan Komisi untuk Pemerintahan yang Berlandaskankan Hukum dari Komite Sentral Pusat CPC.
Kemajuan yang dicapai dari reformasi juga dilaporkan di bidang lain: kepercayaan diri warga untuk membuktikan kemampuan diri dan kebanggaan akan budaya bangsa telah meningkat; perbaikan sistem perlindungan lingkungan; serta penataan ulang di tubuh angkatan bersenjata.
Dalam waktu lima tahun sejak akhir 2012, lebih dari 1.500 langkah reformasi telah dikeluarkan. Reformasi semakin berkembang cepat setelah dilangsungkannya Kongres Nasional CPC ke-19 pada akhir 2017.
Menghubungkan dunia
Reformasi Tiongkok telah menguntungkan dunia. Tiongkok berkontribusi terhadap pertumbuhan global rata-rata sebesar 18,4 persen per tahun dalam 40 tahun terakhir, atau kedua setelah Amerika Serikat, menurut Biro Statistik Nasional
Pada 2017, Tiongkok menyumbang 27,8 persen total pertumbuhan ekonomi global, melebihi angka kontribusi Amerika Serikat dan Jepang jika digabungkan.
Menghadapi proteksionisme yang meningkat dan ekonomi dunia yang stagnan, Xi mengusulkan untuk menumbuhkan model hubungan internasional baru yang menampilkan kerja sama win-win melalui prinsip pencapaian pertumbuhan bersama melalui diskusi dan kerja sama untuk terlibat dalam tata kelola global.
“Ciri penting dari reformasi Xi adalah mempromosikan pengintegrasian reformasi domestik dengan reformasi tata kelola global. Usulan Xi untuk membangun sebuah komunitas berbagi masa depan bersama-sama untuk kemanusiaan telah mencerminkan nilai-nilai tujuan yang diinginkan pada umumnya,” tambah Shi.
Degradasi ekologi adalah tantangan utama yang dihadapi dunia. Xi menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris pada November 2015. Tiongkok adalah salah satu negara pertama yang menandatangani Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Xi secara pribadi telah menugaskan berbagai lembaga terkait di Tiongkok untuk ikut serta dalam Perjanjian Paris kepada mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada bulan September 2016.
Xi telah membawa keterbukaan Tiongkok ke tingkat yang baru. Dia mendesain dan mendorong untuk penghelatan expo bertema impor tingkat nasional yang pertama di dunia. “Keterbukaan membawa kemajuan, ketertutupan akan mengarah kepada ketertinggalan,” kata Xi.
Tengah berjalan
“Xi telah mengubah Tiongkok dengan kecepatan yang mengagumkan,” kata Geoff Raby dalam kolomnya di Australian Financial Review. Dengan lebih dari 8.000 dolar AS per kapita, Tiongkok sekarang berada di tingkat yang lebih tinggi dari kisaran ekonomi pendapatan menengah patokan Bank Dunia, dan tambahan sekitar 40 persennya disumbangkan selama masa jabatan Xi.
Reformasi Xi telah meletakkan dasar yang kuat untuk menyegarkan bangsa Tiongkok. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa negara dengan lebih dari 1 miliar warga berbaris ke arah modernisasi secara keseluruhan.
Reformasi Tiongkok yang berjalan di bawah kepemimpinan Xi telah mengilhami dunia: negara-negara berkembang dapat berjalan di jalur baru ke arah modernisasi yang berbeda dari negara Barat. Hal ini meruntuhkan mentalitas “akhir sejarah” dan “berpusat pada Barat”.
Reformasi masih berjalan. Xi menghadapi banyak tantangan di depan. Dengan penuh keberanian, ia siap memimpin partai dan negara untuk terus melaju dengan reformasi.
“Banyak kemajuan telah direngkuh selama beberapa tahun terakhir,” kata Xi. “Namun, masih banyak lagi yang bisa dicapai saat kita memulai perjalanan baru.” [*]
Wang Jun adalah seorang wakil editor dan penulis utama buku A Study of Xi Jinping Thought on Reform and Opening-Up (Sebuah Studi tentang Pemikiran Reformasi dan Keterbukaan Xi Jinping).