Apakah yang dimaksud dengan literasi keuangan? Ini adalah pengetahuan terhadap produk dan konsep keuangan, agar dapat memiliki kemampuan mengatur perencanaan keuangan jangka pendek dan panjang.

Sejalan dengan itu, perlu juga menerapkan literasi digital, mengingat teknologi dan internet sudah menjadi keseharian kita juga dalam hal keuangan. Di era digital ini, terjadi kemudahan transaksi dan investasi digital yang kini lebih cepat dan mudah diakses, serta cenderung memiliki minimum investasi yang terjangkau.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tips Investasi di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 22 Juli 2021, ini diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Rhesa Radyan Pranastiko (Kaizen Room), Ibnu Novel Hafidz SSos MM (creative entrepreneur), Reza Sukma Nugraha MHum (Dosen Universitas Sebelas Maret), Daniel J Mandagie (Kaizen Room), dan Astari Vernideani (Miss Tourism International 2019) selaku narasumber.

Ibnu Novel Hafidz menyampaikan informasi bahwa beberapa alasan orang melakukan investasi, antara lain mendisiplinkan diri, mendapatkan untung berlipat, sebagai passive income, dan mendapatkan kebebasan finansial. Sebelum itu, kita harus terlebih dulu memahami berbagai profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

“Ragam investasi pun ada beberapa macam, seperti tabungan, deposito, trading, dan saham. Sebelum memulai melakukan investasi pun kita harus terlebih dulu menentukan jangka waktu investasi dengan berdasar pada tujuan keuangan kita, sumber daya kita, dan inflasi. Setelah itu, lakukan investasi bertahap dan berkala, mulai dari yang murah dan rutin. Selain itu, rajin-rajinlah melakukan evaluasi dan realokasi dengan selalu berhati-hati terhadap investasi bodong,” kata Ibnu.

Astari Vernideani juga menjelaskan, ia pernah ikut investasi online walau tidak terlalu banyak karena masih terus belajar dan memahami tentang hal itu. Edukasi harus menjadi hal yang utama.

Salah satu peserta bernama Anne bertanya, “Bagaimana cara menghindari FOMO (fear of missing out) bagi investor pemula yang baru mau mulai investasi saham? Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan dalam menghadapi hal tersebut?”

Reza Sukma Nugraha menjawab, sebetulnya ketika kita ingin memulai sesuatu yang baru termasuk berinvestasi harus pelan-pelan dulu. Pahami secara baik-baik dan selalu membuka wawasan, misalnya melihat review dari orang-orang terdekat kita jika sudah memulai berinvestasi duluan.

“Jangan terburu-buru juga hanya karena saham tersebut sedang naik dan sedang digandrungi banyak orang, harus tetap hati-hati. Initinya kita harus selalu belajar dan jangan terbawa tren atau tergiur dengan return,” ujarnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]