Media sosial saat ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga wadah untuk mencari informasi. Bisa dikatakan, masyarakat Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dibandingkan dengan media digital lainnya.
Jenis media sosial juga sangat beragam jenis dan kegunaannya sehingga sering kali terjadi penyalahgunaan terhadapnya, baik disengaja maupun tidak. Terkait itu, perlu menerapkan kecakapan digital dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital, mulai dari situs web hingga beragam aplikasi di ponsel pintar.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Memanfaatkan Trend Aplikasi Media Sosial Di Masa Pandemi”. Webinar digelar pada Rabu (30/6/2021), diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut, hadir Adetya Ilham (Kaizen Room), Novita Sari (aktivis kepemudaan lintas iman), Alviko Ibnugroho SE MM (financologist, motivator keuangan dan kejiwaan keluarga, serta IAPA), Akhmad Firmannamal PhD (praktisi kehumasan Kementerian Sekretariat Negara RI), dan Rinni Wulandari (Indonesia Idol 2007, singer dan arranger) selaku narasumber.
Maksimalkan media sosial
Dalam pemaparannya, Alviko Ibnugroho SE MM menyampaikan, “Terdapat berbagai cara memaksimalkan penggunaan media sosial. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuat konten yang bisa menjangkau semua orang dari berbagai latar belakang budaya dan usia, yang membahas topik lengkap, serta menampilkan konsep baru atau bersifat inovatif.”
Selain itu, ia menambahkan, harus memfokuskan pada pasar yang dibidik. “Melalui apa yang kita bagi di media sosial harus juga dapat memajukan kualitas negara Indonesia. Zaman yang semakin canggih membuat kita melek internet, tetapi hal ini juga harus diiringi kepribadian yang dinamis dan cepat beradaptasi serta ikut berperan aktif dalam memamerkan kebaikan Indonesia,” paparnya.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Siti Rubiyanti yang menyampaikan, “Saat ini, sudah banyak content creator yang membuat konten bermanfaat serta dikemas dengan menarik, yang konten tersebut menjunjung tinggi berbagai kebudayaan Indonesia yang sangat beragam dan unik. Walau begitu, konten-konten tersebut masih kalah viral dengan konten-konten prank dan daily vlog yang notabene tidak mengandung pesan moral di dalamnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?”
Menanggapi hal itu, Alviko Ibnugroho SE MM menyebutkan, “Bagi tiap content creator, terdapat satu titik jenis karya mereka berpeluang untuk menjadi terkenal dengan membawa nama baik negara ini. Hal yang paling penting adalah untuk tidak mengurusi apa yang publik ingin konsumsi. Sebagai content creator, kita harus melakukan yang terbaik dalam apa yang kita buat.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.