Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Kecanduan Digital: NO! Kreatif dan Produktif: YES!”. Webinar yang digelar pada Selasa (31/8/2021) di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Daniel J. Mandagie – Kaizen Room, Dr. Achmad Maulani, M.Si – Staf Ahli Wakil Ketua DPR RI, Dipl.Kffr. Freesca Syafitri, SE, MA. – Tenaga Ahli DPR RI/Dosen UPN Veteran Jakarta, Muhammad Mustafied – LPPM – UNU Yogyakarta. Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
Tantangan
Daniel J. Mandagie membuka webinar dengan mengatakan, kita semua tahu bahwa munculnya teknologi sebetulnya didasarkan pada niat baik yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia. Baik itu dalam beraktivitas sehari-hari maupun aktivitas lainnya. Namun, tidak dapat dimungkiri, kemajuan justru juga memiliki dampak negatif yang menjadi tantangan bagi kita semua.
“Nah, salah satu tantangan yang dihadapi adalah tantangan dalam menghadapi beragam ancaman dan kejahatan digital skala internasional, di mana kita sebagai masyarakat digital, dapat terhubung dengan masyarakat internasional dari mancanegara,” tuturnya.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita sebagai masyarakat digital, untuk betul-betul memahami dan memiliki digital skills yang mampu meningkatkan ketahanan kita sebagai masyarakat terhadap berbagai ancaman dan kejahatan digital yang ada, baik itu di ranah nasional maupun internasional.
“Kita mungkin sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital,” ujarnya.
Dr. Achmad Maulani menambahkan, kita berada dalam globalisasi dan disrupsi kebudayaan yang tak bisa ditolak. Ia bahkan telah merestrukturisasi selurun aspek kehidupan. Seluruh bangsa mengalami saling kertergantungan satu sama lain.
Sehingga, peluang dan kesempatan semua sektor terbuka lebar. “Media internet saat ini mengambil porsi dan peranan yang sangat besar dalam memberikan informasi kepada publik, terutama kaum muda. Karena itu literasi digital menjadi satu-satunya cara yang paling ampuh membangun kesadaran kritis,” katanya.
Konsumtif
Dipl.Kffr. Freesca Syafitri menjelaskan, era digital menghadirkan kemudahan teknologi digital. Mulai dari belanja online, layanan ojek online, dan pinjaman semakin marak dan mudah.
“Dampak konsumtif di media digital membuat boros atau seringnya belanja online, berperilaku agresif, dan menarik diri dari kehidupan sosial,” ujarnya. Untuk Menghindari gaya hidup digital yang boros bisa dengan cara batasi internet, buat anggaran kebutuhan online, gunakan voucer, kurangi e-wallet.
Menurutnya, produktif di era digitalisasi bisa dengan ikuti webinar, bergabung di komunitas, tutorial virtual, dan ubah hobi menjadi bisnis secara virtual.
Sebagai pembicara terakhir, Muhammad Mustafied mengatakan, sering kali urusan pekerjaan, hiburan, belanja, berkomunikasi, bisnis, dan lain-lain, menjadi alasan berselancar di dunia maya.
“Sehingga, banyak orang tidak bisa melepaskan perangkat digital di tangannya dan menghabiskan hampir seluruh waktunya terkoneksi dengan internet. Tidak bisa memprioritaskan mana tugas penting dan tidak dalam hidup,” ungkapnya.
Dalam sesi KOL, Brian Krishna menjelaskan, di era literasi digital ini cara mendapatkan uang asalkan tahu konsepnya pasti akan mudah sekali. “Seperti halnya dalam membuat konten video lalu di-share ke YouTube dan itu membuat menghasilkan uang,” tuturnya.
Kecanduan
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Evan menanyakan, bagaimana caranya supaya anak-anak tidak kecanduan internet? Apakah dengan cara menyita handphone atau dengan mengajak mereka membaca buku?
“Perkenalan terhadap dunia digital itu difasilitasi oleh orang tua. Ada lingkungan edukasi yang perlu dibangun secara bersama-sama agar internet atau dunia digital sebagai tumbuh kembang anak yang sehat. Dan ini juga dibutuhkan melibatkan orang-orang dilingkungan sekitarnya,” jawab Mustafied.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.