Melakukan aktivitas akan terasa sangat terganggu bila ada hal yang membuat kondisi mata tidak nyaman. Menyetir mobil, menatap komputer, membaca, menonton TV atau bahkan sekadar bermain dengan anak akan terasa sangat mengganggu bila kenyamanan penglihatan terganggu. Mata merah, salah satunya.

Kondisi mata merah cukup sering terjadi. Lalu apa yang menjadi penyebabnya? Menurut dr Arief Akhdestira Mustaram SpM(K) dari Santosa Hospital Bandung Kopo, kondisi mata merah dapat disebabkan lingkungan (iritasi akibat debu, asap, udara, paparan sinar matahari), infeksi, peradangan, mata kering, alergi, riwayat trauma, riwayat operasi, dan berbagai faktor lainnya.

Kondisi mata merah ini dapat bervariasi dari mulai gejala ringan sampai berat dan dapat mengganggu aktivitas. Pada kondisi mata merah yang disebabkan karena infeksi atau peradangan mata seperti ulkus kornea, uveitis, trauma mata, glaukoma, membutuhkan penanganan yang tepat karena menimbulkan gejala  berat dan dapat mengancam penglihatan.

Dari sekian banyak penyebab mata merah, konjungtivitis adalah penyebab mata merah yang paling sering terjadi. Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, selaput tipis bening yang melindungi bagian depan mata. Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan alergi. Bahkan, Infeksi virus pada mata juga membuat mata menjadi merah, gatal, dan berair.

Selain itu, mata kering, kelelahan dan cedera juga bisa menjadi penyebab mata merah. Air mata yang cukup dan berfungsi baik sangat penting untuk menciptakan rasa nyaman, juga untuk mempertahankan permukaan bola mata yang sehat. Pada kondisi mata kering dan kelelahan, mata merah merupakan salah satu gejala yang paling sering dialami.

Baca juga: 

Oleh karena itu, dr Arief membagikan tips bagaimana mencegah terjadinya mata merah, yaitu antara lain dengan rajin mencuci tangan; menghindari menyentuh atau mengucek mata; menjauhi faktor pencetus seperti debu, asap, alergen lain; menggunakan kacamata pelindung pada pekerja lapangan; membatasi penggunaan mata (istirahat berkala rutin) saat aktivitas di depan komputer atau gawai yang lain; serta memperhatikan kebersihan, menjaga higienitas, menghindari pemakaian yang terlalu lama pada pengguna lensa kontak.

Bagi sebagian orang, obat tetes mata yang dapat diberikan pertama pada kondisi mata merah adalah tetes air mata buatan (artificial tears). Gunanya adalah untuk melumasi, membersihkan dan menjaga permukaan bola mata. Obat tetes mata lain yang dapat diberikan harus disesuaikan dengan penyebab mata merahnya, misalnya untuk infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik, jika disebabkan oleh alergi, dapat diberikan antihistamin. Sementara untuk mengatasi rasa gatal dan bengkak, pada kasus uveitis, dapat diberikan tetes mata steroid.

Efektivitas penggunaan obat-obat tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal seperti seberapa berat kondisi penyakitnya, kepatuhan penggunaan obat oleh pasien, faktor lingkungan, kebersihan dan lainnya. Intinya, kita tidak boleh sembarangan memberikan obat tetes mata karena harus sesuai dengan indikasinya.

Pada kondisi mata merah yang menimbulkan gejala berat seperti nyeri, buram, silau, sangat banyak mengeluarkan kotoran, dan apabila pada kondisi mata merah dengan gejala ringan, tetapi tidak ada perbaikan setelah 1 minggu, ada baiknya segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. [AYA]

Untuk informasi hubungi Nova Anggreany 087822773207, Sonya Thamrin 082121486363. Website www.santosa-hospital.com

logo rs santosa