Lomba tingkat nasional tersebut bertema “From Trash to Cash (dari sampah menjadi uang)”. Tiga mahasiswa tersebut membawakan inovasi produk berasal dari limbah kulit udang yang dijadikan sebagai hand sanitizer. Produk tersebut bernama Liquid Sanitizer.
Ketua tim Arief mengungkapkan, tercetusnya inovasi itu bermula ketika dirinya melaksanakan praktik kerja lapang di Thailand. Ketika itu, ia mengambil topik penelitian kitosan dari limbah kulit udang.
Kitosan merupakan senyawa biopolimer turunan yang bersifat organik. Senyawa turunan yang berasal dari tiga tahap, yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi kitin yang banyak terkandung di dalam hewan laut seperti udang dan kepiting.
“Kitosan merupakan biopolimer yang bersifat organik dan diduga mengandung aktivitas antibakteri yang bisa digunakan untuk inovasi ini,” ungkap mahasiswa THP angkatan 2017 tersebut.
Karena kitosan bersifat organik, senyawa tersebut tidak mengandung protein yang bisa menyebabkan alergi. “Jadi, aman untuk digunakan,” imbuhnya.
Karena pengerjaan konsep inovasi tersebut dilakukan secara daring, Arief mengakui inovasi itu masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk menelusuri efektivitas serta pengemasan yang tentu harus eco-friendly. “Dengan banyaknya inovasi yang dimiliki, semoga masalah sampah di dunia bisa teratasi karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.